Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang, mungkin uang adalah simbol dari hidup makmur dan penuh kebahagiaan. Segala sesuatu memerlukan uang, mustahil orang bisa menikmati hidup tanpa uang.
Laman Psychology Today akhir pekan lalu merilis artikel uang bukanlah indikator dari kebahagiaan, setelah dilakukan survei di lapangan dari sampel 19 negara dan 5 benua hampir 3.000 orang dengan penghasilan rendah menyebut hidup mereka puas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebahagiaan adalah perihal memiliki taraf kepuasaan hidup di era saat ini, bahkan masyarakat dengan penghasilan rendah rata-rata punya kepuasaan hidup yang menyaingi masyarakat berpenghasilan tinggi. Masih dari sumber yang sama, beberapa para peneliti sepakat jika uang tidak bisa membeli kebahagiaan, melainkan dukungan dari keluarga serta sosial, spiritualitas, dan hubungan dengan keselaran alam lah yang mendasari suatu kebahagiaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika uang memang bisa membeli kebahagiaan maka angka bunuh diri mungkin sudah menurun di negara-negara dengan ekonomi tinggi seperti Korea Selatan, Jepang, China, hingga Amerika Serikat. Dilansir dari marcuslemonis.com nyatanya orang hanya memerlukan sejumlah uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, dan sisanya hanya ia gunakan untuk pamer. Pamer menandakan ada ketidakpuasan dalam hidup yang ingin divalidasi oleh orang lain.
Masih dari kutipan yang sama, menyebut bahwa uang bisa mengisolasi manusia dengan membatasi pergaulan dengan manusia lainnya. Uang memang membantu untuk memenuhi keinginan materil manusia, namun, itu tidak menjamin kepuasaan akan berhenti di nominal uang tertentu. Manusia justru semakin haus kepuasan hingga kebahagiaan pun tidak bisa tercapai secara absolut.
Sehingga kesimpulannya yakni uang tidak bisa membeli kebahagiaan sepenuhnya, fungsi uang hanya mencukupi kebutuhan pokok manusia. Saat kebutuhan itu sudah terpenuhi, maka bisa dilihat apakah manusia puas atau tidak dengan hidupnya saat ini. Jika puas berarti dirinya bahagia.
PSYCHOLOGY TODAY | MARCUSLEMONIS
Pilihan editor: Tak Senang Lihat Pasangan yang Bahagia Psikolog Sebut Penyebabnya