Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandar Lampung - Pesona tenun tapis menjadi daya tarik bagi para ibu Dharma Wanita Divisi Pemasyarakatan yang tergabung dalam Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS). Mereka mengangkat kain tenun menjadi bagian desain sepatu yang dipakai dengan gaya santai. Benang sutera putih dan emas pada tenun tapis dengan beragam motif menjadikan lembaran kain ini sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kain tapis Lampung adalah produk khas provinsi yang menggunakan benang emas dan perak. Perpaduan kulit dan tapis menjadikan sepatu kasual terlihat cantik dan terkesan mewah. Sulam benang emas dan perak dengan warna-warna cerah pada tapis menjadi desain sepatu tersebut mempesona dengan kearifan lokal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Warna dan model sepatu dibuat menarik, kain tenun khas Lampung inilah yang membuat sepatu kasual tersebut menjadi kekinian dan modis," kata Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Lampung Sorta Delima Lumban Tobing mempromosikan sepatu perpaduan kulit dan kain tenun tapis.
Sepatu kasual itu telah dirilis pekan lalu dan mendapat sambutan hangat masyarakat luas. "Kami mengangkat kekayaan lokal kain tapis Lampung jadi produk berkualitas berupa sepatu kasual tapis Lampung," kata Sorta Delima kepada Tempo, Senin, 1 Juli 2024.
Sorta Delima menyebut sepatu kasual itu hasil kolaborasi Kemenkumham Lampung yang diprakarsai PIPAS dengan produsen sepatu Bandung Jawa Barat, Exodos 57. "Jadi PIPAS membuat inovasi sepatu dari tenun tapis Lampung yang sudah dimodifikasi sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi," kata Sorta Delima.
Menilik hasil produksinya, perpaduan kulit dan tapis menjadikan sepatu kasual terlihat cantik dan terkesan mewah. Sulam benang emas dan perak dengan warna-warna cerah pada tapis menjadi desain sepatu tersebut mempesona dengan kearifan lokal.
"Warna dan model sepatu dibuat menarik, kain tenun khas Lampung inilah yang membuat sepatu kasual tersebut menjadi kekinian dan modis," ujar Sorta yang pernah berturut-turut menjabat Kepala Divisi Administrasi Kemenkumham Jambi, Banten dan DKI.Jakarta itu
tapis yang merupakan tenun benang kapas dengan motif hiasan bahan sugi, dengan sulaman benang perak atau benang emas memang menjadi bahan yang apik dipadu padankan dengan desain sepatu. Produk industri rumahan yang telah ada sebelumnya telah ada seperti tas dan dompet tenun tapis.
Tenun tapis Karya Warga Binaan LPP Bandar Lampung
Ketua PIPAS Lampung Noer Adhe Kusnali mengatakan kain tapis (-yang dijadikan bahan sepatu) merupakan hasil karya Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Bandar Lampung. "Kami angkat tapis untuk dikreasikan dengan sepatu sebagai produk unggulan Pemasyarakatan,"kata Adhe.
Adhe yang baru menjabat Ketua PIPAS Lampung membawa ide kolaboratif itu lantaran sebelumnya mengikuti tugas suami sebagai Kadivpas Kanwil Kemenkumham Jawa Barat. "Sewaktu di Bandung saya punya kenalan dan jaringan kawan-kawan produsen sepatu.
Nah begitu suami menjabat Kadivpas Lampung dan melihat WBP LPP membuat tenun tapis, gagasan memadukan tapis dengan bahan kulit menjadi produk sepatu casual itu muncul," kata Adhe.
Adhe mengatakan harga sepatu kasual tapis Lampung dibanderol dengan harga Rp. 650 hingga Rp. 1,5 juta. "Kami sangat menghormati tapis sebab filosofi yang terkandung dalam tenun itu," ujar Adhe.
Maka harga sepatu itupun juga disesuaikan dengan harga sepatu Exodos 57 yang sudah popular sebagai brand lokal yang berkualitas. "Jadi tapis kami kirim ke Bandung, produksi sepatu ada di sana," kata Adhe seraya menyebutkan nomor kontak pemesanan sepatu (dengan berbagai ukuran dan model) melalui Bidang Ekonomi Pipas Lampung, Shinta +62 822-8262-7513.
Pertama Muncul Sepatu tapis
Sepatu tapis Lampung pertama kali dipamerkan dan terjual pada acara
Pertemuan Rutin dengan tema 'Meningkatkan Kreativias dan Kemandirian PIPAS Lampung Menuju Pemasyarakatan PASTI Berdampak' pada Kamis, 27 Juni 2024.
Bertempat di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandar Lampung, Kegiatan ini dihadiri oleh Kakanwil Kemenkumham Lampung Sorta Delima Lumban Tobing didampingi Kepala Divisi Pemasyarakatan Kusnali dan Ketua PIPAS Lampung Noer Adhe Kusnali.
Hadir pula para Kepala Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Wilayah Lampung, para Pengurus dan Anggota PIPAS Lampung. Dalam sambutannya Kakanwil Sorta menyampaikan Pertemuan rutin Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan ini menjadi forum untuk dapat bersilaturahmi dan meningkatkan kapasitas diri ibu-ibu PIPAS Lampung melalui berbagai kegiatan menggali kreativitas yang bermanfaat.
Dalam pesannya, Sorta Delima mengajak bersama-sama membangun PIPAS, dengan bahu membahu menngembangkan potensi, dan mengasah kreativitas, terus bangkit dan berkarya untuk Pemasyarakatan Maju dan Berdampak serta memberikan manfaat bagi kita semua," ajak Sorta.
Sorta juga mengapresiasi dan PIPAS atas prakarsa pembuatan sepatu tapis Lampung yang diharapkan menjadi produk unggulan Provinsi Lampung.