Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bar Daur Ulang

7 Maret 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NAMA tempat itu: 365 Eco Bar. Terletak di kawasan gaul, Kemang, Jakarta Selatan, bar yang dimiliki Noni Quan itu bersaing dengan tempat-tempat kumpul lain yang keren. Namun perempuan 35 tahun itu tak gamang bersaing. Dia punya kekuatan karena mengelola 365 Eco Bar dengan cara ramah lingkungan. Tidak basa-basi, karena, ”Delapan puluh persen properti di sini menggunakan barang bekas,” kata Noni.

Sofa dibungkus kain perca. Botol minuman diberdayakan menjadi ru­mah lampu. Meja dibangun dari drum merah, bertulisan ”Pertamina”. Wastafel terbuat dari kuali bekas, dan bangku yang terdiri atas krat minuman botol dengan bantal yang terbungkus kain jins. ”Itu semua jins bekas sumbangan teman-teman yang saya jahit jadi sarung bantal,” kata ibu dua anak itu. Sejak kecil, Noni punya hobi membuat kerajinan tangan dan mendaur ulang barang. Barang bekas diolah menjadi barang berguna. Kaleng-kaleng bekas kompor diubah menjadi lemari, atau plastik digunting-gunting kecil yang dijadikan isi bantal. ”Salah satu cara go green adalah recycling,” kata dia.

Konsep daur ulang itulah yang diterapkan di 365 Eco Bar. Ide membuat bar berawal pada 2008. Bersama empat orang teman lainnya, Noni membahas kegelisahan akan pemanasan global dan segala efeknya bagi bumi. Mereka kemudian sepakat membuat bar ramah lingkungan. ”Kenapa bar, karena kami punya kegemaran yang sama, yakni minum,” ujar Noni, tertawa.

Bar hijau ini terealisasi pada pertengahan 2009. Barang daur ulang ada di semua sudut. Bar berukuran 10 x 20 meter persegi itu dibangun dari empat unit kontainer, ditambah satu kontainer berukuran lebih kecil untuk dapur. Selain itu, besi yang menjadi kerangka penahan atap bar berasal dari besi bekas bongkaran Hotel Indonesia. Agar tidak muram karena menggunakan barang bekas, pada dinding digambar mural warna-warni. ”Kami membuat kompetisi mural, dan juaranya berhak menggambar di dinding kami,” ujarnya.

Daur ulang tak lengkap bila tak hemat energi. Bar menggunakan penyejuk udara yang berteknologi duracool, tidak menghasilkan karbon freon. Noni mengklaim penggunaan daya penyejuk udara juga kecil, hanya 19 PK. ”Bar sebesar ini biasanya menggunakan 30 PK,” ujarnya. Untuk menggenjot angin sepoi, dua bagian dinding kaca bar yang menghadap ke pepohonan bambu bisa dibuka.

Bar menggunakan jasa konsultan instalasi listrik yang biasa bekerja lepas pantai. Ia bisa membuat jaringan yang hemat listrik. ”Tagihan kami Rp 9 juta per bulan. Dulu sampai Rp 15 juta untuk ukuran bar lebih kecil,” kata Noni, yang juga pernah menjadi manajer di sebuah bar.

Kepada sekitar 30 orang karyawannya, Noni juga menerapkan ”peraturan hijau”. Salah satunya adalah dengan memisahkan sampah plastik, organik, dan non-organik. Bahkan 365 Eco Bar juga tengah menjajaki kemungkinan menggunakan gas metana dari septic tank sebagai bahan bakar di dapur. ”Kami masih mempelajarinya,” kata sarjana lulusan Royal Melbourne Institute of Technology, Australia, ini.

Satu lagi yang dilakukan bar ini adalah memasang angka raksasa pada bagian depan bar, yang jumlahnya berkurang setiap hari. Pada 1 Januari angkanya 365, hari berikutnya 364, dan seterusnya hingga 0 pada akhir tahun. Hitung mundur itu dipasang untuk memberikan kesadaran kepada pengunjung agar menurunkan jumlah pengeluaran karbon. ”So, let’s start countdown your carbon prints,” ujar Noni.

Tito Sianipar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus