"ADALAH sangat membesarkan hati bahwa kini telah tumbuh
pengusaha-pengusaha muda wiraswasta-wiraswasta muda yang umumnya
dari golongan pribumi." Presiden Soeharto berkata demikian
ketika menyampaikan RAPBN 1978/79 pada DPR. Maka, tentu saja
besar pulalah hati HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia),
apalagi minggu lalu empat pengurusnya diberi prioritas muncul
dalaun acara TV-RI: Masalah Kita.
Dibentuk pada tahun 1972, HIPMI dewasa ini mempunyai 800 anggota
yang rata-rata berusia 30. Keanggotaannya memang dibatasi untuk
orang yang sampai 40 tahun saja. Pada mulanya organisasi itu
dianggap sepi saja. Kebetulan dunia usaha umumnya tidak mengenal
penggolongan umur. Bahkan orang muda biasanya dipandang sebagai
magang dalam perusahaan.
Di Jepang dan Amerika, menurut ketua umum HIPMI Aburizal Bakrie.
orang seperti dia itu "memang betul" masih dianggap magang,
walaupun lulusan universitas. api justru karena dipandang
begitu. HIPMI mencantumkan dalam program kerjanya untuk
menyediakan fasilitas pendidikan dan latihan bagi para
anggotanya.
Elite
Sekjen Syarief Tando, putera pengusaha cat terkenal Sidi Tando,
mengatakan bahwa program itu akan bisa dimulai setelah selesai
pendaftaran kembali di kalangan HIPMI guna mengetahui potensi
dan kebutuhan tiap anggota. Untuk keperluan latihan HIPMI
rupanya mudah mendekati Universitas Indonesia dan Intitut
Teknlogi Bandung, serta lembaga pendidikan manajemen lainnya.
Sementara itu potensi anggota ingin diketahuinya supaya
membantu memberi kesempatan pada sesama anggota untuk
on-the-job-training, berlatih sambil bekerja, di perusahaan.
Sebagian besar anggota HIPMI pada hakekatnya adalah karyawan
yang mungkin duduk dalam manajemen tapi belum tentu ikut
memiliki perusahaan. Jika turut memiliki saham, mungkin sedikit
saja jumlahnya. Itu golongan kecil yang 85% dalam HlPMI.
Kemudian ada pula yang disebut golongan menengah yang 10% dan
golongan besar yang 5%. Dengan berada dalam satu organisasi,
mereka melihat kemungkinan besar untuk menukar pengalaman dan
saling memberi kesempatan.
Umpamanya Aburizal, putera Achmad Bakrie yang terkenal dengan PT
Bakrie & Brothers, mengatakan bahwa di kelompok perusahaannya
selalu tersedia kesempatan untuk berlatih sambil bekerja lagi
sesama anggota HIPMI. Kelompok Bakrie ini berdagang hasil bumi
dan memiliki pabrik pengecoran pipa. Kesempatan sama juga
kelihatan bisa diperoleh dari ketua II HIPMI, Pontjo Sutowo,
Dir-Ut Pr Adhiguna Shipyard. Selain memimpin perusahaan
galangan kapat Pontjo, putera bekas Dir-Ut Pertamina Ibnu
Sutowo, juga kebetulan berada dalam jaringan kolompok usaha yang
besar. Terdapat pula orang seperti Jan Darmadi dari kelompok
lobih kurang 40 perusahaan, yang tentu bisa pula menawarkan
segala kemungkinan. Jan ini adalah wakil bendahara HIPMI.
Mereka berbicara tentang usaha membangun nilai baru, yaitu
mondorong orang muda supaya suka terjun ke sektor swasta.
"Banyak kesempatan baik di dunia usaha di masa depan" kata
Surya Paloh, putera Pensiunan Polisi. Surya (ketua I HIPMI)
adalah Dir-Ut PT Ika Mataram yang berusaha di bidang
distribusi dan perhotelan. Berada di HIPMI, para anggotanya,
termasuk yang elite, minimal bisa saling mengenal.
Selanjutnya, seperti tiap pengusaha menghendakinya, sama-sama
membina ikatan bisnis. Dalam hal Ini Surya jujur berkata: "Kita
membina HIPMI tanpa melupakan kepentingan sendiri."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini