Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada malam Kamis pertengahan Maret lalu, perut Umi Komariah, 72 tahun, membesar, keras, dan terasa kembung. Ia mengeluh nyeri dada, mual, dan sesak napas sejak pukul 11 malam. Terapi kerokan yang dilakukan anaknya tidak mempan di tubuh warga Ciputat itu. Karena tidak kuat menahan rasa mual, pukul 02.00, Umi langsung dilarikan ke sebuah rumah sakit di Ciputat. Namun Dia hanya diberi obat pereda rasa mual. Rasa kembung dan sesak napas tak jua hilang. Maka ia pun berpindah rumah sakit.
Hasil diagnosis Destrans Kostermans, dokter spesialis gastroenterologi Rumah Sakit Pusat Pertamina, mengungkapkan asam lambung Umi meningkat tajam. Tidak jelas apa penyebabnya. Anak-anak Umi juga tidak tahu makanan apa yang dikonsumsi sebelum ibunya merasa mual. Dokter Destrans hanya menyebutkan kadar asam lambung Umi dua kali lipat lebih banyak dari ukuran normal.
"Kalau tidak salah, sampai 600 cc," ujar Eka Ayu Prasetyaningsih, salah satu anak Umi. Karena jumlahnya meningkat, asam lambung Umi harus dikeluarkan. Ari Fachrial Syam, dokter spesialis gastroenterologi dari Divisi Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengatakan jumlah normal cairan asam lambung di tubuh manusia 200 cc. Sedangkan kapasitas lambung dalam menampung segala macam asupan makanan dan cairan kurang-lebih 700 cc. Kelebihan inilah yang membuat lambung melembung dan mendesak hingga ke dada.
Dalam jumlah yang normal, cairan ini justru kita butuhkan. "Asam lambung adalah cairan yang diproduksi sel varietal sebagai media pertahanan tubuh. Asam lambung juga dibutuhkan untuk mencerna makanan," kata Ari saat diwawancarai di ruang Divisi Gastroenterologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Selasa pekan lalu.
Pada prinsipnya, alur produksi asam lambung mengikuti zat makanan yang masuk ke tubuh melalui saluran cerna dari mulut menuju lambung (kerongkongan). Namun, bila dalam proses menuju lambung itu zat dengan keseimbangan asam 1-1,5 ph ini mengalami rangsangan, alur asam lambung akan berbalik. Menurut Ari, asam lambung yang berbalik arah dapat menjebol katup antara kerongkongan dan lambung, yang disebut spinkter esofagus bawah.
"Asam lambung yang naik lagi ke kerongkongan inilah yang menyebabkan rasa mual bahkan sampai muntah," kata Ari. Asam lambung yang berbalik ini pula yang menyebabkan asam yang sudah ada di dalam lambung bergejolak dan membanjiri lambung. Akibatnya, perut terasa kembung dan membesar.
Namun hal itu tak hanya berpengaruh pada saluran pencernaan. Banjirnya asam di dalam lambung menekan beberapa organ di sekitarnya, seperti saluran napas dari mulut ke paru-paru (tenggorokan) dan beberapa organ di paru-paru (trachea dan bronchial tree). Karena itu beberapa pasien asam lambung mengalami sesak napas dan rasa seperti terbakar di bagian dada (heartburn).
Akibat sesak dan rasa terbakar ini, ada beberapa pasien asam lambung yang didiagnosis mengalami penyempitan pembuluh darah jantung, padahal tidak. "Sebab, tidak ada saluran yang berhubungan. Lambung dan jantung adalah dua organ dengan saluran yang berbeda," kata Ari.
Asam lambung yang berbalik naik juga sangat berbahaya bagi beberapa organ yang ada di kerongkongan. Sebab, pasien akan mengalami mual dan bahkan muntah basah ataupun kering. Muntahan inilah yang kemudian melukai dinding kerongkongan serta organ yang ada di sekitar kerongkongan. Salah satunya luka yang ada di pita suara. Luka pada pita suara akan menyebabkan radang. Bila daya tahan tubuh sedang tidak baik, radang dapat berlanjut pada infeksi.
Radang pita suara ditandai oleh suara pasien yang serak, sering terbatuk, dan mengeluarkan banyak dahak. Bila dibiarkan dan tidak terdiagnosis dengan baik, radang pita suara dapat menyebabkan kanker pita suara. Begitu juga dengan dinding kerongkongan yang luka. Bila sering dibiarkan berbalik dan melukai kerongkongan, asam lambung dapat menyebabkan kanker kerongkongan. Ari bahkan menyebutkan asam lambung yang berbalik atau dikenal sebagai penyakit gastroesophageal reflux disesase (GERD) ini juga ada yang menyebabkan vertigo dan keputihan.
