Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bedah prostat relatif aman

Dr. Patrick Walsh dari universitas Johns Hopkins, Baltimore, AS memperkenalkan teknik baru pembedahan prostat yang tidak mengakibatkan impotensi. Makin muda Usia penderita, makin kecil risiko impotensi.

30 Januari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KABAR gembira untuk para lelaki dan ahli bedah: kini ditemukan cara baru mengoperasi tumor prostat tanpa efek samping impotensi. Artinya, teknik baru ini membuat pria lanjut usia - kelompok yang paling banyak menderita kelainan ini merasa lebih aman, jika harus mengalami bedah tumor pada organ tersembunyi itu. Selama ini pembedahan tumor prostat sering membawa akibat hilangnya potensi kelelakian. Impotensi akibat operasi tumor kelenjar prostat terjadi akibat terpotongnya pembuluh saraf di sekitar prostat, yang berfungsi "menghidupkan" organ kelamin laki-laki. Tentu saja itu suatu ketidaksengajaan, sebutlah kecelakaan, akibat sulitnya posisi serabut saraf yang sangat halus itu. Akibatnya, ereksi terganggu. Ahli bedah (urolog) sebenarnya cukup menyadari risiko terpotongnya serabut saraf itu. Bahkan juga risiko hilangnya kontrol fungsi hajat kecil dan hajat besar, akibat terpotongnya otot kecil (selain saraf) di sekitar prostat. Padahal pengangkatan tumor mustahil dihindarkan, mengingat bahaya yang bisa diakibatkan pembesaran (atau juga penjalaran) sang tumor. Adapun teknik operasi yang lebih aman itu diperkenalkan oleh Dr. Patrick Walsh, dari Universitas Johns Hopkins, Baltimore AS. Dari hari ke hari, dari tahun ke tahun Walsh menekuni soal ini dengan saksama, dimulai sejak tahun 1982. Setelah diterapkan pada 510 pasien, hasilnya memang menggembirakan. Walsh juga mencatat bahwa semakin muda usia penderita, semakin kecil risiko impotensi. Pada penderita usia 60-69 tahun, misalnya, impotensi terjadi pada 36 persen penderita yang dioperasinya. Tapi pada penderita usia 40-an, impotensi cuma menimpa sekitar 20 persen pria yang dioperasi. Secara prinsip, prosedur baru itu menyebabkan makin mudahnya "penyambungan" kembali uretra (saluran kemih) dan kandung kemih, persis setelah prostat diangkat. Dan serabut saraf yang terpotong terbatas pada benang-benang kecil sekeliling prostat, sementara serabut saraf lain di atasnya selamat. Pada operasi prostat, biasanya prosedur dimulai dengan membuka rongga perut bagian bawah. Kelenjar-kelenjar limfe sekitar prostat diperiksa, untuk melihat kalau-kalau tumor sudah menyebar lebih jauh. Jika sebagian belahan prostat masih bersih dari invasi sel tumor, mungkin hanya sebelah prostat yang diambil, yakni yang sudah terkontaminasi sel tumor. Dengan demikian serabut saraf di sebelahnya selamat, dan impotensi makin kecil kemungkinannya. Tapi jika penyebaran tumor sudah menyeluruh atau kelewat merajalela, tentu saja semua bagian prostat mesti dibuang hingga kemungkinan terpotongnya semua serabut saraf semakin besar. Itu satu cara - dari banyak cara operasi prostat - yang ditempuh berdasarkan alasan-alasan tertentu. Sementara itu, teknik lain yang juga disukai (meski tidak berarti lebih mudah) adalah memasukkan alat lewat uretra, yang berfungsi mengangkat jaringan tumor prostat sedikit demi sedikit. Tapi apa, sih, prostat itu ? Terletak di dasar kandung kencing dan mengelilingi pangkal uretra, prostat merupakan kelenjar yang antara lain mengandung enzim proteolitik yang berfungsi mengencerkan cairan sperma. Karena pengenceran itu, ratusan juta sel sperma bisa meluncur cepat, berenang dengan cara menggerakkan ekornya. Tumor prostat sendiri biasanya menimpa pria di atas 45 tahun. Tapi untungnya, sebagian besar tumor prostat termasuk jenis yang jinak, dan sering disebut benign prostate hypertrophy. Meski di Indonesia penyakit tumor prostat bukan hal yang baru, jumlah penderitanya masih sulit dipastikan. Di AS tumor prostat menyerang sekitar 96 ribu lelaki per tahun. Dan jumlah kematian yang diakibatkannya menduduki urutan ketiga setelah kematian akibat kanker paru dan kanker usus besar. Syafiq Basri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus