Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kucing dikenal dengan makhluk yang memiliki sembilan nyawa seperti kebanyakan mitos tentu tidak lah benar. Sebagai ‘babu’ dari ‘majikan’-mu, merawat kucing dengan memastikan memberikannya vaksin sesuai jadwal menjadi hal penting untuk menjaga kesehatan peliharaanmu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Umumnya, terdapat 4 vaksin inti yang baiknya diberikan kepada anabul, atau kepanjangan “anak bulu”, julukan yang diberikan kepada hewan berbulu seperti kucing dan anjing, untuk terbebas dari penyakit yang biasa dialami. Sama halnya dengan vaksin untuk manusia, vaksin kucing juga bekerja dengan cara merangsang imun tubuh untuk memproduksi antibodi agar terlindungi dari infeksi penyakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vaksin inti adalah vaksin kucing yang diberikan kepada semua kucing untuk mencegah penyakit yang umum diderita. Sementara itu, vaksin non-inti adalah vaksin yang direkomendasikan hanya untuk kucing yang berisiko terkena penyakit tertentu.
Penularan virus rabies paling sering terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Penyakit ini pun biasa dijangkit oleh berbagai hewan, mulai dari anjing hingga kelelawar. Namun pada kucing, gejala rabies biasa berupa menjadi agresif, kejang, dan produksi air liur berlebihan.
Sebagian besar kasus rabies pada hewan maupun manusia dapat berakibat fatal. Sayangnya, penyakit ini belum dapat diobati secara penuh. Maka dari itu, penting untuk memastikan kucingmu telah mendapatkan vaksin rabies, terlebih jika kamu biasa memebiarkannya main di luar.
2. Vaksin Feline Calicivirus
Infeksi virus Feline Calicivirus menyerang saluran pernapasan bagian atas pada kucing, yaitu hidung, mulut, dan tenggorokan. Gejala yang dialami kucing antara lain bersin, demam, keluar ingus yang cukup banyak, mata berair, dan hingga koreng pada mulut.
Jika tidak ditangani secara cepat, gejala yang dialami dapat semakin parah. Ini dapat membuat kucing kamu dehidrasi karena sulit untuk makan dan minum, ditemukannya kerusakan hati, pembengkakan pada saluran napas, hingga kematian.
3. Vaksin Feline Rhinotracheitis
Tak berbeda jauh dengan infeksi Calicivirus, penyakit feline rhinotracheitis juga merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan kucing. Gejala yang dialami kucing berupa keluarnya cairan dari hidung dan mata, sariawan, hingga pneumonia atau radang paru-paru. Penyakit ini bisa saja kambuh kembali meskipun sudah pernah sembuh sebelumnya. Dengan diberikannya vaksin, dapat mengurangi gejala parah jika kucingmu terinfeksi virus ini.
4. Vaksin Feline Panleucopenia
Penyakit yang disebabkan oleh virus Parvovirus ini sangat mudah menular. Terlebih, infeksi ini sering terjadi pada anak kucing.
Untuk mendeteksi penyakit ini, kamu bisa melihatnya jika kucingmu mengalami penurunan energi dan nafsu makan, muntah, dan diare. Infeksi ini kerap berakibat fatal karena menyerang sel-sel tubuh kucing yang dapat membelah secara cepat, seperti usus dan sumsum tulang.
Tentunya konsultasi ke dokter hewan kepercayaanmu menjadi langkah paling awal untuk menentukan vaksin yang tepat, mulai dari jadwal pemberian vaksin hingga jenis vaksin. Selain keempat vaksi inti di atas, terdapat vaksin noninti lain yang dapat kamu berikan kepada kucingmu jika dibutuhkan. Vaksin tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Vaksin feline leukemia
2. Vaksin Bordetella bronchiseptica
3. Vaksin Chlamydophila felis
4. Vaksin feline immunodeficiency
PUTRI INDY SHAFARINA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.