Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Solidaritas Hijab Internasional jatuh setiap 4 September setiap tahunnya. Hari ini adalah peringatan penting yang melambangkan dukungan terhadap hak perempuan Muslim untuk mengenakan hijab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asal Usul
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari ini bukan hanya tentang menghormati kebebasan beragama, tetapi juga merupakan respons terhadap berbagai tindakan diskriminatif terhadap perempuan muslim yang mengenakan hijab di beberapa negara Eropa.
Pada 2004, London menjadi tuan rumah sebuah konferensi penting yang membuka jalan bagi pembentukan Hari Solidaritas Hijab Internasional. Konferensi ini dihadiri oleh 300 delegasi dari 102 organisasi Inggris dan internasional, termasuk tokoh cendekiawan Muslim seperti Sheikh Yusuf Al-Qaradawi dan Profesor Tariq Ramadan.
Hasil dari konferensi ini adalah dukungan yang kuat bagi perempuan muslim untuk memiliki kebebasan mengenakan hijab di tempat umum. Selain memberikan hak perempuan Muslim untuk mengenakan hijab, konferensi tersebut juga menetapkan pada 4 September sebagai Hari Solidaritas Hijab Internasional (IHSD).
Sejak saat itu, tanggal ini menjadi momen penting untuk merayakan hak ini dan mengingatkan dunia akan pentingnya toleransi agama dan hak asasi manusia.
Peringatan ini bukan hanya mengenang peristiwa konferensi London, tetapi juga menghormati seorang perempuan bernama Marwa El Sherbini. Pada 2009, Marwa El Sherbini, seorang perempuan Muslim berhijab, menjadi korban pembunuhan di Jerman setelah ia memberikan kesaksian di pengadilan terkait penghinaan yang ia terima karena mengenakan hijab.
Tragedi ini menggugah perhatian dunia dan mendorong upaya solidaritas global untuk mendukung hak perempuan Muslim yang mengenakan hijab.
Tujuan Lainnya
Hari Solidaritas Hijab Internasional juga memiliki tujuan lain, yaitu mendukung perempuan muslim di seluruh dunia yang masih menghadapi intimidasi dan diskriminasi karena mengenakan hijab. Perayaan ini juga menjadi ajang untuk mengajak lebih banyak perempuan Muslim untuk memakai hijab dan menjalani kehidupan sesuai dengan keyakinan agama mereka.
Di Indonesia, perayaan Hari Solidaritas Hijab Internasional sering kali diwujudkan dalam bentuk aksi damai. Ini adalah cara untuk mengekspresikan rasa solidaritas kepada perempuan Muslim lain yang mungkin menghadapi tantangan serupa.
Selain itu, peringatan ini juga menjadi kesempatan untuk menyebarkan pesan tentang pentingnya kebebasan beragama dan hak untuk mengenakan hijab tanpa diskriminasi.
Dalam era di mana keragaman dan inklusi semakin penting, Hari Solidaritas Hijab Internasional mengingatkan kita semua akan perlunya menghormati hak asasi manusia, termasuk hak perempuan Muslim untuk mengenakan hijab sesuai dengan keyakinan mereka. Ini adalah momentum untuk merayakan kebebasan beragama dan mendukung solidaritas global.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | WINDA OKTAVIA