Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

7 Tips Mengatasi Insomnia saat Puasa Ramadan

Berikut cara mengatasi susah tidur karena insomnia saat menjalani ibadah puasa Ramadan.

2 Maret 2025 | 19.59 WIB

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi Sahur. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kebutuhan penting untuk menjalani puasa Ramadan adalah tidur cukup karena dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh. Puasa dapat memperbaiki ritme sirkadian tubuh, yaitu ritme yang berfungsi mengatur siklus tidur dan mencerna makanan. Namun, tidak semua orang bisa mendapatkan pengalaman tidur yang baik karena mengalami insomnia.

Insomnia merupakan gejala yang menyebabkan seseorang mengalami sulit tidur dan mengalami depresi, stres, hingga pola hidup tidak sehat. Banyak dari penderita mengonsumsi obat-obatan kimia untuk bisa mendapat durasi tidur cukup walaupun banyak efek samping yang ditimbulkan bisa dikonsumsi berlebihan. Berikut tips yang dapat diterapkan untuk bisa mendapatkan pengalaman tidur nyenyak dan tepat waktu saat menjalani ibadah puasa Ramadan.

  1. Perbanyak Konsumsi Air Putih

Dinukil dari Healthline, insomnia dapat diatasi dengan menjaga kondisi tubuh tetap terhidrasi. Saat tubuh mengalami dehidrasi, maka tubuh akan mengalami tidur dengan durasi pendek dan berkualitas rendah. Minum air putih lebih banyak saat sahur dapat mengurangi dehidrasi ketika siang hari sekaligus membuat tubuh lebih mudah tidur di malam hari. Untuk menghindari terjaga pada malam hari di bulan Ramadan, hindari mengonsumsi kafein saat malam hari dan menggantinya dengan air putih.

  1. Perhatikan Asupan Makanan dan Minuman

Pola makan dapat berpengaruh pada kualitas tidur bagi penderita insomnia. Saat berpuasa, ada baiknya menghindari makanan berat, berlemak, dan mengandung gula tinggi untuk berbuka. Tidur dapat terganggu bila tubuh bekerja lembur untuk mencerna makanan yang tidak sehat. Selain itu, hindari makanan pedas saat berbuka dan sahur yang dapat berpengaruh buruk pada kualitas tidur karena dapat menyebabkan gas dan mulas.

  1. Atur Waktu Istirahat

Mengatur waktu istirahat dapat bantu mengatasi insomnia saat berpuasa. Penderita insomnia dapat mengatur waktu untuk beristirahat dan tidur yang cukup agar dapat mengatasi secara perlahan. Mengatur waktu istirahat bantu tubuh penderita insomnia yang kelelahan dengan cara yang aman. Tidur dalam waktu yang lebih lama lebih bermanfaat daripada beberapa kali tidur siang singkat untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Setidaknya, tidur 4 jam di malam hari setelah berbuka puasa sebelum bangun untuk sahur.

  1. Pilih Lingkungan yang Tepat

Ruang yang tenang dan gelap menjadi pilihan yang ideal untuk tertidur saat mengalami gangguan tidur. Hindari menggunakan perangkat elektronik menjelang waktu tidur karena penelitian menunjukkan bila cahaya biru dari layar dapat mengganggu kualitas tidur, seperti ponsel, laptop, dan televisi.

  1. Lakukan Yoga dan Meditasi

Saat berpuasa, olahraga yoga dapat menjadi pilihan untuk membantu tubuh merasa lebih bugar. Cara tersebut membantu menenangkan pikiran dan melancarkan aliran darah sehingga tidur akan lebih nyenyak dan membuat tubuh lebih sehat tanpa stres berkelanjutan. Sementara itu, mediasi dapat membantu mendorong tubuh lebih rileks untuk membuat tidur lebih nyenyak.

  1. Lakukan Pijat Badan

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk merilekskan tubuh saat lelah menjalani aktivitas selama berpuasa adalah pijat badan. Terapi pijat dapat meningkatkan kualitas tidur karena mengurangi rasa pegal di tubuh serta melancarkan peredaran darah. Pijat dapat dilakukan dengan mengunjungi pemijatan tradisional dan modern.

  1. Pakai Aroma Wangi

Untuk menenangkan pikiran yang stres selama puasa, menggunakan aroma wangi untuk mengobati sulit tidur karena insomnia dapat menjadi pilihan. Aroma wangi dapat membantu mengistirahatkan tubuh yang kelelahan dan membuat pikiran lebih rileks. Aroma wangi juga dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik untuk mempermudah tidur.

Yolanda Agne, Aulia Sabrini Saragih, dan Bill Clinton berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Yang Dianjurkan dan Tidak Selama Ramadan Menurut Pakar Diet

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus