Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Ketergantungan makanan atau minuman tidak pernah menjadi baik bagi tubuh, salah satu pemicunya adalah laksatif atau pencahar. Apakah itu laksatif?
Mengenal Laksatif
Melansir dari everydayhealth.com, laksatif atau obat pencahar adalah obat yang meredakan sembelit dengan melonggarkan tinja atau mendorong buang air besar. Beberapa obat pencahar juga digunakan sebelum prosedur atau pemeriksaan usus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Obat pencahar datang sebagai pil, kapsul, cairan, makanan, gusi, supositoria, dan enema. Kebanyakan obat pencahar dimaksudkan untuk penggunaan jangka pendek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada beberapa jenis obat pencahar yang sering djumpai. Antara lain:
1. Bulking Agents:
Obat pencahar jenis ini meningkatkan kandungan air dan sebagian besar tinja, membuatnya lebih mudah bergerak melalui saluran usus. Mereka biasanya membutuhkan waktu 12 hingga 72 jam untuk bekerja.
Contohnya termasuk psyllium (Metamucil), metilselulosa (Citrucel), dan makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
2. Lubricant Laxatives:
Ini membuat tinja licin, sehingga bergerak melalui usus lebih mudah dan cepat. Mereka biasanya membutuhkan waktu enam hingga delapan jam untuk bekerja. Salah satu contohnya adalah Minyak mineral.
3. Emollient Laxatives:
Pelunak tinja ini menyebabkan lemak dan air menembus ke dalam tinja, membuatnya lebih mudah bergerak melalui sistem pencernaan.
Mereka biasanya membutuhkan waktu 12 hingga 72 jam untuk bekerja. Contohnya termasuk Colace dan Diocto.
4. Stimulant Laxatives:
Stimulant Laxatives merangsang lapisan usus untuk mendorong tinja bersama.
Mereka memberikan bantuan yang sangat cepat tetapi hanya boleh digunakan sesekali. Contohnya termasuk Ex-Lax, Senokot, Correctol, Dulcolax, dan Feen-a-Mint.
5. Osmotic and Hyperosmolar Laxatives:
Jenis pencahar yang terakhir ini bekerja dengan menarik cairan ke dalam usus dari jaringan di sekitarnya, membuat tinja lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan.
Mereka mungkin membutuhkan waktu 30 menit hingga enam jam untuk bekerja, tergantung pada jenisnya. Contohnya pencahar ini termasuk Fleet Phospho-Soda, Milk of Magnesia , laktulosa , dan Miralax.
Efek Samping Laksatif
Pencahar atau laksatif memang merupakan obat untuk mengatasi sembelit alias susah buang air besar. Tapi, jika terlalu sering dikonsumsi akan menimbulkan efek negatif. Obat pencahar mengandung senyawa seperti natrium, kalium, magnesium, dan fosfor.
Itu merupakan bagian elektrolit dan mineral yang berfungsi untuk saraf, otot, usus besar, dan jantung. Mengutip Eating Disorder Hope, jika keseluruhan senyawa itu dikonsumsi di luar aturan, maka dapat menyebabkan penurunan fungsi organ tersebut.
Dampak buruk obat pencahar...
Dampak buruk obat pencahar, salah satunya tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi. Masalah dehidrasi akibat penggunaan obat pencahar, karena banyak menyerap kandungan air dalam tubuh, seperti dikutip dari Healthline. Prosesnya dikeluarkan bersamaan dengan feses, sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Ada komponen bermuatan positif dan negatif yang larut dengan cairan dalam tubuh mengalami masalah.
Efek lainnya, obat pencahar mengurangi kemampuan respons otot dan saraf. Penggunaan obat pencahar dalam kurun waktu yang lama bisa merusak organ dalam. Usus besar akan berkurang kinerjanya (sindrom iritasi usus besar).
Konsumsi berlebihan obat pencahar juga bisa mempengaruhi kebiasaan normal buang air besar. Sebab ada ketergantungan usus dengan obat pencahar selama proses buang air besar.
Efek samping lainnya dari obat ini yang paling umum adalah kembung, gas, dan sakit perut. Anda harus selalu minum banyak cairan dan tetap terhidrasi saat mengonsumsi obat pencahar sehingga dapat memicu ketergantungan.
Penyalahgunaan Laksatif
Tidak hanya efek samping diatas, penyalahgunaan pencahar bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi obat pencahar dengan dosis lebih tinggi atau lebih sering dibandingkan dengan yang direkomendasikan.
Penyalahgunaan obat-obatan ini berbahaya dan dapat mengakibatkan komplikasi serius atau mengancam jiwa, seperti:
a. Ketidakseimbangan elektrolit dan mineral
b. Dehidrasi parah
c. Ketergantungan pencahar
d. Sembelit kronis
e. Kerusakan organ dalam
f. Peningkatan risiko kanker usus besar
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat juga memperingatkan konsumen bahwa beberapa obat pencahar yang dijual bebas berbahaya bahkan ketika instruksi dosis diikuti dengan benar.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Pilihan editor : Mengenali Berbagai Masalah Sistem Pencernaan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.