DI mana tempat memarkir uang yang menguntungkan? Banyak pilihan. Bank-bank "papan barah" biasa mengiklankan bunga deposito yang lumayan tingginya. Belakangan ini, melalui iklan mini di berbagai surat kabar, juga ada perusahaan ang bersedia menampung dana masyarakat dengan menjanjikan bunga yang bukan main tingginya: 3,5% per bulan. Tapi soal aman dan tidaknya, itu perkara lain. Bukankah ada "pepatah": makin besar keuntungan semakin tinggi risikonya? Dalam hal itu, tentunya, yang berlaku bukan lagi di mana menyimpan uang lebih. Tapi sudah menjadi: di mana sebaiknya uang diinvestasikan. PD Meridian Indonesia, melalui iklan yang mencolok di surat kabar, mengundang pemodal untuk menginvestasikan dana di perusahaannya yang bukan bank dan bukan pula lembaga keuangan. Dijanjikan kepastian memperoleh keuntungan tetap 3,5% per bulan, bonus 2,5% per tahun, dan hadiah langsung berupa barang-barang elektronik, bagi siapa saja yang berminat - dan percaya - menanamkan modalnya minimal Rp 1.000.000,00. Mana ada bank atau lembaga keuangan nonbank lain yang berani menjanjikan bunga deposito setinggi itu: 42% per tahun? Itulah sebabnya Meridian, yang sudah beroperasi sejak 1980 dengan "program ekonomi baru, pertama di Indonesia" itu, kini mampu memikat 2.000-an nasabah. Bahkan cara baru Bank Perkembangan Asia (BPA) menangguk dana masyarakat yang sudah boleh dikatakan menarik, pun tak sejauh itu. BPA, baru-baru ini, memperkenalkan sistem saving accoMnt atau rekening tabungan. "Ini merupakan ide orisinil BPA," kata Direktur Utama BPA, Priasmoro Prawiroardjo, kepada TEMPO. Dari segi bunga, 15% setahun, sebenarnya kurang lebih sama dengan bunga deposito pada umumnya. Kelebihannya, deposan bisa menarik dananya kembali empat kali dalam sebulan, dengan perhitungan bunga tetap 15% per tahun. Dalam sistem deposito biasa, deposan hanya boleh menarik dananya - dengan bunga penuh -- pada saat jatuh tempo. Dibanding Tabanas, yang bunganya 12% per tahun (untuk simpanan di atas Rp 1.000.000,00) dan hanya boleh ditarik dua kali sebulan, rekening tabungan BPA jelas lebih menarik. Memang, dari segi penarikan, masih kalah dengan sistem rekening koran biasa yang membolehkan nasabah menarik dananya kapan saja perlu. Tapi bunga di rekening koran BPA hanya 7,2%. Sistem rekening tabungan itu ternyata tak hanya dimanfaatkan perorangan. Tak kurang 10 perusahaan membuka rekening tabungan induk untuk membayar gaji. Karyawan dapat mengambil gajinya, paling banyak empat kali sebulan plus bunganya, melalui rekening tabungan perorangan. Bank Susila Bakti (BSB) juga membuka sistem rekening tabungan Bunganya memang lebih rendah, sama dengan Tabanas, 12%, tapi memberi kelonggaran lebih banyak: nasabah boleh menarik dananya enam kali sebulan. Dengan cara itu saja BSB, menurut direktur utamanya, M.S. Ralie Siregar, dalam semester pertama tahun lalu bisa menghimpun dana masyarakat sekitar Rp 6 milyar. Tak pelak lagi, bila kedua bank swasta nasional itu bisa menumbuhkan rasa percaya masyarakat, banyak penabung akan memindahkan uangnya dari Tabanas ke rekening tabungan. Namun, terlintas pertanyaan: bagaimana dan berapa mereka menjual kembali dana mahal itu kepada masyarakat? Baik BPA maupun BSB, ternyata, menyatakan bahwa mereka dapat memberi kredit dengan bunga lebih miring, 24% per tahun - lebih murah 2-3% dibanding dana yang berasal dari deposito. Memang masih di atas bunga kredit bank pemerintah, tentu, tapi mereka menawarkan proses yang cepat dan lebih sederhana. Meridian Indonesia bahkan berani menawarkan sistem dan proses kredit yang unik pasti lebih menarik bagi perorangan atau perusahaan kelas menengah ke bawah. Orang Meridian, Rolly Djan Suyud, menerangkan sistem simpan-pinjam yang paling sederhana. Misalnya, seorang nasabah yang menitipkan uangnya kepada Meridian, Rp 15.000.000,00, akan mendapatkan dividen Rp 525.000,00 per bulan. Perusahaan akan membantu nasabah memperoleh kredit suatu barang, katakanlah mobil, dengan uang muka 20% dan angsuran maksimal Rp 517.000,00 per bulan dalam jangka waktu tiga tahun. Nah, tiga tahun kemudian, nasabah boleh kembali ke Meridian dengan mobil yang sudah lunas cicilanny untuk mengambil kembali uangnya yang sudah beranak menjadi Rp 15.288.000,00. Cara dan perhitungan yang sama bisa diterapkan untuk memperoleh segala macam barang, mulai dari mobil itu tadi, sampai mesin jahit, lemari es, sampai alat setrika listrik. Pinjam dalam bentuk uang juga boleh. Aturan mainnya, misalnya, pinjam Rp 1.000.000,00 diangsur Rp 371.000 per bulan selama tiga bulan. Bisa juga dicicil selama enam bulan dengan angsuran Rp 204.250,00. Proses kredit yang sangat sederhana dan cepat tentu harus dibayar dengan bunga yang tinggi, 'kan? Suharjo Hs., Ahmed K.S., Ahmadie Thaha, Bachtiar Abdullah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini