Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Transformasi Energi, Ini Tugas Erick Thohir untuk PLN hingga Pertamina

Erick Thohir sudah menugaskan sejumlah BUMN seperti PLN, Pertamina, MindID, dan Bukit Asam untuk berinvestasi demi energi di masa depan.

22 Oktober 2020 | 12.15 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama mendengarkan penjelasan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat meninjau ke kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu, 21 Desember 2019. ANTARA
Perbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama mendengarkan penjelasan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat meninjau ke kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu, 21 Desember 2019. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan pemerintah terus melakukan transformasi di bidang ketahanan energi. Bentuk transformasi itu antara lain dengan mengembangkan EV battery, juga mengembangkan sinergitas refinery dan petrokimia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Serta implementasi yang jelas dan terpadu untuk peralihan dari sumber daya fosil ke energi terbarukan sesuai potensi cadangan yang kita miliki dan kebutuhan energi ke depan," ujar Erick dalam dalam acara Tempo Energy Day 2020, Kamis, 22 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Erick mengatakan kementeriannya juga telah menugaskan perusahaan-perusahaan pelat merah di dalam klaster energi dan minerba seperti PLN, Pertamina, MindID, dan Bukit Asam untuk terus berinvestasi demi energi di masa depan.

Ia mengklaim transformasi telah terjadi. Misalnya saja, implementasi program Biodiesel 30 atau B30 sudah berjalan. Percepatan program gasifikasi batu bara untuk menjadi metanol dan DME juga sudah dilakukan.

"Sehingga bisa mengurangi impor elpiji yang sudah mencapai sekitar 6 juta metrik," tutur Erick. Selain itu, ada pula percepatan program pembangunan listrik tenaga surya antara PLN dengan Masdar Uni Emirat Arab berkapasitas 145 MW alias yang terbesar di Asia Tenggara.

Erick mengatakan ketahanan di bidang energi merupakan salah satu dari tiga pilar utama, selain ketahanan pangan dan kesehatan yang ingin diwujudkan kementeriannya.

Target itu, ujar dia, perlu diwujudkan untuk mendukung tercapainya sasaran Indonesia emas pada 2045 dengan memperhatikan faktor-faktor ketersediaan aksebilitas, keterjangkauan, keberlanjutan dan terutama memastikan daya saing untuk RI.

"Jangan sampai kita membuat kebijakan yang memperlemah daya saing dan sebaliknya jangan kita buat kebijakan yang menghambat transformasi energi nasional," ujar Erick.

Karena itu, dia berujar pemerintah saat ini sedang memetakan potensi-potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia. Ia memprioritaskan potensi energi terbarukan mulai dari kepulauan-kepulauan.

Sebab, ia melihat saat ini daerah-daerah memiliki kapasitas energi berlebih akibat Covid-19. "Kita harapkan Indonesia yang memiliki kekayaan SDA dan energi yang berlimpah ini mampu memanfaatkan pemberian dari Allah SWT bagi kesejahteraan seluruh rakyat demi mewujudkan Indonesia emas 2045," kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus