Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Status Sehat Koperasi Melania Credit Union Dipertanyakan

Pada 2023 terjadi krisis likuiditas, anggota Koperasi Melania Credit Union kesulitan mencairkan tabungan.

15 April 2025 | 17.18 WIB

Anggota menyambangi kantor Koperasi Melania Credit Union di Jalan Batik Rengganis no 2, Bandung. Tetapi kantor koperasi tutup, Jumat, 11 April 2025. Tempo/Martha Warta Silaban
material-symbols:fullscreenPerbesar
Anggota menyambangi kantor Koperasi Melania Credit Union di Jalan Batik Rengganis no 2, Bandung. Tetapi kantor koperasi tutup, Jumat, 11 April 2025. Tempo/Martha Warta Silaban

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Koperasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan predikat "Cukup Sehat" kepada Koperasi Melania Credit Union pada Mei 2023. Surat itu ditandatangani Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berdasarkan dokumen yang diterima Tempo, Koperasi Melania Credit Union memperoleh skor 79,86 berdasarkan tahun buku 2022. "Pelaksanaan Kesehatan koperasi dilaksanakan menggunakan data dan laporan keuangan yang sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dan manajemen koperasi bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran data yang diberikan," demikian bunyi poin ketiga keputusan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih lanjut dalam hasil pemeriksaan koperasi simpan pinjam yang beralamat di Jalan Batik Rengganis no 2 Bandung itu, tertulis likuiditasnya sebesar 85 persen. 

Adapun mengacu pada Analisa Pearls sebagai alat monitoring atau sistem pemantauan tingkat Kesehatan Credit Union menunjukkan hasil likuiditas dari Melania Credit Union berdasarkan laporan tahun 2022 adalah 0,77 persen atau rendah. Setahun sebelumnya likuiditas tercatat 5,29 persen. Dan di 2020 (pandemi Covid-19) adalah 5,01 persen.

Menanggapi hal ini, mantan Kepala Dinas Koperasi Pemprov Jawa Barat Kusmana Hartadji yang kini menjabat sebagai Asisten Administrasi Umum mengatakan hasil itu sesuai dengan tim pengawas koperasi yang memeriksa berdasarkan dokumen yang ada. "Hasilnya seperti itu, dan sesuai dengan alinea terakhir jika dokumen yang disampaikan tidak sesuai, akan diperbaiki sebagaimana mestinya," kata dia melalui pesan WhatsApp, Selasa siang, 15 April 2025.

Ia kemudian merujuk Tempo untuk menghubungi bagian teknis pengawasan Koperasi, tapi hingga berita ini diturunkan belum ada balasan pesan.

Berdasarkan data kronologi yang diterima Tempo dari Tim Komite Krisis bahwa pada 2023 terjadi krisis likuiditas, anggota kesulitan mencairkan tabungan. Sebelum rapat anggota tahun atau RAT 2023, seluruh pengawas mengundurkan diri. Pada RAT 2023, pengurus mengumumkan kenaikan NPL (non performing loan/kredit macet) dari 4,85 persen ke sekitar 86 persen dalam waktu kurang dari 1 tahun. Laporan pertanggungjawaban pengurus ditolak dan seluruh pengurus mengundurkan diri. Beberapa anggota kemudian mengajukan diri sebagai pengurus dan pengawas baru.

Penolakan manajer untuk membuka data Non-Performing Loan (NPL) selama Rapat Anggota Tahunan (RAT) ternyata bukan karena kode etik, melainkan untuk menutupi besarnya NPL yang mencengangkan. NPL ini ditemukan oleh tim verifikasi dan pengurus yang dibentuk dalam RAT 2023.

Manajer tidak kooperatif dan meninggalkan hutang besar, baik kepada anggota maupun pihak ketiga. Meskipun pihak tertentu mendesak pengurus baru untuk segera membuat akta, tim verifikasi menekankan pentingnya menemukan akar masalah penyebab koperasi gagal bayar. Jika akta dibuat, pihak tersebut dapat lepas tanggung jawab atas utang yang ada.

