Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi bukan satu-satunya indikator penting pada suatu negara. Menurut dia, ada indikator lain yang menggambarkan kesejahteraan dan harus mengalami perbaikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Pertumbuhan ekonomi yang baik diserta dengan penurunan pengangguran,” ujar dia dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Senin, 10 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Angka pengangguran di Indonesia saat ini, kata Sri Mulyani, sudah berada di level 5,45 persen. Angka tersebut turun cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2021 yang melonjak akibat pandemi Covid-19 di angka 6,26 persen.
“Artinya 700 ribu dari 8,7 juta ke 8 juta orang menganggur sudah menurun atau sudah mendaopatkan pekerjaan,” tutur Sri Mulyani.
Selain itu, bendahara negara melanjutkan, tingkat kemiskinan Indonesia juga sudah semakin membaik. Angkanya 9,57 persen atau kembali ke single digit, meski belum mencapai angka sebelum pandemi Covid-19 di level 9,22 persen.
“Namun arahnya sangat jelas yaitu penurunan yang ajek bersama dengan pemulihan ekonomi,” ucap Sri Mulyani. “Gini koefisien kita juga membaik lagi sesudah sempat mengalami pemburukan akibat pandemi pada tahun 2020 dan 2021.”
BPS sebelumnya mengumumkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia turun 0,38 persen pada Februari 2023 bila dibandingkan Februari 2022, yakni dari 5,83 persen menjadi 5,45 persen.
Per Februari 2023 tercatat jumlah pengangguran nasional sebanyak 7,99 juta orang atau turun 0,41 juta orang bila dibandingkan periode serupa tahun 2022 yang sebesar 8,4 juta orang.
"Pertumbuhan ekonomi turut memberikan dampak positif terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud di Jakarta, Jumat, 5 Mei 2023.
MOH KHORY ALFARIZI | ANTARA