Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini beredar video seorang petugas pom bensin mengecek uang palsu dengan cara menyiram bensin ke uang kertas pecahan Rp 50 ribu yang diterimanya dari konsumen. Video berdurasi sekitar 1 menit 6 detik itu diduga direkam di salah satu SPBU di Kediri, Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Iya ini uang palsu, yang satunya tidak," kata petugas SPBU dalam bahasa Jawa setelah menyiram tiga lembar uang Rp 50 ribu dengan bensin. Petugas dengan seragam Pertamina berwarna merah yang mengenakan jilbab itu memperlihatkan logo hologram uang menjadi luntur. Bahkan uang tersebut bisa terkelupas menjadi dua bagian.
Setelah menyaksikan sendiri bahwa uang kertas terlepas menjadi dua bagian, konsumen SPBU percaya dengan cara petugas tersebut memeriksa keaslian uang itu. Namun dia tak habis pikir karena mengaku sebelumnya mendapati uang pecahan Rp 50 ribu tersebut dari Anjungan Tunai Mandiri atau ATM. "Ini lho padahal dari ATM. Suwun ya, suwun (terima kasih)," ujar konsumen SPBU.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Guberbur BI, Rosmaya Hadi mengatakan pihaknya tidak pernah melakukan eksperimen ihwal mengecek keaslian uang dengan cara menyiram bensin. Ia malah mengaku penasaran dengan hasil akhir pemeriksaan uang yang diduga palsu itu.
"Antisipasi uang palsu itu, apakah disiram bensin? What happens dengan uang itu, kami belum melakukan eksperimen," kata Rosmaya di Gedung Bank Indonesia, Jumat, 10 Mei 2019.
Rosmaya mengatakan saat ini rasio uang palsu sudah menurun. Hal itu, kata dia, karena edukasi BI tentang uang palsu itu sudah cukup masif. Ia juga menyebutkan sekarang laporan uang palsu tidak hanya datang dari bank, tapi juga dari masyarakat.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, menambahkan, selama ini bank sentral dalam mengedukasi masyarakat untuk mengecek uang palsu tidak pernah dengan cara menyiram uang dengan menggunakan bensin. "Kami hanya mengedukasi dengan 3 D (dilihat, diraba dan diterawang)," ucapnya.