Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia dibayangi masalah ekonomi global.
Pemerintah berfokus pada sejumlah sektor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Makan bergizi gratis akan mendorong efek berganda pada sejumlah sektor.
TAHUN ini, Indonesia berada pada fase penting dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan. Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2025-2029, yang menjadi langkah penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai target ini, ada sejumlah strategi komprehensif dalam menghadapi tantangan baik domestik maupun global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini ada sejumlah tantangan eksternal yang membayangi perekonomian nasional, dari tekanan geopolitik global, fluktuasi harga komoditas, hingga dampak ketegangan di sejumlah kawasan. Belum lagi dampak perubahan iklim, persoalan cuaca ekstrem, juga bencana seperti kebakaran besar di Los Angeles, Amerika Serikat, yang menjadi pengingat akan risiko lingkungan yang berpengaruh pada ekonomi global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Amerika Serikat, Donald Trump yang terpilih kembali menjadi presiden diperkirakan akan membawa kebijakan proteksionis. Ancaman penambahan tarif terhadap produk impor, terutama dari Cina, berisiko memicu babak baru perang dagang yang dapat mengganggu rantai pasokan global. Ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina akan kembali memperlambat pertumbuhan ekonomi global, menekan permintaan komoditas, dan menciptakan volatilitas pasar keuangan sekaligus mempengaruhi stabilitas perdagangan internasional.
Kondisi berbeda terjadi di Eropa. Jerman dan Prancis sebagai dua negara dengan ekonomi terbesar di kawasan itu menghadapi krisis politik. Ketegangan dalam koalisi pemerintahan Jerman memperlambat pengambilan keputusan kebijakan ekonomi. Sedangkan Prancis menghadapi ketidakstabilan politik setelah pemerintahnya gagal meloloskan anggaran. Negara itu juga tertekan oleh gelombang demonstrasi yang menambah ketidakpastian ekonomi. Persoalan lain Eropa adalah ketegangan Trans-Atlantik dengan Amerika Serikat akibat kebijakan proteksionis, yang bisa memperburuk situasi ini.
Selain itu, ada ketegangan yang melibatkan Israel, Palestina, Suriah, dan Iran. Konflik di Timur Tengah itu membuat pasar energi global bergejolak dan meningkatkan risiko gangguan di jalur strategis seperti Selat Hormuz dan Terusan Suez, yang menjadi kunci distribusi minyak dunia. Lonjakan harga minyak akibat konflik Timur Tengah bakal membuat anggaran subsidi energi membengkak sekaligus mengerek inflasi di Indonesia. Sebagai negara pengimpor energi, Indonesia juga menghadapi risiko melemahnya nilai tukar rupiah akibat volatilitas pasar keuangan global, yang antara lain dipicu konflik di kawasan ini.
Di tengah tantangan ekonomi global yang makin kompleks, ada optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada triwulan III 2024, tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 4,95 persen (year-on-year) atau 5,03 persen (quarter-to-quarter). Angka yang lebih tinggi jika dibanding negara seperti Thailand (3 persen) dan Korea Selatan (1,5 persen) ini mencerminkan ketahanan dan daya saing ekonomi kita. Pertumbuhan ekonomi yang kuat ini pun diiringi inflasi yang terkendali. Pada 2024, tingkat inflasi mencapai 1,57 persen, di bawah target 2,5 plus-minus 1 persen. Angka inflasi yang rendah menjadi cermin keberhasilan pemerintah dalam menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat.
Gairah juga terlihat di sektor riil. Indikatornya adalah purchasing managers' index manufaktur Indonesia yang berada di level ekspansif 51,2 persen pada Desember 2024. Angin segar di sektor manufaktur didorong oleh permintaan domestik yang kuat serta optimisme konsumen yang stabil. Hal ini tecermin dari indeks keyakinan konsumen yang terus berada di level optimis dan indeks penjualan riil yang terus tumbuh positif. Ihwal peluang meraih investasi, data IMD Global Competitiveness Index menunjukkan daya saing Indonesia naik dalam 10 tahun terakhir.
Satu hal yang tak boleh terlewatkan ketika membahas prospek ekonomi Indonesia adalah potensi kelas menengah. Jumlah warga kelas menengah saat ini mencapai 66,35 persen dari populasi dengan tingkat konsumsi lebih dari 80 persen total pengeluaran penduduk. Kelas menengah lebih banyak berbelanja barang nonmakanan seperti perumahan, kendaraan, dan hiburan. Hal ini menunjukkan peningkatan daya beli dan perubahan pola konsumsi yang mendukung diversifikasi ekonomi nasional. Karena itu, dalam tahap transformasi menuju Indonesia Emas 2045, kelas menengah diharapkan memiliki pendapatan yang tinggi.
Pemerintah telah menjalankan sejumlah program strategis, yang tercakup dalam Asta Cita, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Fokus utamanya adalah ketahanan pangan dan energi, yang menjadi landasan penting di tengah ancaman volatilitas harga komoditas. Penghiliran sumber daya alam juga terus digenjot untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, dan membuka lapangan kerja baru. Pemerintah juga mengupayakan pemerataan ekonomi, penguatan usaha mikro-kecil-menengah (UMKM), pengembangan ekonomi kreatif, serta peningkatan akses masyarakat terhadap makanan bergizi melalui program makan bergizi gratis.
Makan bergizi gratis adalah langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain memastikan pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak dan kelompok rentan, program ini memberdayakan petani, peternak, dan UMKM sebagai pemasok bahan makanan. Makan bergizi gratis tidak hanya mengatasi masalah gizi, tapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, menjadikannya investasi penting untuk menciptakan generasi Indonesia yang unggul.
Bantuan lain pemerintah adalah penyediaan jaminan kehilangan pekerjaan dan jaminan kecelakaan kerja. Ini adalah langkah konkret dalam menjaga kesejahteraan pekerja di tengah dinamika ekonomi yang sulit. Di sisi lain, pemerintah juga tengah mengembangkan skema pembiayaan industri padat karya yang dirancang untuk memastikan sektor ini tetap kompetitif sekaligus mendukung penciptaan lapangan kerja yang signifikan.
Akhir tahun lalu, pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi untuk berbagai lapisan masyarakat, dari kelompok berpendapatan rendah hingga sektor industri. Bentuknya antara lain bantuan ketahanan pangan masyarakat dan diskon tarif listrik untuk meringankan beban pengeluaran rumah tangga. Di sektor properti dan otomotif, ada insentif berupa diskon pajak pertambahan nilai atau PPN ditanggung pemerintah (DTP) untuk mendorong permintaan domestik. Ada pula perpanjangan kebijakan pajak penghasilan (PPh) final bagi UMKM dan PPh Pasal 21 DTP industri padat karya yang memberikan ruang bagi pengusaha untuk tetap tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi.
Dalam jangka panjang, penghiliran menjadi langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen. Program ini juga terbukti berbuah manis bagi perekonomian Indonesia. Penghiliran nikel pada 2023, misalnya, menghasilkan ekspor produk olahan nikel senilai US$ 33,52 miliar atau sekitar Rp 520 triliun, meningkat 745 persen dibanding pada 2017 yang hanya US$ 4 miliar.
Indonesia berpotensi besar mendorong penghiliran di berbagai sektor. Untuk mendukung program ini, pemerintah telah membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) strategis di berbagai daerah. Di Gresik, Jawa Timur, misalnya, ada KEK yang berperan dalam penghiliran tembaga. Contoh lain adalah KEK Kendal di Jawa Tengah yang berfokus pada industri baterai kendaraan listrik. KEK diharapkan mampu menjadi penggerak utama ekonomi daerah, membuka lapangan kerja, meningkatkan daya saing nasional, serta menurunkan incremental capital-output ratio secara bertahap demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sejalan dengan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor strategis, penghiliran industri emas dilakukan seiring dengan penguatan pendalaman pasar keuangan. Saat ini pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan menyiapkan kegiatan usaha bank emas atau bullion bank seperti yang diamanatkan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan. Studi menunjukkan usaha bullion berpotensi meningkatkan produk domestik bruto Indonesia hingga Rp 164,8 triliun pada 2045, mendorong investasi hingga Rp111,6 triliun, dan meningkatkan konsumsi domestik Rp 261 triliun.
Karena itu, tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan ketangguhan dan fleksibilitas ekonomi dalam menghadapi tantangan global. Melalui kombinasi kebijakan jangka pendek dan program strategis jangka panjang, pemerintah optimistis dapat memperkuat daya tahan ekonomi domestik dan menjaga momentum pertumbuhan di tengah ketidakpastian global. Kombinasi berbagai kebijakan strategis, seperti makan bergizi gratis, penghiliran, dukungan bagi UMKM, dan kebijakan fiskal yang adaptif, menjadi kunci menjaga daya saing dan stabilitas ekonomi domestik. ●
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo