Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Musim bunga sakura di musim semi dan hanami, aktivitas melihat bunga sakura termasuk arus masuk pariwisata tersibuk di Jepang. Banyak wisatawan memenuhi tempat-tempat khusus untuk melihat bunga sakura bermekaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyaknya wisatawan justru tidak bisa menikmati pemandangan bunga sakura karena keramaian. Agar dapat menikmati suasana bunga sakura bermekaran, ada beberapa tips yang bisa dicoba untuk menghindari keramaian berikut ini.
1. Hindari Kyoto
Kyoto salah satu destinasi populer di Jepang. Namun kawasan ini juga mengalami overtourism seperti kota lainnya di dunia. Keramaian di Sannenzaka, Kiyomizu-dera, Paviliun Emas Kinkaku-ji, dan taman batu Zen di Ryan-ji membengkak sepanjang musim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kalau ingin meihat sakura mekar, tunggu bulan Mei musim puncak bunga sakura di Hokkaido. Pilihan lainnya di Okinawa, musim puncaknya terjadi pada pertengahan Januari hingga pertengahan Februari.
Tapi, kalau tidak bisa melewatkan Kyoto, hotel Mitsui menawarkan paket sakura ramah lingkungan. Wisatawan dapat merasakan yoga di bawah pohon sakura atau tur seni bunga sakura malam hari.
2. Pilih waktu malam hari
Salah satu cara untuk menghindari keramaian melihat bunga sakura adalah memilih waktu di luar jam sibuk, yaitu pada malam hari. Waktu ideal melihat sakura memang saat matahari pertama menyinari dan embun di atasnya masih bersinar. Tapi sakura tak kalah indahnya saat malam hari.
Terutama saat diterangi cahaya dan terpantul di air seperti lukisan impreisonis. Kegiatan melihat sakura malam hari ini disebut yozakura. Beberapa tempat yang terkenal dengan yozakura termasuk Taman Hirosaki di prefektur Aomori, Kastil Takada di prefektur Niigata, Mifuneyama Rakuen di Saga, dan Taman Utsubuki di Tottori. Termasuk beberapa tempat paling ramai di Tokyo dan Kyoto akan terlihat sepi setelah matahari terbenam.
3. Mengetahui panduan detailnya
Asosiasi Meteorologi Jepang menerbitkan ramalan cuaca bunga sakura secara terperinci setiap tahunnya. Informasi ini diterbitkan ulang secara luas di surat kabar, media sosial, blog, dan situs pariwisata populer Inggris seperti JR Rail Pass dan aplikasi seperti Sakura Navi.
Panduan ini merinci kapan mekarnya bunga sakura di seluruh negeri. Termasuk kapan waktu yang tepat untuk berkunjung dan tempat-tempat untuk menikmati sakura di beberapa tempat populer. Seperti Taman Shinobuyama dan Taman Hakodate di Fukushima, dan Taman Moerenuma di Sapporo.
Dengan panduan itu, wisatawan dapat memprediksi jumlah pengunjung sebelum melihat bunga sakura bermekaran. Selain itu wisatawan dapat melihat pohon sakura liar di seluruh Jepang, di hutan kuno dan jalur pegunungan.
3. Makanan rasa sakura
Bunga sakura tidak hanya terlihat secara visual. Tapi juga dapat dihargai dalam bentuk yang dapat dimakan sepanjang tahun. Festival Sakura, yang menarik banyak pengunjung, biasanya menawarkan berbagai makanan rasa sakura.
Namun kebanyakan dari makanan tersebut adalah makanan yang meniru sakura. Banyak restoran cepat saji dan merek-merek besar juga ikut-ikutan dengan warna merah muda. Hanya karena warnanya merah muda bukan berarti terbuat dari bunga sakura.
Padahal untuk mencoba rasa sakura asli sangat mudah ditemukan di festival, pusat jajanan, supermarket, kafe, restoran, dan toko roti selama musim tersebut. Misalnya Sakura-an manisan Jepang yang dibuat dengan shiro-an (pasta kacang putih manis) yang dicampur dengan daun sakura asin cincang. Manju adalah roti kukus yang diisi dengan bunga dan daun sakura asin.
5. Pilihan musim bunga dan pohon lainnya
Selain sakura, Jepang juga memiliki musim pohon berbunga lainnya. Misalnya plum (ume) dari bulan Januari hingga Maret, aprikot dari bulan Februari hingga April, persik dari Maret hingga April, dan apel dari April hingga Juni.
TRAVEL+LEISURE ASIA