Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Agar Tubuh Beradaptasi dengan Cuaca Panas

Cuaca panas dapat membahayakan orang yang beraktivitas di luar ruangan. Tubuh perlu dilatih beradaptasi agar tak sakit.

19 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi seorang wanita berkeringat akibat cuaca panas. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kenaikan suhu inti tubuh 3 derajat Celsius akibat cuaca panas bisa membahayakan kesehatan.

  • Pakar kinesiologi University of Windsor, Ontario, Kanada, menyarankan perlunya melatih tubuh agar beradaptasi dengan cuaca panas.

  • Ada beberapa metode, termasuk mandi air hangat selama 40 menit.

Pemanasan global membuat aktivitas luar ruangan cukup menantang, khususnya olahraga. Apalagi tubuh kita hanya punya sedikit toleransi kenaikan panas tubuh. Kenaikan temperatur inti sebanyak 3 derajat Celsius bahkan bisa mengancam nyawa, sekalipun bagi anak muda yang sehat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah lonjakan temperatur tubuh saat kita aktif bergerak di tengah cuaca panas. Sejumlah strategi precooling atau pendinginan sebelum beraktivitas bisa membantu. Kebanyakan caranya adalah menenggak minuman sangat dingin (misalnya ice slurry atau bubur es) sebelum berolahraga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, “melatih” badanmu untuk lebih kuat di tengah cuaca panas merupakan cara terbaik.

Strategi latihan panas begitu penting untuk menjaga daya tahan atlet. Atlet yang menerapkan protokol kesehatan sederhana sebelum berkompetisi di tengah cuaca panas rata-rata memiliki performa lebih baik. Mereka juga berisiko lebih kecil membutuhkan perhatian medis karena cedera terkait panas.

Di tengah suhu lingkungan yang memanas, mungkin inilah saatnya bagi kita mempertimbangkan heat training atau latihan panas bagi non-atlet, khususnya orang-orang yang bekerja di luar ruangan.

Latihan aklimasi panas (heat acclimation) memang sering dilakukan oleh atlet. Sebenarnya latihan ini pertama kali dibuat untuk pekerja tambang emas bawah tanah pada 1940-an. Mereka kerap terpapar temperatur lingkungan melebihi 50 derajat Celsius dengan kelembapan hampir 100 persen.

Ilustrasi seorang wanita menggunakan kipas angin. Shutterstock

Bagaimana Aklimasi Panas Bermanfaat

Studi terus mempelajari manfaat aklimasi atau penyesuaian diri kita dengan cuaca panas. Faktanya, teknik ini—yang dikenal sebagai terapi panas atau heat therapy—bukan cuma terkait dengan toleransi panas, tapi juga seputar perbaikan kesehatan kardiovaskular.

Guna meningkatkan toleransi kita terhadap cuaca panas, manfaatnya cukup sederhana:

1. Terapi panas dapat menurunkan resting body temperature (suhu tubuh saat kita beristirahat), sehingga menyediakan cadangan lebih besar saat suhu inti kita naik sebelum masalah panas terjadi.

2. Meningkatkan laju keringat, yang mengoptimalkan potensi kehilangan panas melalui evaporasi, sehingga mengurangi kenaikan suhu tubuh kita.

3. Meningkatkan volume plasma kita (bagian cair dalam darah), yang menurunkan tekanan kardiovaskular akibat kenaikan suhu inti, sekaligus memperbesar cadangan plasma guna mengendalikan laju keringat (keringat berasal dari plasma).

Selain tiga faktor di atas, persepsi kenyamanan kita terhadap panas dapat membaik. Ada juga manfaat lainnya dari peningkatan toleransi panas, seperti menjaga kandungan garam, metabolisme, dan efek antiperadangan, tapi tiga manfaat di ataslah yang paling penting.

Metode Aklimasi Panas

Ada perbedaan tipis antara aklimatisasi panas dan aklimasi panas. Aklimatisasi berlangsung secara alami untuk waktu yang lebih lama. Sementara itu, aklimasi adalah metode "buatan" atau dilakukan untuk tujuan tertentu dengan waktu yang lebih singkat. Meski sama-sama dapat meningkatkan toleransi panas kita, keduanya tidak sama.

Aklimatisasi panas, dan dalam kasus tertentu, dapat terjadi secara alami kepada orang-orang yang terus terpapar lingkungan yang panas dan lembap. Namun, bagi mereka yang tinggal di lingkungan kontinental yang lembap (termasuk kawasan terpadat di atas garis paralel 40, seperti New York, sebagian Eropa Tengah, dan Beijing), atau bagi mereka yang terbiasa menggunakan AC di musim panas, aklimatisasi panas alami jarang terjadi. Mereka membutuhkan usaha khusus.

Derajat adaptasi panas juga turut tergantung dengan durasi, intensitas, dan frekuensi paparan panas.

Standar terbaik untuk aklimasi panas biasanya terkait dengan pengendalian kenaikan suhu inti tubuh kita sekitar 1-2 derajat Celsius setidaknya satu jam. Proses ini dilakukan selama minimal lima hari berturut-turut, atau dalam periode dua pekan dengan masa istirahat beberapa hari.

Penyesuaian terbesar akan terjadi dalam hari-hari pertama aklimasi. Setelah itu, aklimasi akan memberikan efek maksimal sekitar dua pekan, lalu tambahan sedikit manfaat setelahnya.

Sayangnya, manfaat aklimasi untuk meningkatkan toleransi panas kita tidak bertahan selamanya.

Sebagian besar manfaat tersebut akan bertahan sekitar sepekan setelah paparan panas terakhir. Setelah itu, sekitar 75 persen faedahnya akan hilang jika selama tiga pekan kita tidak terpapar panas apa pun.

Untungnya, kita bisa mengulang aklimasi panas dan prosesnya akan lebih ringan. Kita pun bisa mencapai “kondisi stabil” aklimasi panas jika terus terpapar cuaca panas setidaknya tiga kali sepekan.

Aklimasi Panas di Rumah

Kamu masih bisa melakukan aklimasi panas sekalipun tidak memiliki akses ke ruang pemanas atau termistor (seperti pil termometer internal yang dapat masuk ke dalam tubuh) untuk memantau suhu inti tubuh. Yang kamu butuhkan hanyalah bak mandi.

Studi terbaru menyatakan cara efektif (dan praktis) untuk aklimasi parsial tapi berguna adalah berendam di air bersuhu 40 derajat Celsius selama 40 menit setelah berolahraga, dengan intensitas moderat selama 40 menit dalam suhu ruang.

Kuncinya, kita harus berolahraga cukup berat agar suhu tubuh melewati ambang batas keringat. Setelah itu, kita harus segera masuk ke dalam bak mandi.

Menurut penulis studi tersebut, “Mandi air panas hingga ke leher, hingga 40 menit, setelah latihan rutin dalam kondisi beriklim sedang, bisa menjadi aklimasi panas yang praktis dan ekonomis—menghilangkan kebutuhan akan peningkatan beban latihan, akses ke ruang lingkungan atau berpindah ke iklim panas.”

Walau demikian, strategi untuk menghindari paparan panas berlebihan tetap menjadi hal terpenting, terutama bagi mereka yang lebih rentan terhadap cedera terkait panas, termasuk orang lanjut usia dan orang-orang dengan kondisi seperti penyakit jantung dan diabetes.

Namun kini, paparan panas semakin tidak dapat dihindari, terutama bagi mereka yang bekerja atau beraktivitas di luar ruangan. Usaha menggabungkan metode aklimasi panas, bersamaan dengan strategi mitigasi yang umum dilakukan—berlindung dari sinar matahari langsung dan menjaga hidrasi—akan membuat tubuh kamu lebih terjaga terhadap cedera terkait panas.

---

Artikel ini ditulis Anthony Bain, lektor kepala kinesiologi (ilmu tentang gerak tubuh), University of Windsor, Ontario, Kanada. Terbit pertama di The Conversation.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus