Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Taiwan Barbie Hsu meninggal karena pneumonia pada usia 48 tahun. Pemeran Shan Cai dalam serial Meteor Garden ini tertular influenza yang memicu pneumonia saat dalam perjalanan liburan tahun baru Imlek bersama keluarga ke Jepang. Tanggal kematiannya belum diketahui secara jelas. Dilansir dari Focus Taiwan, rumor meninggalnya Barbie Hsu menyebar pada hari Ahad, 2 Februari 2025 melalui halaman penggemar Facebook.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kabar kematian aktris Taiwan tersebut dikonfirmasi oleh saudara perempuannya, Dee Hsu, pada Senin, 3 Februari 2025, lewat sebuah pernyataan. "Seluruh keluarga kami datang ke Jepang untuk berlibur, dan adik perempuan saya yang paling saya sayangi dan baik hati, Barbie Hsu, meninggal karena pneumonia akibat influenza dan sayangnya meninggalkan kami," kata Dee Hsu melalui pernyataan yang dibagikan oleh manajernya.
Wabah Influenza di Jepang
Pada pekan terakhir Desember 2024, Jepang mencatat kasus wabah influenza terbesar sejak 25 tahun terakhir. Data dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, dari 23-29 Desember terdapat 317.812 orang didiagnosis alami flu. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dibanding angka terbesar pada 2023 yaitu 104.612 kasus. Jumlah pada periode Desember 2024 itu menjadi yang paling tinggi sejak 1999.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan wilayah, Prefektur Kanagawa melaporkan 23.869 kasus kejadian, disusul Tokyo sebesar 23.625 orang, dan ketiga Osaka dengan 20.596 jiwa dilaporkan terinfeksi influenza.
Virus influenza musiman yang saat ini menyebar di Jepang adalah subtype A (H1N1), A (H3N2), dan tipe B. "Fakta bahwa masyarakat memperluas jangkauan pergerakan mereka saat memasuki musim liburan bisa jadi merupakan faktor penyebabnya," kata seorang pejabat kementerian seperti dilaporkan oleh Kyodo News.
Apa Itu Influenza?
Menukil informasi dari Institut Nasional Penelitian Infeksi Jepang (NIID), influenza adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini bisa dengan mudah menjadi kasus kesehatan yang serius dan dianggap berbeda dengan sindrom flu biasa. Di Jepang, wabah influenza dimulai akhir November atau awal Desember setiap tahun, dengan jumlah pasien meningkat dari Januari hingga maret. Jumlah kematian akibat influenza dan pneumonia terus meningkat secara signifikan.
Berbagai kematian disebabkan penyakit kronis yang dipicu oleh influenza, termasuk kardiovaskular, juga meningkat. Terdapat tiga jenis virus influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A dan B adalah yang paling umum ditemukan di Jepang. Influenza A dapat menyebabkan pandemi global setiap beberapa tahun atau beberapa dekade saat subtipe baru virus muncul dan menggantikan subtipe lama.
Mudah Menyebar
Influenza dapat dengan mudah menyebar dalam kawasan padat seperti sekolah dan panti jompo. Penyakit ini bisa menular lewat percikan pernapasan udara, misalnya dari orang yang terinfeksi batuk dan bersin atau menyentuh hidung dan mulut setelah memegang permukaan yang terkontaminasi virus.
Setelah masa inkubasi selama satu hingga tiga hari sesudah terinfeksi virus influenza tipe A atau B, gejala seperti demam biasanya dari 38 derajat celcius, sakit kepala, malaise umum, nyeri otot, dan nyeri sendi tiba-tiba muncul. Secara umum, penyakit ini diawali dengan pilek, gejala pada saluran pernapasan atas yang mereda dalam waktu seminggu.
Meski sebagian orang dapat sembuh tanpa memerlukan perawatan medis, influenza dapat menyebabkan penyakit parah dan kematian. Virus tersebut dapat memperburuk kondisi penderita gejala kronis lainnya. Khususnya orang lanjut usia dan pasien dari segala usia dengan gangguan pernapasan. Dalam kasus parah, influenza dapat memicu pneumonia dan sepsis.
NIA NUR FADILLAH | KYODO NEWS | FOCUS TAIWAN | THE STANDARD
Pilihan Editor: Kota di Jepang Ini Pekerjakan Petugas Keamanan untuk Awasi Turis yang Berperilaku Buruk