Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini pada Senin, 29 Mei 2023, Jokowi mengatakan jika dirinya akan ikut cawe-cawe dalam Pilpres 2024 mendatang. Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi di depan para pemimpin redaksi dan content creator dalam pertemuan di Istana Negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pertemuan tersebut Jurnalis senior, Karni Ilyas, yang turut hadir menyatakan bahwa Jokowi menganggap tindakan politik cawe-cawe yang dilakukannya sebagai sesuatu yang wajar. Di sisi lain, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas TV, Yogi Nugraha mencatat bahwa Jokowi bahkan menggunakan kata "cawe-cawe" lebih dari 7 kali dalam pernyataannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga pernah mengucap kata cawe-cawe saat mengadakan pertemuan di Istana Negara dengan 6 ketua umum partai politik pendukungnya, kecuali NasDem, pada Selasa 2 Mei 2023. Pertemuan tersebut kemudian dianggap sebagai campur tangan Presiden dalam menentukan calon presiden dan calon wakil presiden dari partai-partai yang mendukungnya.
Jokowi pun menyangkal tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa ia tidak ikut cawe-cawe dalam urusan penentuan calon presiden dan calon wakil presiden ketika mengumpulkan para ketua umum partai politik tersebut.
"Bukan cawe-cawe, wong itu diskusi aja, kok cawe-cawe," ujar Jokowi pada Kamis, 4 Mei 2023.
Langkah Jokowi yang dianggap cawe-cawe urusan politik itu kemudian mendapat banyak kritikan. Terlepas dari urusan politik, sebenarnya apa itu arti cawe-cawe yang dimaksud Jokowi? Berikut penjelasannya lebih lanjut.
Arti Cawe-cawe
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata cawe-cawe adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Jawa. Arti cawe-cawe sendiri adalah ikut membantu mengerjakan (membereskan, merampungkan); ikut menangani.
Secara harfiah, kata cawe-cawe dapat diartikan sebagai ikut-ikutan atau ikut campur dalam suatu hal. Dalam artian, kata cawe-cawe juga berarti ikut campur dalam suatu urusan yang seharusnya tidak menjadi kewenangan atau tanggung jawab seseorang. Selain itu, istilah cawe-cawe ini merujuk pada campur tangan atau ikut campur dalam urusan atau keputusan tertentu, terutama dalam konteks politik.
Makna Cawe-cawe Menurut Istana Negara
Kata cawe-cawe sendiri belakangan ini kerap diucapkan politikus, tak terkecuali Jokowi. Sebagian orang bahkan menganggap kata cawe-cawe yang diucapkan memberi stigma negatif.
Pihak Istana Negara kemudian memberi penjelasan maksud pernyataan Presiden Jokowi yang ingin cawe-cawe dalam Pilpres. Dalam keterangan resminya, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, menjelaskan konteks cawe-cawe yang diucap Presiden Jokowi adalah untuk kepentingan bangsa dan negara yakni memastikan pemilu serentak 2024 berjalan aman.
Selanjutnya Presiden juga ingin Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara jujur dan adil. Selain itu, Jokowi berkepentingan terselenggaranya Pemilu berjalan dengan baik tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik masyarakat.
"Presiden ingin memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil. Presiden berkepentingan terselenggaranya pemilu dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat," kata Bey Machmudin pada Selasa, 29 Mei 2023.
Kemudian Jokowi berharap agar seluruh peserta pemilu dapat berkompetisi dengan adil. Selain itu, Jokowi dipastikan akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Jokowi juga akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya.
"Presiden akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Presiden akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya," jelas Bey.
RIZKI DEWI AYU