Menurut Ari, asam lambung umumnya meningkat di atas usia 40 tahun. Namun banyak orang yang tidak menyadari dan enggan mengubah gaya hidup. Salah satunya cara makan. "Pada beberapa pasien, terutama yang tinggal di kota, penyebabnya lebih banyak mengkonsumsi daging sapi, kambing, dan garam. Makanan ini adalah perangsang utama produksi asam lambung," kata Ari. Selain daging sapi, kambing, dan garam, makanan seperti cokelat dan keju menjadi penyebab utama meningkatnya produksi asam lambung.
Ari juga menyarankan pasien asam lambung menghindari konsumsi kol dan sawi serta makanan dari bahan pati, seperti singkong. "Sayur kol, sawi, dan singkong mengandung banyak gas," katanya. Gas ini bila produksinya di dalam lambung berlebihan juga dapat memperbanyak kadar asam lambung.
Selain itu, faktor stres dan merokok serta konsumsi obat-obatan nonsteroid untuk antiradang, seperti aspirin dan phenylbutazone, menjadi penyebab meningkatnya asam lambung. Pasien yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker kerongkongan dan kanker lambung juga dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit asam lambung.
Beberapa gejala awal bahwa seseorang mengalami masalah peningkatan asam lambung adalah berat badan turun lebih dari 2 kilogram dalam sebulan, pucat tanpa sebab, muntah darah, feses menghitam, serta sulit dan nyeri saat menelan. Peningkatan kadar asam lambung juga menimbulkan rasa cecap yang lain di mulut, seperti lidah terasa pahit serta ada suatu benda dirasa berbalik arah dari kerongkorangan ke rongga mulut.
Selain kesulitan makan karena mual dan muntah, meningkatnya kadar asam lambung dapat menyebabkan susah tidur, sulit bekerja dan berinteraksi, bahkan gangguan seksual.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ari Fachrial pada 2002, penyakit asam lambung lebih banyak diderita laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ari terhadap 1.800 pasien asam lambung yang menjalani endoskopi, perbandingan jumlah pasien laki-laki dan perempuan adalah 1,1 : 1. Tidak hanya itu, data di RSCM pada 1997 menunjukkan jumlah pasien dengan asam lambung hanya 6 persen. Jumlah ini meningkat tajam pada 2002 menjadi 26 persen.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap simposium tentang peningkatan produksi asam lambung yang dilakukan Ari tahun lalu, didapat kesimpulan bahwa orang yang berkecimpung di bidang pekerjaan profesi seperti dokter, perawat, wartawan, dan pengacara lebih rentan mengalami peningkatan produksi asam lambung. Tiga puluh lima persen mereka yang terlibat dalam bidang pekerjaan profesi mengalami penyakit akibat meningkatnya asam lambung.
"Mungkin ini karena pekerjaan mereka yang sangat menuntut waktu dan cara makannya sembarangan," kata Ari. Dokter yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Cabang Jakarta ini menyarankan sebaiknya makan malam tidak dilakukan di atas pukul tujuh malam. Seandainya keadaan memaksa, waktu yang tepat adalah dua jam sebelum tidur.
Selain mengubah gaya hidup dan cara makan, cara mengurangi asam lambung adalah mengkonsumsi obat antasida, seperti Polycylane, Promag, dan Mylanta. Obat ini, menurut Ari, dapat menekan produksi asam lambung, tapi tidak dapat mengobati penyebab utama meningkatnya produksi asam lambung. "Kalau ada tukak lambung atau kanker lambung, ya, tidak mempan diberi antasida. Harus dilakukan endoskopi lebih dulu," ujar Ari.
Cheta Nilawaty
Gastroesophageal Reflux Disesase
Asam lambung yang berbalik atau dikenal sebagai penyakit gastroesophageal reflux disesase (GERD) menyebabkan asam yang sudah ada di dalam lambung bergejolak dan membanjiri lambung. Akibatnya, perut terasa kembung dan membesar. Asam lambung yang berbalik naik juga sangat berbahaya bagi beberapa organ yang ada di kerongkongan.
1. Alur produksi asam lambung mengikuti zat makanan yang masuk ke tubuh melalui saluran cerna dari mulut menuju lambung (kerongkongan). Namun, bila dalam proses menuju lambung itu zat dengan keseimbangan asam 1-1,5 ph ini mengalami rangsangan, alur asam lambung akan berbalik.
2. Asam lambung yang berbalik arah dapat menjebol katup antara kerongkongan dan lambung, yang disebut spinkter esofagus bawah.
3. Bila sering dibiarkan berbalik dan melukai kerongkongan, asam lambung dapat menyebabkan kanker kerongkongan.
Gejala awal peningkatan asam lambung
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo