Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Aman, benar aman

Jacques guardiola dari pasteur institute (pi) membantah isu tentang vaksin hepatitis-b yang bisa tercemar virus penyebab aids. ibu tien soeharto, atas nama yayasan purna bhakti pertiwi, menerima vaksin dari pi.

17 Desember 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI negara berkembang, persoalan utama kesehatan masih seputar penyakit infeksi, apakah oleh bakteri, amuba, jamur, hewan parasit, ataupun virus. Yang terakhir ini belakangan semakin merisaukan kita, terutama dengan munculnya AIDS dan semakin meruyaknya hepatitis-B, sejenis penyakit hati yang disebabkan oleh virus yang ganas. Dewasa ini diperkirakan 1 milyar orang di dunia pernah ditulari virus hepatitis-B (VHB), kendati tidak semuanya jatuh sakit -- tergantung ketahanan tubuh masing-masing. Di Indonesia, belum ada angka yang pasti. Tapi ditaksir, sekitar 10% penduduk kita membawa VHB dalam hatinya, sekaligus jadi sumber penularan bagi sekitarnya. Repotnya, hepatltis-B akut bisa jadi kronis (sirosis) alias kanker hati dengan jiwa sebagai taruhannya. Mujur sekali, kini ada vaksin anti-VHB, baik yang terbuat dari plasma darah maupun rekayasa genetik pada ragi. Di Indonesia semua vaksin ini masih diimpor dalam berbagai merk, seperti Hevac-B Pasteur -- vaksin asal plasma buatan Pasteur Institute, Prancis -- dan Engerix-B (asal ragi) dari AS. Sayang, semua vaksin terlalu mahal buat rakyat kebanyakan. Akibatnya, upaya vaksinasi masih harus dikerjakan lewat sumbangan sosial, seperti yang diserahkan Pasteur Institute (PI) kepada Ibu Tien Soeharto, Sabtu pekan lalu, di Jakarta. Atas nama Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, Ibu Tien menerima 2.500 vial Hevac-B Pasteur. Seusai penyerahan sumbangan, Jacques Guardiola dari PI menyatakan kepada pers bahwa vaksin plasmanya telah terbukti sangat efektif dan aman dari pencemaran virus AIDS. Ia merasa perlu menekankan hal ini, sebab pernah ada isu bahwa vaksin plasma bisa tercemari virus penyebab AIDS (HIV). Dan ia tidak asal bicara. Seorang ahli virus juga mengakui bahwa vaksin plasma tidak akan mengandung HIV -- soalnya virus ini mudah sekali dibunuh. "Hanya dengan pemanasan 60 C, ia sudah mati, padahal pembuatan vaksin plasma selalu mengalami pemanasan tinggi sebelumnya," kata ahli itu pada TEMPO. Guardiola menambahkan pembuatan vaksinnya juga mengalami proses inaktivasi dengan cecium chloride dan formalin, yang akan membunuh semua jenis mikroorganisme, termasuk semua jenis virus. SB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus