Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum liburan ke luar negeri penting untuk mencari informasi tentang destinasi yang dituju. Mulai dari akomodasi, transportasi, tempat wisata, fasilitas kesehatan, kuliner dan lainnya. Jangan sampai kurang informasi merusak perjalanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tertuama bagi yang merencanakan perjalanan ke Turki. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat wisata kuliner di negara yang eksotis tersebut. Tiga koki dari restoran Turki ternama di London, membagikan beberapa tips agar wisatawan dapat menikmati pengalaman kuliner autentik di Turki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Hidangan yang harus dihindari
Onur Nalci, kepala koki di Liberty Hotels mengatakan ada beberapa hidangan yang mungkin dianggap asli oleh wisatawan tapi sebenarnya bukan. Hidangan tersebut biasanyad dibuat untuk tujuan wisata, dan sering kali tidak mencerminkan tradisi kuliner Turki yang asli.
Contohnya es krim yang dijual pedagang dengan pakaian bergaya Ottoman, hidangan berminyak yang dipasarkan sebagai masakan istana dan pizza serta lahmacun [roti pipih panggang] yang disebut sebagai pizza Turki. Selain itu, minuman berwarna-warni yang dijual dengan nama sorbet Ottoman, roti dengan manik-manik mata jahat dan bentuk-bentuk dekoratif serta kumpir [kentang panggang isi] yang terlalu mencolok pada daftar hidangan yang sebaiknya dihindari.
Sedangkan Ilknur Celik, kepala koki di Kaso at One Hundred Shoreditch mengingatkan baklava, hidangan penutup tradisional Turli, terlalu kental kemungkinan kue tersebut tidak asli. Adonannya tidak boleh robek, tetapi harus cukup tipis, bahkan menggunakan mentega murni sebagai pengganti mentega biasa dan jauh lebih sehat.
Makanan manis khas Turki yang terlalu manis juga tidak baik. Banyak yang menjual makanan manis yang berkualitas rendah. "Cirinya Anda dapat melihat apakah kue Turkish delight masih segar dengan menekannya menggunakan jari Anda. Jika kembali ke bentuk semula setelah ditekan, berarti masih segar," ujarnya, seperti dilansir dari Daily Mail. Selain itu saat dikunyah mudah larut dalam mulut setelah beberapa gigitan dan tidak menempel di gigi.
2. Restoran jebakan
Kemal Demirasal, kepala koki di The Counter di Notting Hill dan Soho, mengatakan tanda restoran yang tidak autentik dan hanya menjadi tempat persinggahan turis.adalah menu a la carte, khususnya yang menyediakan pilihan daging atau makanan laut.
"Restoran a la carte tidak autentik dalam tradisi kami. Ini adalah adopsi budaya Barat dalam dua dekade terakhir. Kami juga tidak menyajikan makanan laut dan daging di restoran yang sama. Kami membuat ikan, kebab, atau kofteci [bakso], kami tidak mencampur semuanya di satu tempat. Selain itu, variasi kebab di restoran cepat saji 'mungkin tidak mencerminkan persiapan dan rasa asli, terutama kebab doner", kata Ilknur.
Supaya wisatawan tidak terjebak, ketiga koki itu menyarankan untuk melihat cara restoran itu mengiklankan dirinya. Dekorasi yang terlalu bersifat turistis sering kali dirancang hanya untuk menarik perhatian. Jangan terlalu percaya dengan papan iklan di luar atau klaim muluk-muluk tentang makanan. Misalnya penawaran malam Turki yang mewah dengan harga tinggi. Begitu juga iklan yang dibesar-besarkan, seperti “Donor Terbaik Dunia” atau “Rasa langsung dari Ottoman”.
4. Tanda restoran asli
Tempat makan Turki meliputi 'esnaf lokantasis' (restoran pedagang), toko kebab, kedai makanan kaki lima, dan restoran makanan laut. Masing-masing memiliki cara berbeda untuk mengetahui keasliannya. Onur mengatakan restoran kecil yang dikelola keluarga, kemungkinan besar memiliki cita rasa terbaik, yang terpenting adalah memperhatikan usia stafnya.
Kemal mengatakan bahwa secara tradisional, restoran-restoran di Turki memiliki staf ‘tua dan muda’ yang bekerja bersama untuk ‘menjembatani warisan’ - sebuah sistem yang dikenal sebagai ‘Usta dan Cirak’ (Guru dan Murid). "Maestro’ (anggota staf yang lebih tua) biasanya akan berada di dapur, atau bekerja sebagai kasir ‘untuk mengawasi restoran jika mereka terlalu tua untuk menjalankan tugas," ujarnya.
Selain itu, memeriksa bagaimana restoran tersebut memasak dan menyajikan makanannya. Carilah tempat yang menggunakan metode memasak tradisional, seperti oven kayu bakar dan panggangan terbuka, serta menyajikan bahan-bahan lokal pada menunya.
Kemal menambahkan kalau ingin makanan asli, carilah tempat yang menyajikan makanan di etalase konter. Misalnya restoran ikan yang memamerkan meze dan makanan laut mereka di tempat terbuka. Sedangkan makanan kaki lima, tempat yang bagus hanya akan menjual satu produk. Mudah untuk mengetahui restoran dengan makanan enak, yaitu restoran yang sering dipenuhi penduduk setempat pada jam makan siang.
5. Masakan yang wjaib dicoba
Ada beberapa jenis hidangan Turki yang wajib dicoba. Sarapan Turki yang terdiri dari menemen telur orak-arik dengan tomat dan rempah-rempah, roti artisanal, kue kering, börek [kue kering isi], berbagai pilihan keju, dan pilihan makanan sehat. "Setiap daerah punya variasinya sendiri," kata Iknur.
Cag kebab dimasak di atas api kayu di pemanggang horizontal, Balik Ekmek (sandwich ikan), Kokorec sering dinikmati sebagai santapan larut malam. Makanan ini terdiri jeroan yang ditusuk dan dibungkus dengan usus domba atau kambing, dibumbui, dan disajikan di dalam roti. Terakhir Midye Dolma, makanan jalanan ini populer karena mmemadukan kerang diisi dengan nasi pilaf yang harum, menawarkan ledakan rasa di setiap gigitan,' kata Ilknur