Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak banyak yang mengetahui efek konsumsi gula yang berlebihan pada kulit. Sama dengan efek sinar matahari, merokok, atau polusi, gula juga bisa menyebabkan penuaan dini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gula mengalami glikasi di dalam tubuh. Menurut Wassim Taktouk, seorang dokter estetika terkemuka di London, proses glikasi terjadi ketika molekul gula menempel pada kolagen dan elastin, membentuk produk sampingan berbahaya yang dikenal sebagai produk akhir glikasi lanjutan atau advanced glycation end products (AGEs). AGEs dapat membuat protein fleksibel menjadi kaku dan rapuh, sehingga kolagen yang baru terglikasi kehilangan kemampuan regeneratifnya. Setelah terbentuk, protein yang rusak tidak dapat diperbaiki atau diganti, jadi lebih baik dicegah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Proses tersebut melemahkan integritas kulit yang mengakibatkan terlihatnya kerutan, kerutan, kendur, dan kusam,” dia menjelaskan.
Dia menambahkan, glikasi juga menyebabkan pembentukan radikal bebas, stres oksidatif, dan peradangan, yang semuanya mempercepat penuaan.
Glikasi terdengar menakutkan bagi pecinta perawatan kulit. Tapi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Taktouk dan dokter kulit kosmetik Stefanie Williams berbagi cara untuk meminimalkan efek yang terlihat dari AGEs.
1. Membatasi konsumsi gula
Gula dalam camilan manis sangat terlihat jelas, sedangkan gula dalam granola, yogurt, sup, saus, bumbu, dan saus tidak terlalu tinggi. Luangkan lebih banyak waktu untuk mempelajari label makanan dan perhatikan bahwa produk dianggap tinggi gula jika mengandung lebih dari 22,5 gram gula total per 100 gram.
Meskipun gula dari sumber alami seperti buah memiliki efek yang lebih kecil pada protein dan serat kulit, mengontrol konsumsi buah yang terlalu manis bisa berguna. "Fruktosa lebih aktif dalam glikasi daripada glukosa, jadi jangan minum jus buah secara teratur dan cobalah untuk membatasi asupan buah yang tinggi gula, termasuk pisang, anggur, dan mangga," ujar dia
2. Hindari ngemil
Williams menyarankan mengurangi ngemil atau makan sepanjang waktu (grazing). “Sering disarankan makan sepanjang hari untuk menghindari gula darah rendah, yang menyiratkan bahwa kita perlu menjaga kadar gula darah kita tetap tinggi. Namun, semakin tinggi kadar gula darah kita, semakin cepat kita menua," kata dia.
Untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah dan tingkat insulin, stres oksidatif, glikasi, dan proses peradangan berkurang, hindari grazing. Makanan kaya protein, yang terurai lebih lambat dan bertahan lebih lama di perut, memastikan rasa kenyang sehingga keinginan ngemil berkurang.
3. Tidur cukup
"Kurang tidur juga diketahui mengganggu sensitivitas insulin dan toleransi glukosa," kata Williams, yang berarti bahwa glikasi lebih mungkin terjadi. Jadi, pastikan tidur enam hingga delapan jam per malam.
4. Kurangi stres
"Stres tidak hanya dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol, yang menurunkan kadar kolagen," ujar Williams. Stres juga dapat meningkatkan regenerasi radikal bebas dan stres oksidatif dalam tubuh kita, yang merupakan faktor kunci dalam penuaan.
5. Pakai perawatan kulit antiglikasi
Produk perawatan kulit antiglikasi biasanya mengandung antioksidan kuat dan membantu mencegah glikasi protein, termasuk glikasi akibat UV. Ini juga mengandung Proxylane, yang membantu merangsang kolagen, memperbaiki kerutan dan kendur, dan asam glycyrrhetinic, yang memiliki sifat anti-inflamasi dan membantu meningkatkan kecerahan kulit untuk melawan kulit kusam dan pucat yang berkaitan dengan usia.
DWI NUR AZIZAH | HARPER'S BAZAAR
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.