Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Metamfetamin atau yang dikenal sebagai sabu adalah jenis narkoba yang populer di kalangan pengguna. Apa efeknya bagi kesehatan tubuh?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari Klinik Angsamerah, Ratna Mardiati, mengatakan sabu atau metamfetamin merupakan stimulan yang bisa merangsang orang untuk aktif dan tidak mudah lelah dalam beraktivitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Namun, dapat menyebabkan efek yang serius bagi kesehatan dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” kata Ratna seperti dikutip Antara, Kamis, 8 Juli 2021.
Menurut Ratna, pengguna sabu awalnya akan merasa aktif, bersemangat, tidak lelah dan mengantuk, bahkan tidak merasa butuh istirahat. Tetapi, lama kelamaan konsentrasinya bisa terganggu dan nafsu makannya berkurang karena tidak istirahat.
Jika konsumsi sabu berlanjut dalam waktu lama, orang itu akan mengalami masalah pada beberapa organ tubuhnya. Beberapa yang paling menonjol adalah denyut jantung bermasalah, tekanan darah meningkat, serta kerja otot dan otak terganggu.
Salah satu yang paling signifikan, sabu bisa mengubah struktur dan perilaku otak pengguna. Ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan otak.
“Dampak neurologisnya signifikan karena secara drastis mengubah bagian otak dan menurunkan tingkat neurotransmiter penting, yang merupakan bahan kimia otak,” kata terapis dan spesialis kecanduan Lin Sternlicht dilansir dari WebMD.
Ini bisa menyebabkan gejala, seperti masalah kontrol impuls, sulit berkonsentrasi, sulit beraktivitas sehari-hari, dan masalah kesehatan emosional dan hubungan.
Selain itu, perubahan kimia otak terkait sabu dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, kemarahan yang intens, masalah tidur, psikosis, dan delusi.
Pengguna sabu juga mungkin mengalami penurunan berat badan karena kehilangan nafsu makannya. Ia juga bisa menderita masalah kesehatan gigi, seperti kehilangan dan kerusakan gigi, serta penyakit gusi. Selain itu, bisa terjadi kerusakan organ, seperti gagal jantung.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Mengapa Sabu Membuat Seseorang Kecanduan?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.