Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Anak didatangi penyakit terhormat

Konsumsi kolesterol yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan penyakit jantung pada usia dini. cara mencegahnya dengan pengaturan pola makan yang tepat, dan diet untuk anak. kini penyakit tersebut di peringkat ke-2.

22 September 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SERANGAN jantung tidak kenal usia. Di RS Harapan Kita, Jakarta, ada pasien berusia 27 tahun meninggal karena serangan jantung. Sebelumnya, dari otopsi di rumah sakit yang sama, terdapat gejala penyakit jantung pada seorang wanita berusia 19 tahun. Gejala tersebut menunjukkan semakin dininya penyakit jantung menyerang. Dengan kata lain, penyumbatan pembuluh jantung sudah terjadi sejak masa kanak. Karena itu, ahli jantung menyarankan diet makanan, untuk mencegah datangnya penyakit ini di saat masih kanak-kanak. Itulah yang diungkapkan dokter ahli jantung Asikin Hanafiah di Ujungpandang dalam Kongres Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 11 hingga 14 September lalu. Kongres yang dibuka oleh Menteri Kesehatan Adhyatma ini dihadiri sekitar 800 dokter spesialis anak dan umum. Tidak kurang dari 600 makalah dengan berbagai topik digelar, di antaranya mengenai penyakit jantung koroner. Sebenarnya, gejala penyakit itu sudah dimulai sejak usia dini. Pada usia 10 tahun, garis lemak nampak pada pembuluh jantung. Makin lama makin jelas, hingga pada usia 20 tahun tanpa lagi berupa garis, melainkan berbentuk plak. "Meski sudah ada plak, gejala penyakit ini tidak menimbulkan keluhan," ujar Asikin. Lazim, tidak adanya keluhan inilah yang membuat orang tak menyadari bahwa pembuluh jantungnya sudah ditimbuni lemak yang bisa menyumbat aliran darah koroner. Keluhan seperti rasa nyeri akibat penyumbatan baru muncul setelah usia 40-50 tahun. Apalagi penyebab penyakit ini bisa beragam, seperti hipertensi, rokok, stres, makan berlebihan, kegemukan, dan faktor keturunan. Pola kehidupan atau sifat pribadi secara tidak langsung juga bisa menjadi penyebab. Seseorang yang gampang marah, misalnya, melancarkan kemungkinan terkena hipertensi. "Itu semua mempercepat dan mempermudah untuk penyakit jantung koroner," kata Asikin. Kini di Indonesia, menurut Lektor Kepala Kardiologi FK-UI dan RS Harapan Kita ini, penyakit jantung semakin "terhormat" . Padahal, tahun 1972, masih di peringkat ke-11 atau 5% dari penduduk yang terkena penyakit ini. Delapan tahun kemudian kedudukannya meroket ke urutan ketiga. Kini di peringkat kedua. Hal ini sejalan dengan berubahnya pola penyakit di Indonesia, dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif. "Ternyata modernisasi diikuti kardiovaskuler," ujar Asikin. Makin besarnya jumlah penderita penyakit jantung, menurut pembicara berikutnya, dr. Pelupessy, antara lain, berubahnya pola hidup. Meningkatnya taraf hidup diikuti dengan konsumsi makanan yang baik. "Anak yang terkena penyakit jantung koroner selain karena faktor keturunan, juga karena cara hidup dan pola makan mereka," ujar dokter anak di FK Universitas Hasanuddin ini. Di Finlandia, gejala penyakit jantung ditemukan tertinggi pada anak usia 5 hingga 11 tahun. Penyebabnya, konsumsi kolesterol yang terlalu tinggi. Proporsi lemak dalam makanan bisa mencapai 45 persen. Cara mencegah terbentuknya lapisan lemak pada jantung dapat ditempuh melalui pengaturan pola makan yang tepat. "Kita belum terlambat untuk mengatur pola makan pada anak-anak," kata Rahmad Soegih. Mengingat munculnya penyakit jantung pada usia dini akibat pola makan yang salah, menurut Kepala Bagian Ilmu Gizi FK-UI itu, perlu diterapkan diet makanan untuk anak. Sarannya, perlu diperkenalkan rasa dan makanan padat pada bayi sejak usianya 3-6 bulan. Pada saat ini susunan saraf perasa atau tastebut sedang berkembang. Ini membantu anak menyukai sayuran. Gula dan garam jangan ditambahkan pada makanan bayi, sebab konsumsi yang berlebihan itu menyebabkan hipertensi. "Orangtua yang terkena penyakit jantung koroner harus pula hati-hati memberi lemak berlebihan pada anaknya," ujar Rahmad. Terutama makanan yang mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak jenis ini biasanya terdapat pada lemak asal dari hewan. Lemak nabati terdapat pada minyak kelapa. Proporsi lemak hidangan sebaiknya tidak lebih dari 20 persen. Meski kolesterol termasuk pengundang risiko penyakit jantung, jangan terlalu khawatir membelikan kolesterol pada anak. Kolesterol diperlukan untuk garam-garam empedu, sel jaringan, hormon, dan vitamin. Pada anak, kolesterol terutama untuk membentuk hormon dan sel. Tingginya kolesterol pun harus dirinci. Karena ada dua jenis kolesterol--: yang berkerapatan rendah disebut low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL) yang berkerapatan tinggi. HDL berfungsi mengangkut sisa kolesterol yang tak digunakan kembali ke hati, untuk diolah. Sementara itu, LDL menggunakan kolesterol untuk jaringan yang membutuhkannya. Kalau LDL berlebihan akan muncul penimbunan yang menyebabkan timbulnya plak. Sedangkan HDL adalah faktor pencegah terjadinya penumpukan. Kolesterol yang "baik" ini mengeruk sisa-sisa LDL yang menumpuk. "Pada anak-anak, karena dia aktif, sirkulasi darahnya biasanya baik, sehingga konsentrasi HDL-nya tinggi," tambah Rahmad lagi. Dua tahun lalu, pernah diberitakan anak-anak Amerika Serikat menderita kekurangan kolesterol karena ketakutan berlebihan untuk mengkonsumsinya (lihat juga Perilaku). Akibatnya, mereka kekurangan hormon dan pertumbuhannya terganggu. Kebutuhan kolesterol anak-anak per hari adalah 300 sampai 350 mg. Satu butir telur kandungan kolesterolnya 200 mg, otak 1.100 mg. Sementara itu, satu potong ayam cuma 35 mg. Untuk pertumbuhaan anak-anak perlu kalori banyak. Jadi, makan dua butir telur sehari masih amam. Sugrahetty Dyan K.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus