Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyakit influenza sering hinggap pada siapa pun dan umumnya dapat pulih dengan sendirinya. Sekilas, ini penyakit ringan. Namun, bagi atlet, influenza sangat mengganggu karena dapat menyebabkan badan menjadi lemas sehingga mereka tidak dapat berlatih dan bertanding dengan normal. Itu tentu saja akan mengganggu prestasi mereka. Itulah sebabnya atlet perlu mendapat vaksinasi influenza agar mereka kebal terhadap penyakit ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi, Kemenpora Republik Indonesia, Mulyana, mengatakan atlet membutuhkan kondisi fisik yang sehat dan kuat. Saat diserang beberapa penyakit, terkadang tubuh tidak dapat menangkal penyakit tersebut secara optimal. Karena itu, dibutuhkan zat yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. "Zat tersebut dapat berupa vaksin," ujar Mulyana saat acara vaksinasi influenza bagi atlet Asean Games di Kemenpora, 16 Juli lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelaksanaan vaksinasi itu berkerja sama dengan Pusat Pengembangan Iptek dan Kesehatan Olahraga Nasional (PP ITKON), Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI), dengan Sanofi Pasteur Indonesia.
Menurut Mulyana, kontingen Indonesia yang berlaga di Asian Games sebanyak 940 atlet ditambah 363 manajer dan pelatih. Namun, menurut Mulyana, tidak semua atlet diberi vaksinasi influenza tahap pertama ini. Kala itu, vaksinasi hanya diberikan kepada 120 atlet. "Pemberian vaksinasi influenza ini bertahap dan jangan sampai juga mengganggu jadwal atlet latihan."
Vaksinasi diberikan kepada atlet yang selama ini telah menjalani pemusatan latihan untuk menghadapi Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Sebanyak 120 atlet yang diberikan vaksin influenza ini adalah atlet acabang cabang angkat besi, atletik, bola basket, sepak bola perempuan, balap sepeda, dan bulu tangkis.
Staf Ahli Pusat Pengembangan Iptek dan Kesehatan Olahraga Nasional (PP-ITKON), Hariyono, mengungkapkan vaksin yang diberikan kepada atlet ini bebas dari doping. "Ini jenis vaksin kuadrivalen sebagai medikasi yang boleh diberikan kepada atlet berdasarkan data USADA (US Anti-Doping Agency) 2018 sehingga dipastikan bebas doping," ujar dia.
Hariyono juga mengatakan vaksinasi yang diberikan pada para atlet mampu bertahan selama satu tahun. Nantinya para atlet akan kembali diberi vaksinasi secara berulang setiap tahun.
Meskipun influenza terdengar ringan, kata Hariyono, data dari World Health Organization (WHO) mengungkapkan angka kematiannya mencapai 500 ribu per tahun. "Ini tidak akan terjadi kalau kita vaksinasi. Ini juga untuk mencegah atlet yang sudah dijaga sedemikian rupa dari penyakit dan supaya prestasinya meningkat serta lebih baik lagi," tutur dia.
Pihak satuan tugas imunisasi dewasa, Iris Rengganis, mengatakan penularan virus influenza sangat mudah, bisa lewat udara, percikan ludah, dan kontak langsung dari seseorang yang terkena infeksi. "Influenza merupakan salah satu infeksi saluran pernapasan yang sangat mudah menular," ujar dokter spesialis penyakit dalam ini. "Meskipun influenza bisa saja sembuh dengan sendirinya, perlindungan harus tetap dilakukan, khususnya untuk para atlet yang akan berlaga."
Virus influenza, kata Iris lagi, dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti pneumonia, infeksi telinga, dan sinusitis. Bahkan virus influenza bisa memperburuk kondisi medis seperti gagal jantung, asma, dan diabetes. "Mengingat bahaya komplikasi influenza, maka WHO menyarankan setiap orang untuk mendapatkan vaksinasi influenza setahun sekali. Hal tersebut juga berlaku bagi para atlet, yang sangat berisiko untuk terkena virus influenza," kata dia.
Iris juga mengatakan kekebalan tubuh terhadap virus influenza akan terbentuk dua minggu setelah pemberian vaksin. "Vaksin influenza efektif melindungi hingga 90 persen individu sehat berusia kurang dari 65 tahun yang telah mendapatkan vaksin. Kalaupun menderita influenza, seseorang yang telah divaksin memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami komplikasi."
Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi peraih medali emas pada Olimpiade di Rio De Jainero 2016, yang mengikuti pemberian vaksin itu, mengaku baru pertama kali mendapatkan vaksinasi influenza ini. "Baru sekali ini disuntik vaksinasi," ujar dia. Saat bertanding di luar negeri pun ia belum pernah mendapatkan vaksinasi influenza. Ia hanya menjaga kondisi fisiknya dan mengkonsumsi vitamin saat badan mulai terasa tak enak. MUHAMMAD KURNIANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo