Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Dalam kurun waktu sebulan, harga Terra Luna ambles hampir 100 persen.
Runtuhnya Terra Luna menunjukkan tingginya risiko berinvestasi di aset kripto.
Investor disarankan menunggu dan mengalihkan investasi dari aset kripto ke aset lainnya.
JAKARTA — Harga Terra Luna masih terus berfluktuasi setelah pada pekan lalu aset kripto ini anjlok hampir 100 persen. Melansir Crypto.com, aset digital ini bernilai US$ 0,0002156 per koin pada kemarin malam. Harga ini melonjak lebih dari 277 persen, dilihat pada pergerakan selama tujuh hari. Namun, dalam kurun waktu sebulan, harga koin ini ambles hampir 100 persen.
Longsornya harga Terra Luna menggegerkan pasar aset kripto dunia. Pasalnya, Luna sempat menduduki daftar 10 aset kripto teratas dalam hal kapitalisasi pasar. Koin ini pun sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 119,55 per koin pada April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah riuh-rendah perbincangan mengenai anjloknya harga koin Luna, tak sedikit orang yang masih membeli aset tersebut dengan harapan menangguk keuntungan ketika harga naik kembali. Seperti Ema Fitriyani, pegawai swasta yang mengaku iseng membeli koin saat harga Luna ambles. “Aku iseng-iseng beli saja pas malam (harga Luna) ambles 99 persen. Rugi sih karena sekarang harganya Rp 1 dan enggak bisa ditransaksikan lagi,” tuturnya kepada Tempo, beberapa waktu lalu.
Ema pun harus bersiap kecewa dan mengubur harapannya menangguk untung. Pasalnya, masa depan koin Luna diramal masih suram dalam beberapa waktu ke depan. Praktisi perdagangan kripto, Desmond Wira, mengatakan harga aset digital itu bisa kembali apabila triliunan pasokan koin bisa dibakar. "Dengan berlebihannya jumlah koin Luna, masa depan koin tersebut suram. Dari koin dengan kapitalisasi pasar nomor 5 terbesar di dunia menjadi sekadar shitcoin," ujar Desmond kepada Tempo, kemarin.
Desmond menjelaskan pangkal mula malapetaka bagi investor Luna tersebut. Ia mengatakan hal ini berawal dari jaringan Terra yang berhenti bekerja sebagaimana mestinya. Selama ini Luna berperan menstabilkan harga stablecoin Terra atau UST agar tetap bernilai US$ 1. Pada 13 Mei lalu, kata Desmond, UST kehilangan patokannya terhadap dolar AS dan nilainya mulai turun.
Hal tersebut kemudian menyebabkan algoritma mengeluarkan lebih banyak koin Luna untuk memperbaiki nilai UST. Namun koin yang dihasilkan menjadi berlebihan dan menyebabkan masalah. Total pasokan Luna berubah dari sekitar 725 juta token pada 5 Mei menjadi sekitar 7 triliun token pada 13 Mei. "Tiba-tiba ada triliunan lebih banyak token Luna dibanding yang ada sebelumnya. Padahal, menurut hukum pasokan dan permintaan, semakin banyak pasokan, semakin turun nilainya. Jadi, Luna kehilangan 99,9 persen nilainya," ujar Desmond.
Ilustrasi kripto Terra Luna. Shutterstock
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menilai runtuhnya koin Luna menunjukkan tingginya risiko berinvestasi di aset kripto, termasuk pada aset yang diklaim stablecoin. Ia pun memperkirakan kejadian koin Luna bukan yang terakhir di dunia kripto. Desmond memprediksi, ke depan, ada peluang koin lain juga jatuh. "Karakter kripto memang demikian: sangat berisiko, rentan manipulasi, dan penuh kejutan," tuturnya.
Pedagang Tokocrypto, Afid Sugiono, memperkirakan drama stablecoin UST dan koin Luna akan memperlambat antusiasme investor dalam jangka pendek. Namun peristiwa tersebut diprediksi tidak akan menimbulkan risiko besar bagi ekosistem kripto dalam jangka panjang. "Dalam jangka panjang, permintaan kripto, terutama stablecoin, sebagai instrumen investasi dan lindung nilai terhadap inflasi fiat, akan terus tumbuh,” kata Afid.
Walau masih diterpa sentimen negatif UST, stablecoin diramal masih menjadi portofolio yang tergolong aman saat kondisi pasar lesu. Namun ia menyarankan agar investor melakukan riset sebelum membeli stablecoin. Musababnya, ada banyak jenis stablecoin dengan dukungan aset yang berbeda. "Ada yang didukung uang fiat (mata uang resmi), aset kripto, dan komoditas seperti emas. Semuanya ada keuntungan dan kekurangan."
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyarankan agar investor menunggu untuk sementara waktu dan mengalihkan investasinya dari aset kripto ke aset lainnya, seperti dolar AS. Dia memprediksi, dalam empat bulan ke depan, aset kripto masih melemah karena tekanan berbagai sentimen negatif di pasar keuangan.
Ia melihat konflik geopolitik Rusia-Ukraina telah menyebabkan angka inflasi tinggi di berbagai negara, termasuk di Amerika Serikat. Kondisi ini membuat bank sentral AS, The Federal Reserve, berencana mengerek suku bunganya enam kali pada tahun ini. Kebijakan tersebut diperkirakan dapat membuat imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun meningkat tajam. Dampaknya, indeks dolar AS pun menguat dan bisa mencapai level tertinggi.
Di sisi lain, berbagai negara mulai memberlakukan pajak pada transaksi kripto. "Sehingga banyak spekulan yang menilai harga kripto kurang menguntungkan dan banyak yang mengambil untung. Ada kemungkinan tidak hanya terjadi di Luna. Token lainnya juga akan berjatuhan," ujar dia.
Melihat perkembangan pasar kripto belakangan ini, Kepala Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Rizal Halim, menilai pembentukan bursa kripto Indonesia perlu disegerakan. "Dengan demikian, pengaturannya bisa melindungi para investor," ujar dia.
Menanggapi desakan tersebut, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Senjaya, menuturkan pemerintah masih memastikan lagi kesiapan sistem di bursa yang terintegrasi paralel dengan kesiapan infrastruktur pendukung lainnya, seperti kliring dan kustodi. Ia mengatakan, sebelum adanya bursa pun, transaksi kripto di Tanah Air sejatinya telah terjamin regulasi.
"Laporan transaksi, laporan keuangan, daftar pelanggan, wallet, semua terlapor ke Bappebti dan sudah join audit dengan PPATK untuk transparansi," kata Tirta. Ia mengatakan kehadiran bursa akan mempermudah pelaporan transaksi harian dari semua exchanger.
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, mengatakan hadirnya bursa bisa menjadi alat untuk menahan laju harga yang terlalu tajam, baik penurunan maupun peningkatan. Pasalnya, pergerakan aset kripto sangat fluktuatif dan drastis. Di samping menjanjikan keuntungan besar, risikonya besar. "Bursa bisa mengatur seperti adanya auto rejection yang melindungi investor," ujarnya.
CAESAR AKBAR | RIANI SANUSI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo