Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Takut Kena Razia Barang Impor, Toko Elektronik di Pasar Glodok Pilih Tutup Gerai

Sejumlah pemilik toko di Pasar Glodok memilih menutup gerai setelah ramai dilakukan razia barang-barang yang diduga diimpor secara ilegal.

25 Juli 2024 | 17.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit pemilik toko di kawasan Pasar Glodok, Jakarta Barat, memutuskan tak beroperasi pada hari ini. Toko-toko itu terpantau tutup tersebut setelah ramai dilakukan razia barang-barang yang diduga diimpor secara ilegal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tutup setelah ada razia barang-barang yang tidak SNI (Standar Nasional Indonesia)," kata seorang petugas keamanan yang enggan disebut namanya itu kepada Tempo di kawasan Ruko Glodok Plaza Blok F, Pasar Glodok, Mangga Besar, Jakarta Barat, Kamis, 23 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo juga menemui seorang karyawan di blok ini. Pria bercelana pendek dan mengenakan kaus hitam lengan pendek itu bercerita, sejumlah toko di kawasan ini tutup semenjak ada razia di sejumlah tempat.

Namun karyawan bernama Dindin itu juga menyebutkan sampai sekarang belum ada penyitaan barang jualan mereka."Tapi toko-toko ini tutup karena takut kena razia," katanya.

Pria berusia 35 tahun asal Bogor, Jawa Barat, itu adalah karyawan di sebuah toko yang menjual berbagai remote control. Toko itu berada di zona pertokoan yang menjual barang elektronik, seperti remote control itu juga dijual pengeras suara, maupun berbagai jenis lampu, maupun amplifier.

Tempo melihat suasana di kawasan pertokoan itu sangat tenang. "Saat Covid-19 juga pernah seperti ini," kata Dindin.

Pintu-pintu toko deretan kios remote control yang dijaga Dindin juga tampak tertutup rapat. Ada toko yang dinding berwarna kuning, putih, dan biru tampak terkunci dari luar. "Coba lihat toko sebelah, itu tutup karena takut juga. Tapi dia (penghuninya) di atas," ujar Dindin, sembari menunjuk dengan bibir pada sebuah toko berpintu biru di sisi kiri.

Di samping Dindin, ada sejumlah barang yang sudah dimasukkan ke dalam kardus. Barang-barang yang dibalut terisolasi cokelat itu tampak menumpuk di atas kereta pengangkut barang. "Itu barang yang dijual online," tuturnya.

Tempo melihat sekitar enam orang masih merapikan barang di dalam toko yang dijaga Dindin. Di depan pintu setengah terbuka itu, pria ini mengatakan di dalam toko ini ada sekitar 14 karyawan. Dindin mengatakan, toko-toko ini tutup karena kabar akan ada razia. ia memperkirakan jika razia terus dilakukan, bakal ada sekitar 1 juta karyawan yang akan putus kerja.

"Kalau di sini belum ada razia sih, cuman denger-denger doang," ucap dia.

Dindin menyebutkan para pedagang di Pasar Pagi yang terkena razia besar-besaran beberapa waktu lalu. Ia pun mengkritik razia yang didorong oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas itu.

"Tahu itu Pak Zulhas. Sudah didukung, malah kayak gitu. Kalau barangnya enggak dari Cina, mau dari mana? Utang aja dari Cina. Kalau enggak boleh, ya udah tutup aja Bea Cukai," tuturnya.

Sebelumnya, pemerintahan mengeluarkan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 932 Tahun 2024. Beleid itu mengatur adanya Satuan Tugas atau Satgas yang akan merazia barang impor ilegal yang tersimpan di gudang. Satgas itu bekerja selama enam bulan atau sejak 18 Juli-31 Desember 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus