Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk hingga 14 Februari belum mendapatkan kontrak baru di 2025 yang dapat digunakan untuk menghasilkan arus kas masuk agar bisa melunasi atas seluruh nilai obligasi dan sukuk. Padahal, pembayaran obligasi dan sukuk ini bakal jatuh tempo pada 18 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sampai dengan surat ini dibuat, Perseroan belum mendapatkan kontrak baru,” Corporate Secretary Mahendra Vijaya dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia pada Jumat, 15 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan informasi terkait Pembayaran Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A, WIKA menyampaikan bahwa perseroan saat ini masih dalam keterbatasan likuiditas yang dilatarbelakangi kondisi usaha industri konstruksi yang menantang.
Selain itu, perusahaan berkode saham WIKA ini juga mengalami keterbatasan unrestricted cash atau uang tunai yang dapat dibelanjakan dari penyerapan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diterima di tahun 2024 karena belum dapat dilakukan sesuai rencana awal. Kondisi ini akibat adanya dinamika kebijakan dan kondisi proyek.
Mahendra menyatakan saat ini perseroannya sedang menghadapi tantangan, yaitu penurunan perolehan kontrak baru. WIKA mengatakan penurunan berasal dari tender proyek pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun swasta.
“Saat ini Perseroan tengah menghadapi kondisi bisnis yang menantang, yang disebabkan adanya penurunan tender proyek di tahun 2024,” kata Mahendra.
Mahendra mengatakan WIKA saat ini sedang mendorong produksi yang berasal dari kontrak berjalan untuk mengatasi penurunan penjualan dan penerimaan cash perseroan. Selain itu, WIKA juga menjalankan transformasi untuk memperkuat eksekusi proyek dengan lean construction.
“Meningkatkan efisiensi dan memperkuat tata kelola Perseroan,” kata dia.
Tak hanya itu, WIKA juga saat ini sedang memperluas pasar untuk menggali potensi proyek dan mengerjakan proyek dari BUMN atau swasta yang mendukung Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini bagian dari usaha WIKA untuk meningkatkan perolehan kontrak baru dan memulihkan likuidasi dalam kondisi konstruksi yang minim.
“Perseroan juga membuka peluang strategic partnership dengan pihak swasta maupun asing guna meningkatkan peluang perolehan proyek serta keterlibatan Perseroan pada proyek investasi asing,” kata Mahendra.