Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkap masalah yang berkaitan dengan utilisasi dari infrastruktur logistik di Indonesia. Salah satunya pemanfaatan pelabuhan untuk kawasan Indonesia Timur rata-rata masih di bawah 50 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Utilisasi infrastruktur logistik kita terutama pelabuhan ini memang masih terjadi ketimpangan antar daerah di Indonesia. Khususnya Indonesia Timur tadi,” ujar dia dalam acara diskusi bertajuk Peningkatan Kinerja Logistik Melalui Utilisasi Layanan National Logistic Ecosystem di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Selasa, 10 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain faktor ketimpangan muatan, kata Susiwijono, hal itu juga disebabkan karena sarana fasilitas pelabuhan yang memang belum merata. Sehingga perbaikan infrastruktur pelabuhan ini perlu didorong, serta harus seimbang dengan optimalisasi dari permintaannya yaitu lalu lintas volume (traffic volume).
“Selain itu, perlu juga berbagai kebijakan, misalnya memberikan subisidi bagi pelabuhan-pelabuhan yang memang minim traffic,” ucap Susiwijono.
Masalah lainnya, adalah inbalance cargo (kargo yang tidak seimbang), di mana untuk wilayah timur dan barat masih ada keseimbangan. Sehingga perlu didorong berbagai inisiatif untuk meningkatkan logistik terutama yang berbasis komoditas untuk menciptakan berbagai sentra industri dan pertumbuhan ekonomi baru unggulan di Indonesia.
Kemenko Perekonomian, Susiwijono berujar, juga mendorong penggunaan transportasi multimoda dan pengembangan berbagai kawasan khususnya kawasan logistik yang terintegrasi sebagai hub and spoke—pola jaringan yang memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan pengumpul. “Untuk meningkatkan kinerja logistik dan mendorong efisiensi biaya logistik,” tutur dia.
Selain itu, dia juga meminta kepada pelaku usaha logistik, asosiasi, termasuk pakar dan akademisi bersama pemerintah agar bersinergi untuk membangun sistem logistik nasional. Karena, kata Susiwijono, di tengah kondisi yang tidak pasti ini, terutama dengan masih adanya perlambatan ekonomi global sinergitas antar lembaga menjadi penting.
“Untuk menjaga relisiensi ekonomi kita dan juga memastikan berbagai target pertumbuhan ekonomi, serta pembangunan bisa kita capai bersama. Karena itu perlu kolaborasi terutama di sektor logistik untuk mewujudkan tercapainya visi Indonesia emas 2045,” kata Susiwijono.