Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Syarat menjadi sopir kereta api atau masinis kereta api memang tidak mudah. Tetapi banyak anak muda sekarang yang menginginkan profesi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masinis merupakan profesi yang memiliki peran sangat penting dalam sebuah perjalanan kereta api. Seorang masinis tidak hanya sekadar mengemudikan kereta api. Tapi merekalah sosok yang sangat penting dalam menjaga kelancaran dan keselamatan operasional perkeretaapian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mereka bertanggung jawab untuk mengoperasikan kereta dengan penuh keahlian, menjaga jadwal perjalanan, dan memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan aman bagi pelanggan,” kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi atau Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro, Selasa, 1 Oktober 2024.
Proses Menjadi Masinis
Memang, menjadi seorang masinis ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena harus melewati proses yang panjang. Nah, begini perjalanan jika ingin menjadi masinis.
Pertama, proses menjadi masinis dimulai dengan mengikuti serangkaian seleksi rekrutmen yang diadakan oleh KAI dan bersaing dengan puluhan ribu pelamar dalam proses seleksi yang cukup ketat dan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
Bagi masyarakat yang ingin berkarier di bidang operasional perjalanan kereta api seperti masinis ini harus memiliki kondisi kesehatan yang prima. Standar penilaian dalam tahap psikotesnya pun berbeda dengan rekrutmen jabatan lainnya.
"Kondisi kesehatan dan mental pekerja dapat memberikan pengaruh besar dalam pencapaian produktivitas kerja. Masinis juga harus teliti, sigap, tidak mudah stres, serta percaya diri sehingga keselamatan dan keamanan dalam mengoperasikan kereta api dapat terjamin," kata dia.
Pendidikan Masinis
Yang kedua, setelah lolos dari seleksi rekrutmen dan sudah menjadi calon pekerja tidak serta merta langsung bisa menjadi masinis. Calon pekerja harus menempuh pendidikan dengan total waktu sekitar 8 bulan.
"Pada masa pendidikan, calon pekerja akan dipersiapkan baik ilmu maupun fisik agar kedepannya dapat menjalankan tanggung jawab sebagai masinis dengan terampil dan sesuai aturan," ujar Krisbiyantoro.
Pendidikan seusai lolos rekrutmen yang harus ditempuh di antaranya adalah Pembentukan Pribadi Efektif (PPE) selama 2 minggu, kemudian juga pendidikan dan latihan (diklat) Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Pratama selama 2,5 bulan, praktik di Dipo 1 bulan, praktik langsir 2 bulan, dan praktik Dinas kereta api 1 bulan.
“Seluruh Diklat yang dijalankan terdapat tes akhir yang mewajibkan peserta lulus dan memiliki sertifikat kelulusan,” kata Krisbiyantoro.
Tahapan Sebelum jadi Masinis
Setelah melalui serangkaian Diklat yang panjang dan lulus, maka pekerja tersebut akan melangkah ke tingkat-tingkat selanjutnya. Di antaranya Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Pratama. Untuk menjadi ASP Tingkat Pratama ini akan ada tes lagi hingga ia mendapatkan tanda kelulusan. ASP Tingkat Pratama ditugaskan sebagai Asisten Masinis yang membantu tugas Masinis dalam dinas kereta api serta sebagai masinis yang ditugaskan untuk langsiran dengan pendampingan.
“ASP Tingkat Pratama harus menjalani 2.000 jam perjalanan kereta api hingga ia bisa melanjutkan ke tahapan berikutnya,” kata dia
Lalu ada Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Muda. Setelah menjalani tahapan di ASP Tingkat Pratama, masinis akan melalui serangkaian tes dan diklat lagi. Setelah lulus baru ia akan menjalani 8.000 jam perjalanan kereta api sebagai pimpinan perjalanan yang mengoperasikan kereta api secara reguler maupun langsiran.
Kemudian ada Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Madya. Setelah menjalani tahapan di ASP Tingkat Muda, masinis akan menjalani tes dan diklat lagi untuk ke tahap berikutnya. ASP Tingkat Madya bisa membutuhkan waktu 1 tahun 11 bulan atau lebih menyesuaikan pelaksanaan diklat ASP Muda dan pelaksanaan sertifikasi. ASP Tingkat Madya sama persis tugasnya dengan masinis muda namun bisa ditugaskan sebagai penyelia atau instruktur.
Krisbiyantoro menambahkan untuk lokasi pendidikan bagi calon Masinis akan ditempatkan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BP-TP) “Sofyan Hadi” Bekasi untuk sarana berpenggerak listrik dan Balai Pelatihan Teknik Traksi (BP-TT) “Darman Prasetyo” Yogyakarta untuk nonlistrik.
Kesetaraan Gender
Pendidikan dan pelatihan yang ditempuh juga tidak serta merta semudah yang dibayangkan. Seorang calon Masinis harus lulus dan memiliki tanda lulus pendidikan dan pelatihan Awak Sarana Perkeretaapian sesuai dengan sistem pengoperasiannya. Tidak hanya itu, calon Masinis juga harus lulus uji kecakapan sebagai awak sarana perkeretaapian sesuai dengan sistem pengoperasiannya.
"Ketatnya persyaratan untuk menjadi masinis tidak serta merta membuat profesi satu ini hanya diisi oleh laki-laki saja. KAI juga membuka kesempatan bagi para srikandi Indonesia untuk menjadi Masinis. Hal ini tentu merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesetaraan gender dalam dunia kerja," kata Krisbiyantoro.