Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pharma Marketing Deputy Director PT Kalbe Farma, Selvinna, mengungkapkan kelengkapan portofolio produk jadi salah satu kunci peningkatan penjualan perusahaannya. Tercatat, pada semester pertama 2024 PT Kalbe Farma meraih laba Rp1,8 triliun atau meningkat 18,1 persen dari periode sama di tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pertama tentu portofolionya harus lengkap dan kedua penempatan produk ini harus mudah diakses,” kata Selvinna usai mengisi acara diskusi bersama awak media di Hotel Sari Pacific pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Soal kemudahan akses produk, menurut Selvinna kuncinya adalah memastikan ketersedian di banyak rumah sakit. Pasalnya tanpa ketersediaan di banyak rumah sakit maka produk, khususnya obat-obatan akan sulit digunakan.
Selvinna juga menekankan bahwa ketersediaan produk di rumah sakit menyangkut dengan pengalaman para dokter dan perawat tentang barang-barang tersebut. Menurutnya, tenaga medis harus sudah familiar dengan produk Kalbe Farma sehingga paham teknis penggunaannya.
Selain itu, jaringan distribusi juga jadi faktor penting dalam menunjang pemasaran. Ia menerangkan saat ini sebagian produknya sudah tersedia di jaringan minimarket seluruh Indonesia.
“Sekarang juga banyak produk medis yang untuk penggunaan sehari-hari. Karena kecelakaan itu kan banyak terjadi di rumah tangga ya,” kata dia.
Ia juga menerangkan saat ini Kalbe Farma telah menghadirkan sekitar 20 jenis produk perawatan luka modern. Produk perawatan luka modern ini fokus untuk mengatasi bakteri, eksudat atau cairan nanah yang sulit sembuh, dan menciptakan kelembapan pada luka.
Sebagian besar produk diimpor dari Smith&Nephew, perusahaan teknologi medis yang berpusat di Inggris. Ia mengungkapkan dalam setahun impor produk perawatan luka modern nilainya sekitar Rp10 miliar.
Menurutnya, Kalbe Farma jadi salah satu pionir importir produk pengobatan luka modern di Indonesia. Di mana saat ini sudah ada sekitar tiga hingga empat perusahaan yang mengimport produk serupa.
Sebagai informasi, pada semester pertama 2024 lalu PT Kalbe Farma mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 7,6 persen. Total pendapatan emiten berkode KLBF ini mencapai Rp16,3 triliun pada periode tersebut.