Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky mengungkap laporan kejahatan siber dan prediksi ancaman finansial 2024. Menurut para ahli di Kaspersky, lembaga dan organisasi keuangan harus memperkuat pertahanan pada tahun 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Musababnya, ancaman yang didorong AI berpotensi meningkat dan berkembangnya otomatisasi menjadi tren.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dalam lanskap keamanan siber finansial yang terus berkembang pada 2024, kami mengantisipasi terjadinya lonjakan ancaman, peningkatan otomatisasi, dan kegigihan para pelaku kejahatan siber,” ujar peneliti keamanan utama Global Research & Analysis Team (GReAT) dari Kaspersky Marc Rivero, lewat keterangan tertulis dikutip Ahad, 26 November 2023.
Laporan ini juga mencakup tinjauan komprehensif terhadap keakuratan prediksi tahun lalu. Di mana Kaspersky menekankan tren seperti peningkatan ancaman Web3—istilah umum untuk teknologi, seperti blockchain dan kontrol data di internet—dan peningkatan permintaan untuk pemuat malware (malware loader).
Tahun lalu, para ahli Kaspersky secara akurat memperkirakan peningkatan ancaman Web3, peningkatan permintaan pemuat malware, dan pergeseran motif kelompok ransomware ke arah aktivitas yang merusak. Khususnya, pandangan ke depan mengenai kerangka kerja "Red Team" dan peralihan pembayaran Bitcoin yang masih belum terjadi seutuhnya.
Penjahat siber akan memanfaatkan popularitas sistem pembayaran langsung
Pada 2024 mendatang, para ahli Kaspersky memperkirakan para penjahat siber akan memanfaatkan popularitas sistem pembayaran langsung, yang mengakibatkan munculnya malware clipboard dan peningkatan eksploitasi Trojan mobile banking. Misalnya kelompok penjahat siber Grandoreiro telah berekspansi ke luar negeri, menargetkan lebih dari 900 bank di 40 negara.
“Untuk tetap menjadi yang terdepan, lembaga dan organisasi keuangan harus secara proaktif menyesuaikan strategi keamanan siber,” ucap Marc Rivero. “Memperkuat pertahanan untuk melindungi aset dan data sensitif mereka.”
Tren mengkhawatirkan lainnya pada 2024 adalah meningkatnya paket backdoor open source—software yang bisa digunakan untuk masuk ke dalam sistem, aplikasi atau jaringan tanpa harus melalui proses autentikasi. Penjahat siber akan mengeksploitasi kerentanan dalam perangkat lunak sumber terbuka yang banyak digunakan. Sehingga membahayakan keamanan dan berpotensi menyebabkan pelanggaran data dan kerugian finansial.
Selain itu, para ahli memperkirakan kelompok afiliasi dalam ekosistem penjahat siber akan menunjukkan struktur yang lebih fleksibel di tahun mendatang. Dengan anggota yang sering berpindah atau bekerja untuk beberapa kelompok secara bersamaan. Kemampuan beradaptasi ini akan mempersulit penegakan hukum untuk melacak mereka dan memerangi kejahatan dunia maya secara efektif.
“Kunci keberhasilannya terletak pada membina kolaborasi antara sektor publik dan swasta, membentuk garda depan persatuan untuk melawan risiko ancaman yang berkembang,” tutur Marc Rivero. “Sehingga dapat membentuk medan keamanan siber yang kokoh bagi sektor keuangan di tahun mendatang.”