Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian atau Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri pengalengan ikan termasuk sektor yang berorientasi ekspor. Dia juga menyebut industri ini menjadi pahlawan devisa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ekspor pengalengan ikan berhasil meningkatkan devisa yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Agus Gumiwang pada pelepasan ekspor ikan sarden dan tuna kaleng di Banyuwangi, Jawa Timur, dikutip dari keterangan resminya pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menuturkan, Indonesia termasuk ke dalam 10 negara terbesar eksportir produk ikan kaleng di dunia. Pihaknya mencatat, ada 70 industri pengalengan ikan skala besar dengan total produksi sebesar 308 ribu ton pada 2022.
“Industri pengalengan ikan juga merupakan sektor padat karya yang telah menyerap tenaga kerja hingga 29.500 orang,” beber Agus.
Pada kesempatan itu, Agus mengapresiasi ekspor ikan sarden dan tuna kaleng yang dilakukan CV Pasific Harvest. Ekspor ini dilakukan ke Jerman, Libia, dan negara-negara Afrika lainnya.
Menurut Agus, pengiriman produk ikan kaleng dari Indonesia ke negara-negara itu menunjukkan produk industri nasional mampu bersaing, serta bisa memenuhi persyaratan mutu yang ketat di Eropa dan negara-negara lain.
“Karena untuk bisa tembus ke Jerman saja itu tidak mudah, mereka punya standar yang sangat tinggi. Apalagi, standar di sektor makanan,” ucap Agus.
Sebagai informasi, Pasific Harvest memproduksi ikan sarden dan tuna dengan kapasitas produksi sebanyak 24 ribu ton per tahun, dengan persentase ekspornya sebesar 65-80 persen.
Hal ini juga diapresiasi Agus lantaran utilisasi perusahaan mencapai lebih dari 60 persen. Menurut Agus, ini masih bisa ditingkatkan lagi.
“Saya menargetkan Indonesia bisa masuk lima negara terbesar di dunia untuk eksportir pengalengan ikan,” ujar dia.
Lebih jauh, Agus Gumiwang menyebut pemerintah mendukung peningkatan ekspor industri pengalengan ikan dengan berbagai kebijakan strategis, baik dari sisi suplai maupun permintaan. Misalnya, jaminan ketersediaan bahan baku, peningkatan daya saing dan produktivitas industri, perluasan akses pasar, serta pengurangan hambatan perdagangan.
“Saya yakin, apabila ada bantuan atau fasilitasi dari pemerintah, kinerja ekspor dari perusahaan pengalengan ikan akan bisa meningkat dua kali lipat,” ucap Agus.
Pilihan Editor: Terpopuler: Nama Erick Thohir Mencuat sebagai Cawapres Prabowo, Imbas Argo Semeru Anjlok 3.851 Tiket Kereta Dibatalkan