Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Batas Tipis Suka dan Nestapa

Bipolar dapat menyebabkan penderitanya ingin bunuh diri. Atau sebaliknya, membahayakan lingkungan sekitarnya.

25 Agustus 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Batas Tipis Suka dan Nestapa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Begitu mendengar lantunan My Cherie Amour milik Stevie Wonder, Pat Solatano sontak mengamuk. Semua benda di meja ia obrak-abrik. Padahal sebelumnya dia adem-adem saja. Pat membenci lagu tersebut karena mengingatkan dia akan perselingkuhan yang dilakukan mantan istrinya. Adegan dalam film komedi romantis Silver Linings Playbooks (2012) itu menggambarkan kumatnya penderita bipolar.

Gangguan psikologis ini menjadi buah bibir setelah aktris Marshanda Andriani, 25 tahun, menyatakan menderita bipolar II. Perempuan 25 tahun itu juga dikabarkan "dipasung" di sebuah rumah sakit swasta akibat kehilangan kendali atas emosinya.

Menurut Agung Kusumawardhani, dokter spesialis kejiwaan, bipolar adalah gangguan mood alias perasaan yang muncul pada rentang waktu tertentu dengan gejala berupa perilaku tidak normal yang dapat mengganggu kehidupan. Bipolar timbul karena ada gangguan pada sistem neurotransmitter di otak yang mengantar rangsang saraf pengatur perasaan.

Bipolar sering kali muncul pada usia antara 15 dan 24 tahun. "Rata-rata pasien di umur dua puluh tahunan," ujar Agung.

Pengobatan bipolar I dan II, ujar dosen di Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, dilakukan dengan memantau perilaku. Dokter baru akan memberikan obat jika perilaku penderita tidak dapat dikendalikan lagi. "Tujuannya, untuk mengendalikan frekuensi munculnya episode dan mengurangi beratnya gejala," kata perempuan 59 tahun asal Bali ini.

Selain obat, diperlukan terapi psikologi, karena bipolar melibatkan pikiran, emosi, serta perilaku. "Pendidikan untuk pasien dan keluarga juga penting," ujar Agung. "Agar mereka memahami perjalanan gangguan bipolar, mengetahui gejalanya, memotivasi pasien agar terus patuh terhadap terapi yang diperlukan, hingga mendampingi penderita saat berada dalam episode gangguan." CHETA NILAWATY


Tiga Periode Bipolar

Agung Kusumawardhani, dokter spesialis kejiwaan dari Universitas Indonesia, mengatakan bipolar memiliki tiga fase, yaitu:

1. Depresi
Ciri-ciri: kesedihan akut, kehilangan minat, sulit berkonsentrasi, insomnia atau hipersomnia (kebanyakan tidur), mudah lupa, perilaku lamban, gampang lelah, pesimistis, dirundung rasa bersalah, hingga perasaan putus asa seperti ingin bunuh diri.
Waktu: dua pekan.

2. Hipomanik
Ciri-ciri: mood naik, tidak berhenti berbicara dan beraktivitas, optimisme berlebihan, sulit tidur.
Waktu: empat hari.

3. Manik
Ciri-ciri: kegembiraan berlebihan sekaligus mudah tersinggung dan uring-uringan, kepercayaan diri meningkat tajam dibarengi lemahnya konsentrasi, pikiran dipenuhi khayalan besar, terutama tentang kekuasaan dan kebesaran diri.
Contoh tindakan: tidak tidur, melakukan tindakan penuh risiko, termasuk kebut-kebutan, judi, investasi di luar perhitungan, gila belanja, penyimpangan seksual.
Waktu: satu pekan.

Jenis-jenis Bipolar

Dokter spesialis kejiwaan Agung Kusumawardhani mengatakan bipolar terbagi dalam empat jenis, yaitu:

Bipolar I

Perilaku penderita memiliki titik ekstrem dengan rentang yang lebar, yaitu antara depresi dan manik. Kebanyakan perawatan dilakukan saat berada di periode manik, karena dapat membahayakan orang-orang di sekitarnya.
Prevalensi: 1 dari 100 orang, seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Bipolar II

Tidak separah bipolar I, karena depresi muncul beriringan dengan hipomanik. Perawatan lebih sering dilakukan saat depresi, karena memiliki kecenderungan bunuh diri.
Prevalensi: 4 dari 100 orang, lebih banyak menyerang perempuan.

Bipolar Siklotimia

Perpaduan depresi tingkat menengah dan hipomanik. Penderita cenderung stabil saat depresi, namun mood-nya melonjak jauh saat hipomanik.

Bipolar yang tidak dapat diklasifikasikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus