Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 40 warga Palestina tewas pada Selasa, 14 Januari 2025 malam dan Rabu, 15 Januari 2025 pagi dalam serangan Israel di seluruh Jalur Gaza. Genosida oleh Israel terus berlangsung kendati upaya mencapai gencatan senjata Gaza memasuki finalisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah diumumkannya perjanjian gencatan senjata Gaza yang dijadwalkan mulai berlaku pada Ahad, 19 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan dari sumber setempat, kantor berita resmi Palestina Wafa, sebagaimana dikutip dari Anadolu, menyebutkan bahwa 13 orang tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel yang menghantam rumah milik keluarga Shahin di wilayah selatan Kota Deir al-Balah, Jalur Gaza Tengah.
Duka mendalam terasa di antara para penyintas, yang kini menghadapi kehilangan dan ketidakpastian di tengah harapan akan gencatan senjata yang dijanjikan dalam waktu dekat. Serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Rabu malam meninggalkan jejak kehancuran yang mendalam. Banyak warga terluka, sementara beberapa lainnya masih hilang di bawah puing-puing bangunan yang hancur. Di tengah hiruk-pikuk upaya penyelamatan, seorang petugas pertahanan sipil menggambarkan pemandangan tragis tersebut.
"Tentara Israel menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal, yang menyebabkan sejumlah besar korban, sebagian besar wanita dan anak-anak. Kami masih menemukan mayat dari bawah puing-puing."
Seorang dokter di Rumah Sakit Arab Al-Ahli Gaza melaporkan masuknya korban yang sedang berlangsung.
"Terlepas dari pengumuman gencatan senjata, keluarga dan anak-anak terus tiba dengan luka-luka akibat serangan udara Israel. Kami telah merawat delapan anak yang terluka."
Tercatat tujuh warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam rumah keluarga Nassar di kamp pengungsi Nuseirat, sementara satu orang lainnya tewas dalam serangan yang sama di kamp tersebut, di Jalur Gaza Tengah.
Leih lanjut, sekitar lima warga Palestina lainnya harus kehilangan nyawa dalam dua serangan udara Israel yang menghantam dua rumah di kamp pengungsi Bureij.
Di Kota Gaza, saksi mata yang diwawancarai Anadolu menyatakan bahwa tujuh warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah sekolah yang menampung para pengungsi. Serangan lainnya menghantam rumah keluarga Sha'ath di daerah Naser, Kota Rafah, yang terletak di selatan Jalur Gaza, menewaskan satu wanita dan empat anak.
Selain itu, dua warga Palestina lainnya tewas dalam serangan drone yang menargetkan sekelompok orang di area Khirbet Al-Adas, Rafah.
Sejak dimulainya operasi militer Israel pada 7 Oktober 2023, lebih dari 46.700 orang Palestina tewas di Gaza, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi untuk segera mengimplementasikan gencatan senjata.
Kini, Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Sebelumnya, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan kepala pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada November tahun lalu, dengan tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Sita Planasari turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Respons Pemimpin Dunia Terhadap Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza