Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI Royke Tumilaar menceritakan awal mula tercetusnya Terbang Hemat Bersama Kartu BNI. Program tersebut adalah hasil kerja sama dengan maskapai PT Garuda Indonesia dan Lion Air Group.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini idenya terus terang karena ide dari Pak Budi (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi), sehingga cepat sekali reponsnya, Pak Rusdi (Founder Lion Air Group Rusdi Kirana) dan Pak Irfan (Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra) hari Senin malam langsung memutuskan kita bikin acara ini,” ujar dia di Menara BNI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 25 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Royke, Menhub mengimbau agar membuat tiket pesawat bisa lebih murah kepada masyarakat secara umum. Sehingga momentum pulihnya pariwisata di Indonesia bisa terjadi.
Royke menjelaskan Terbang Hemat Bersama Kartu BNI merupakan salah satu bentuk dukungan BNI terhadap arahan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Menhub. Tujuannya untuk mengembalikan harga tiket pesawat ke keadaan normal.
“Selain itu perjalanan udara dengan tarif yang lebih terjangkau sekaligus mendorong percepatan pemulihan sektor pariwisata,” tutur Royke.
Program Terbang Hemat Bersama Kartu BNI memberikan penawaran-penawaran dalam bentuk diskon, cash back, dan juga cicilan 0 persen, serta tambahan menggunakan BNI Reward point dengan menggunkan kartu kredit dan debet. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati berbagai penawaran eksklusif dari BNI.
Sementara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi adanya program itu, karena perintah Presiden Jokowi direspons positif oleh BNI. Pasalnya, pemerintah ingin tumbuh bersama menghadirkan satu konektivitas yang baik, serta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bisa ke tujuan destinasi yang lebih baik.
“Terima kasih sekali,” kata Budi Karya.
Menurut Budi Karya, industri aviasi memang baru sembuh dari Covid-19. Dulu pada saat Covid-19 sedang tinggi-tingginya sektor perhubungan udara adalah yang terdamak paling dalam penurunnya, bahkan pergerakan sempat hanya 10 persen.
“Dan sekarang membanggakan bahwa satu sisi kita mungkin komplain berkaitan dengan tiket yang relatif kurang terjangkau tapi pergerakan begitu dahsyat. Selamat untuk dunia aviasi,” tutur Budi Karya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.