Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan makan adalah masalah psikologis serius yang dapat menyerang seseorang dari segala usia, jenis kelamin, etnis, dan latar belakang. Pada umumnya, orang dengan gangguan tersebut menggunakan perilaku makan yang tidak teratur guna mengatasi perasaan atau kondisi sulit. Maka, tak jarang, gangguan makan dibarengi dengan gangguan mental lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman resmi International Medical Aid, gangguan makan dapat berdampak terhadap kesehatan fisik dan mental seperti depresi, kesedihan, dan kecemasan sosial. Berikut enam jenis gangguan makan dan cara pengobatannya!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Binge Eating
Gangguan makan binge eating ini menjadi salah satu yang paling umum terjadi pada masa remaja atau awal dewasa dengan gejala yang mirip bulimia atau anoreksia. Gangguan makan ini ditandai dengan konsumsi makanan yang berlebihan dalam periode tertentu.
Pengidap gangguan ini sering mengonsumsi makanan dengan jumlah yang sangat besar dalam waktu singkat dan merasa tidak terkendali saat melakukannya. Akibatnya, penderita kelebihan berat badan atau obesitas. Selain itu, pengidap gangguan ini juga rentan terhadap penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Sebagai langkah awal pengobatan medis, penderita gangguan ini dianjurkan untuk menjalani psikoterapi. Pengobatan ini menggunakan terapi perilaku kognitif untuk membantu mengubah perilaku, mempelajari pengendalian diri, dan menjadi lebih tahan secara emosional.
Night Eating Syndrome
Sindrom makan malam merupakan suatu kondisi makan yang muncul bersamaan dengan gangguan tidur. Penderita sindrom ini sering kali khawatir jika tidak makan, maka tidak dapat tidur. Hal ini mengakibatkan sering terbangun berkali-kali dalam satu malam, makan, dan kemudian timbul perasaan malu atau kesal.
Sindrom ini biasanya ditangani dengan pemberian antidepresan guna meningkatkan pengaturan suasana hati dan emosi. Selain itu, relaksasi otot progresif dan aktivitas pikiran-tubuh lainnya juga digunakan dalam pengobatan untuk membantu penderitaan lebih rileks dan tertidur.
Anorexia atau Anoreksia
Gangguan makan ini sering kali kita temui pada selebriti yang sangat kurus atau terobsesi untuk terlihat kurus. Gangguan ini memang lebih rentan dialami perempuan, tetapi tidak menutup kemungkinan dialami juga oleh laki-laki. Umumnya, penderita gangguan ini menganggap dirinya gemuk walaupun sebenarnya dirinya sangat kurus. Penderita ini cenderung memperhatikan berat badan, menghindari makanan tertentu, dan membatasi asupan kalori.
Seseorang pengidap anoreksia rentan mengalami pelemahan tulang, kemandulan, rambut rontok, bahkan gagal organ akibat kurang asupan. Perawatan anoreksia secara khusus dilakukan di lingkungan rumah sakit. Psikoterapi individu, terapi perilaku kognitif, terapi keluarga, dan obat-obatan merupakan beberapa pengobatan yang diberikan kepada pengidap anoreksia.
Bulimia
Bulimia adalah gangguan makan yang ditandai dengan konsumsi makanan berlebih dalam jangka waktu yang lama. Seseorang yang menderita bulimia merasa tidak mampu berhenti makan atau mengatur porsi makan. Bulimia diobati secara psikologis menggunakan psikoterapi individu, keluarga, atau kelompok. Perawatan perilaku atau kognitif sering juga diberikan kepada pengidap bulimia.
Pica Disorder
Gangguan ini ditandai dengan perilaku mengonsumsi zat non-makanan seperti es, kertas, kayu, cat, logam, kaca, dan lain sebagainya. Pada kasus yang ringan, gangguan ini dapat diobati di rumah dengan bantuan dokter dan keluarga. Namun, dalam kasus yang lebih parah, penderita gangguan ini harus diberikan obat yang meningkatkan dopamin dan neurotransmitter otak yang dapat membantu meringankan gejalanya.
Rumination Disorder
Gangguan ini umumnya ditandai dengan kondisi memuntahkan makanan yang telah dicerna atau dikunyah. Umumnya, penderita gangguan ini akan memuntahkan makanannya setengah jam setelah ia makan. Penderita gangguan ini harus dilatih untuk mencerna makanan dengan baik. Terapi untuk gangguan ini diimbangi dengan pernapasan diafragma dan terapi perilaku.
Perlu diingat bahwa gangguan makan bukan hanya soal makanan itu sendiri, tetapi juga soal perasaan dan persepsi seseorang terhadap makanan. Apabila Anda mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, segeralah hubungi dan datang ke profesional atau psikolog.