Salah seorang anggota Koperasi Melania, Yustikno mengatakan telah mendeteksi terjadinya kolaps pada koperasi itu sejak 2022. Sebelum terjadi kolaps, proses pencairan dana di Melania Credit Union berjalan lancar. “Tahunya malah kayak begini kondisinya," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2025.

Terhadap dugaan kolaps itu, Yustikno yang menjadi pengurus dana umat Amal Penguburan Katolik (APK) Paroki St. Melania ini mengatakan sudah melakukan antisipasi berupa permohonan pencairan dana. Kala itu, kata dia, dana yang diberikan koperasi hanya Rp 5 juta.

Ia mengatakan para anggota koperasi diharuskan menandatangani permohonan pencairan dana di atas blanko kosong. Di kertas itu, para anggota meneken nominal permohonan pencairan dana kepada koperasi, tetapi uang mereka tidak pernah cair. 

Ia mengatakan ada kasak-kusuk dari anggota koperasi yang menduga blanko permohonan itu disalahgunakan oleh pengurus koperasi. “Ada temanku yang tahu-tahu tabungannya habis, aneh bin ajaib, mengerikan pokoknya,” kata dia.

Ia terakhir kali menyambangi kantor koperasi Melania pada Januari 2025. Tadinya, bendahara APK itu rutin mengunjungi koperasi itu setiap pekan. Namun, ia mengatakan, kantor Koperasi Melania sudah tutup sejak September 2024. “Kayaknya enggak mungkinlah kalau ada yang mengatakan masih bisa hidup atau buka, gak ada rasanya kehidupan,” ujar dia.

Ia berharap pengurus koperasi bisa memanfaatkan aset tersisa mereka untuk menebus dana anggota mereka. Aset itu, kata Yustikno, berasal dari kantor cabang koperasi yang tersebar di Bandung. Menurut dia, sejumlah bangunan kantor operasional koperasi bisa bernilai miliaran rupiah bila dijual. “Kami sih berharap masih ada aset-aset, itu kan bisa jadi duit.”

Ia sempat bertemu secara kebetulan dengan ketua koperasi di gereja. Ia bercerita, ketua koperasi itu meminta maaf kepadanya atas situasi gagal bayar yang dialami. Ketua koperasi juga mengatakan telah berupaya meminjam dana tetapi belum membuahkan hasil. “Tenang sajalah. Kalau dapat pasti kami prioritaskan untuk dana umat,” kata Yustikno menirukan ucapan Ketua Melania Credit Union. Kendati demikian, janji itu tidak kunjung ditepati.

Terpisah, Janto--bukan nama sebenarnya--mengatakan pernah bertemu dengan Manajer Koperasi, William Setiadi dan dua pengurus koperasi di Dinas KUKM Jawa Barat, pada 15 Juli 2024 lalu. "Saya bertanya kepada mereka, sejak kapan Koperasi Melania Credit Union punya masalah keuangan? Dan dijawab William sejak Februari 2022," kata Janto menirukan. Ia dan istrinya di tahun 2022 itu mendepositokan uang sekitar Rp 700 juta dipecah dalam beberapa sertifikat. Total tabungan dia dan istrinya sekitar Rp 1,3 miliar tertahan hingga kini di koperasi.

Tempo mencoba menghubungi pengurus dan manajer Koperasi Melania Credit Union. "Silakan ke pengurus saja ya. Mohon maaf," kata William membalas WhatsApp, Sabtu malam, 12 April 2025. Sedangkan Ketua Koperasi Melania Andreas Indrayadi, Wakil Ketua Djoko Susilo tak membalas telepon maupun pesan yang dikirimkan Tempo.

Koperasi Melania berdiri sejak 1991 dari sekelompok orang di lingkungan Gereja Santa Melania. Pada 2003, koperasi ini menjadi terbuka untuk masyarakat umum dengan mendapat pengesahan dari Wali Kota Bandung melalui Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Nomor 512/BH.12-DISKOP/2003 tanggal 13 Februari 2003. 

Catatan Tempokoperasi kredit itu mengalami gagal bayar simpanan anggota senilai Rp 210 miliar akibat kredit macet sebesar Rp 263 miliar atau 87 persen dari total aset. 

Alfitri Nefi dan Han Revanda berkontribusi dalam tulisan ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus