Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Susu diduga menjadi salah satu satu penyebab munculnya jerawat, rosacea, keratosis pilaris, dan masalah kulit lainnya. Meski belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang pasti antara susu dan jerawat, beberapa penelitian menunjukkan keduanya saling berhubungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jadi tidak heran jika para dokter kulit menyarankan untuk mengurangi susu bagi kulit yang berjerawat. Terlebih lagi karena susu sapi mengandung hormon yang bisa bereaksi dengan testosteron di tubuh Anda sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Artikel lainnya:
4 Makanan yang Ampuh Mengatasi Jerawat
Tatjana Saphira: Punya Jerawat Itu Normal
Kenali 5 Jenis Bekas Jerawat dan Kiat Mengatasinya
Ingin Jerawat Cepat Sembuh, Lakukan 10 Cara Berikut
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak yang akhirnya akan menyumbat pori-pori membentuk komedo putih dan hitam dan bahkan jerawat kistik hormonal. Selain itu juga dapat meningkatkan peradangan pada kulit sehingga memperburuk kondisi kulit keratosis pilaris atau rosacea.
Ilustrasi jerawat. Shutterstock
Susu skim dan keju mengandung kadar laktosa tinggi, yang akan berubah menjadi glukosa setelah Anda mengkonsumsinya. “Glukosa dapat meningkatkan kadar gula darah Anda dan menyebabkan naiknya insulin, yang dapat memicu peradangan tingkat rendah serta fluktuasi hormon yang dapat merusak kulit,” ujar dermatolog Mano Gohara seperti dikutip dari Marie Claire.
Tapi bukan berarti, berhenti mengkonsumsi susu dan produk turunannya akan menyelesaikan semua masalah kulit. Pada sebagian orang yang melakukan hal tersebut tidak merasakan perbedaan pada kulitnya. Jika Anda ingin mencobanya, lakukan dengan mengurangi susu selama sebulan, dan lihatlah perubahannya. Teruskan sampai tiga bulan tanpa sekalipun mengkonsumsi susu.