Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

VinFast Siap Bangun Pabrik Mobil Listrik di Subang, Profil Pabrikan Otomotif Asal Vietnam

Perusahaan otomatif asal Vietnam, VinFast bakal bangun pabrik mobil listrik di Subang, target produksi sekitar 50 ribu mobil listrik dalam setahun.

14 Maret 2025 | 13.07 WIB

Diler Vinfast di Depok. (Foto: Vinfast)
Perbesar
Diler Vinfast di Depok. (Foto: Vinfast)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi /BKPM Rosan Roeslani, mengatakan perusahaan otomotif asal Vietnam yaitu VinFast akan membangun pabrik mobil listrik (electric vehicle/EV) di Kota Subang, Jawa Barat yang bernilai sebesar Rp4 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pabrik yang akan dibangun di atas lahan seluas 120 hektare itu direncanakan memproduksi kurang lebih 50 ribu mobil listrik dalam setahun. "Dengan nilai investasi mencapai Rp4 triliun," kata dia di Kompleks Istana Kepresiden, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menyampaikan, pembangunan akan segara dilaksanakan setelah bulan Ramadan. Sementara itu, VinFast sendiri baru akan mulai produksi pada 2026. Lebih lanjut, VinFast diperkirakan bakal memproduksi berbagai macam jenis mobil listrik dengan harga jual berkisar antara Rp 200 juta sampai Rp 600 juta.

Dalam rangka mendukung rencana ini, VinFast juga berkomitmen untuk membangun 100 ribu stasiun pengisian kendaraan listrik di Indonesia. Untuk tahap pertama, VinFast akan membangun sebanyak 30 ribu stasiun pengisian kendaraan listrik. "Pembangunan diutamakan di Jawa," kata Rosan. 

Hal ini kata Rosan menunjukan upaya pemerintah untuk membuat ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Sehingga, untuk mendukungnya, pemerintah mengundang berbagai perusahaan untuk mau berinvestasi di Indonesia. "Karena dengan itu, harapannya penggunaan mobil listrik itu juga bisa meningkat," kata dia.

Untuk diketahui, hingga saat ini, PLN bersama mitra mengoperasikan 3.529 unit SPKLU di 2.400 titik di seluruh Indonesia. Sebanyak 2.448 unit berada di Pulau Jawa, 431 unit di Sumatera, dan sisanya tersebar di berbagai wilayah lain. Untuk mengantisipasi kebutuhan darurat, PLN juga menyiagakan 12 unit SPKLU mobile di jalur utama mudik.

Sebelumnya, Indonesia dan Vietnam menandatangani tiga dokumen kerja sama dalam pertemuan bilateral Presiden Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam di Istana Negara pada Senin, 10 Maret 2025.

“Kami ingin meningkatkan kerja sama dan melakukan sesuatu, kalau bisa integrasi ekonomi yang baik. Kami setuju untuk mencapai hubungan ekonomi bilateral, mencapai target USD 18 miliar pada tahun 2028 yang akan datang,” kata Prabowo usai pertemuan bilateral. 

Dalam pertemuan ini, kedua negara berkomitmen memperkuat kerja sama di berbagai sektor, termasuk politik, ekonomi, pendidikan, sains, serta hubungan antar masyarakat. Komitmen tersebut diwujudkan dalam tiga dokumen kerja sama yang dipertukarkan di hadapan kedua pemimpin negara, yaitu Letter of Intent (LoI) dalam Kerja Sama Peningkatan Kapasitas Bidang Teknik dan Ekonomi Digital yang ditunjukkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dan Menteri Industri Viet Nam.

Kemudian, Letter of Intent (LoI) pada Kerja Sama Bidang Sains dan Teknologi yang ditunjukkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia dengan Menteri Sains dan Teknologi Vietnam. Ketiga, implementing arrangement dalam kerja sama Aquacultur yang ditunjukkan oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia serta Wakil Menteri Lingkungan Vietnam.

Presiden berpandangan bahwa, kerja sama ekonomi menjadi salah satu fokus utama untuk mendorong pertumbuhan kedua negara. Selain itu, Indonesia juga menyambut baik investasi dari Vietnam di berbagai sektor, termasuk otomotif, pertanian, serta ketahanan pangan. Prabowo menilai, kerja sama ini tidak hanya bermanfaat bagi kedua negara tetapi juga berpotensi untuk membantu ketahanan pangan global.

"Kami juga menyambut baik investasi Vietnam di Indonesia di bidang otomotif, juga di bidang pertanian, dan dalam berbagai bidang lainnya. Ini akan membantu kedua negara meningkatkan ketahanan pangan. Dan kita bahkan bisa menjadi penyumbang bagi pangan dunia," kata dia.

Apa itu VinFast?

Dilansir dari Asia Nikkei, VinFast  adalah merek mobil yang dikelola oleh Vingroup, perusahaan real estate terkemuka di Vietnam. Tahun ini, Vingroup menunjukkan ambisi besar dengan target produksi 500.000 kendaraan di Vietnam, sebagaimana diumumkan oleh Vingroup pada 2017.

Untuk merealisasikan target produksi itu, VinFast berhasil mendapatkan pinjaman sebesar US$ 800 juta dari Credit Suisse Group. Dana tersebut akan digunakan untuk mendirikan fasilitas perakitan di kota Haiphong, yang akan memproduksi mobil bensin dan listrik untuk dipasarkan di dalam dan luar negeri.

Pabrik Haiphong diharapkan bisa menghasilkan keuntungan dari pelabuhan internasional Lach Huyen, memungkinkan kapal-kapal besar berlabuh di pelabuhan tersebut untuk mengekspor mobil VinFast ke berbagai negara, termasuk Amerika Utara dan Eropa.

Kendati merupakan label mobil nasional, VinFast telah menjalin kerjasama dengan berbagai mitra terkemuka di industri otomotif, seperti ABB, Bosch, General Motors, Magna Steyr, Siemens, BMW, serta bekerja sama dengan desainer Italdesign dan Pininfarina untuk platform mobil.

Pada 2018, ketika tahap awal produksi dilakukan, VinFast juga bekerja sama dengan General Motors (GM), menggunakan pabrik GM untuk produksi VinFast. Selain itu, VinFast diberi hak menjadi distributor eksklusif mobil Chevrolet di Vietnam.

Produk VinFast, yang mencakup city car, sedan, SUV, dan kendaraan listrik, diproduksi di bawah lisensi GM mulai 2019. Dengan demikian, pabrik, jaringan dealer, dan pekerja GM terlibat dalam proyek VinFast.

Meskipun relatif baru, VinFast telah berekspansi ke pasar internasional dengan mendirikan dealer, pusat riset, dan pengembangan di Australia, serta membeli fasilitas pengujian dari Holden. Lebih jauh, VinFast berambisi untuk mengekspor kendaraannya ke Amerika Serikat dengan nilai investasi yang terbilang besar.

Hendrik Yaputra, Eka Yudha Saputra, dan Dani Aswara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus