Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Alergi binatang alergi terjadi saat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap air liur, sel kulit mati, bulu, urine hewan peliharaan. Paparan alergen itu bisa berkembang di mana saja, bahkan yang tak ada hewan peliharaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Health Direct, sekitar 1 dari 5 orang mengalami alergi binatang. Sebagian besar alergi kucing atau anjing. Adapun binatang lainnya, yaitu marmut, tikus, kuda, dan burung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk Asthma Allergy and Foundation of America, sekitar 7 dari 10 rumah tangga di Amerika Serikat memiliki hewan peliharaan. Tapi banyak juga orang yang alergi binatang, terutama yang memiliki riwayat asma.
Mengapa kucing bisa menyebabkan alergi?
Bila hidung dan mata berair, kemudian mengalami bersin atau bengek setelah menyentuh kucing, kemungkinan mengalami alergi. Merujuk The American College of Allergy, Asthma and Immunology, alergi kucing bisa menyebabkan gejala yang konstan, karena paparan bisa terjadi di tempat kerja, sekolah, penitipan anak, atau di lingkungan dalam ruangan lainnya. Walaupun tempat itu tak ada kucing.
Mengutip WebMD, sekitar 10 persen masyarakat Amerika Serikat memiliki riwayat alergi hewan peliharaan. Kucing termasuk hewan peliharaan yang rentan menyebabkan alergi. Reaksi alergi tersebab kucing dua kali lebih umum daripada anjing. Orang yang sensitif kucing sangat alergi terhadap zat dalam air liur, urine, dan bulu, dan serpihan kulit kering.
Itu sebabnya, panjang bulu kucing, jenisnya, dan waktu bersama kucing di dalam ruangan tak mempengaruhi tingkat alergen kucing. Karakteristik sistem kekebalan tubuh manusia yang mempengaruhi reaksi alergi jika terpapar alergen. Orang yang alergi hewan peliharaan cenderung punya reaksi yang sama terhadap serbuk sari dan tungau debu.
Gejala alergi
Gejala alergi kucing tergantung sensitivitas individu. Variabel itu mempengaruhi seberapa cepat gejala berkembang setelah terpapar. Orang yang sangat sensitif mengalami gejala masalah pernapasan atau ruam. Bahkan, bisa saja dalam beberapa menit setelah menyentuh kucing.
Gejala alergi biasanya antara lain bersin, demam, mengi, gatal, ruam. Gejala mungkin akan muncul beberapa jam setelah menyentuh kucing. Diagnosis alergi hewan peliharaan merujuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Dokter mungkin merujuk ke spesialis alergi untuk tes kulit atau darah.
Tes ini memberi sejumlah kecil alergen kucing ditempatkan di kulit yang dilubangi secara steril untuk memungkinkan meresap dalam permukaan kulit. Setelah beberapa saat, ahli medis akan memantau tanda-tanda pembengkakan atau kemerahan yang menandakan reaksi alergi. Biasanya hasil akan jelas dalam waktu 15 menit sampai 20 menit.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.