WALAUPUN ada petisi dari sementara dokter, yang mendesak supaya
Laetrile disahkan sebagai obat kanker, pemerintah Amerika
Serikat selama sepuluh tahun belakangan ini tetap melarang
penggunaan obat tersebut. Obat injeksi ini -- bahannya terdiri
dari amygdalin, satu zat yang diambil dari buah aprikot --
dibuat di Tijuana (artinya Bibi Ana), sebuah kota kecil di
Meksiko yang berhimpit dengan perbatasan Amerika Serikat.
Tetapi sekarang larangan itu nampak mengalami sedikit
kekendoran. Agaknya bukan hanya lantaran desakan sebagian kecil
dokter. Tapi juga tuntutan-tuntutan untuk kebebasan memilih
obat dari para pasien kanker sendiri. Baru-baru ini, sebuah
koran terbitan San Diego, dengan huruf-huruf besar memuat berita
tentang berhasilnya seorang pasien memasukkan Laetrile ke AS --
setelah memperoleh izin pengadilan negara bagian Kansas.
Tentu saja hubungan AS dengan Meksiko yang semakin tegang
akhir-akhir ini tidak bisa dikatakan lantaran semakin banyaknya
obat tersebut diselundupkan ke AS. Tetapi karena volume
penyelundupan narkotika dari Meksiko yang terus bertambah --
sekalipun menurut perkiraan, nilai amygdalin yang diselundupkan
lebih banyak dari narkotika. Majalah kedokteran Amerika
menduga-duga sekitar 400 dokter menggunakan obat tersebut
terhadap pasien mereka. Dan sebagai barang selundupan dia bisa
mencapai harga $ 50.
Centro Medico Del Mar
Sementara itu gerbang perbatasan kota San Ysidro, dari Amerika
Serikat menuju Tijuana, saban hari ramai. Pasien-pasien kanker
yang gagal disembuhkan obat-obat biasa, lewat di perbatasan ini
-- bercampur dengan para pedagang dan pelancong -- untuk
kemudian mengunjungi klinik Centro Medico Del Mar. Klinik ini
hanya lima mil dari perbatasan -- berdiri di pinggir jalan,
bentuknya seperti cottage di Ancol. Nona-nona Meksiko yang
manis siap menyambut pasien. Ruang tunggunya lebih mengesankan
sebagai ruangan tamu seorang tolan. Karpet digelar. Lukisan dan
hasil kerajinan tangan Meksiko yang khas muncul di tiap kamar.
Ruangan-ruangan peristirahatan pasien diletakkan sedemikian rupa
hingga mereka dapat "bersatu" dengan pegunungan yang waktu itu
kebetulan sedang kering kerontang.
Dalam kesibukannya melayani pasien, pimpinan klinik tersebut --
dr Ernesto Contreras -- sempat mengadakan pembicaraan singkat
dengan wartawan TEMPO Martin Aleida yang melakukan k,unjungan ke
sana bulan Desember kemarin.
Tanya: dr Contreras, apakah amygdalin obat penyembuh atau hanya
sekedar pengontrol penyakit kanker?
Jawab: Amydlalin mengontrol dan bukan penyembuh kanker.
T: Apakah semua jenis penyakit kanker bisa diobati dengan
amygdalin?
J: Hampir semua penyakit kanker. Namun kami tidak pernah melihat
hasil yang bagus pada penderita osteogenic sarcoma kanker yang
menyerang tulang). Begitupun kanker pada otak.
T: Apakah anda mengkombinasikan amygdalin dengan kemoterapi
(obat-obat kimia) operasi dan radiasi?
J: Ya, bila memang diperlukan. Dia kami gunakan dalam jumlah
yang amat sedikit. Kalau pun kami melaksanakan operasi, yang
kami laksanakan adalah operasi keciikecilan. Kami tak pernah
melakukan operasi besar. Kami tidak suka menggunakan radiasi.
Dan kalau pun menggunakannya tidaklah sama dengan yang dilakukan
secara konvensionil. Kemoterapi juga kami pakai dalam jumlah
sedikit. Tapi kami tak pernah melihat hasil pengobatan yang baik
dengan jalan mengkombinasikan amygdalin dengan kemoterapi.
T: Berapa banyak pasien yang mengunjungi klinik anda ini saban
hari?
J: Bervarias Pukul rata lima puluh orang. Satu jumlah yang
memuaskan.
T: Mereka datang dalam stadium dini?
J: Tidak. Kebanyakan sudah dalam stadium lanjut atau sudah
terlalu parah.
T: Jadi amygdalin dapat juga menyembuhkan kanker dalam stadium
lanjut?
J: Ya, ya, amygdalin sebagaimana saya katakan, mengontrol
kanker. Kadang-kadang dalam pelaksanaan pengobatan yang baik
dia menolong. Saya harus tegaskan: kadang-kadang.
T: Tapi dalam stadium dini dia menyembuhkan. Begitu bukan?
J: Dalam stadium dini dia memang.
T: Dari mana pasien anda ini berdatangan?
J: Pasien lokal (Meksiko) sangat sedikit. Kebanyakan orang
Amerika Serikat, jumlahnya 80%. Ada juga yang datang dari
Kanada, Jerman dan Australia. kami kedatangan pasien hampir dari
seluruh dunia.
T: Apakah anda meminta diit yang ketat bagi para penderita?
J: Ya, memang mereka yang sudah parah dilarang merokok, minum
alkohol, makan daging, telur dan nasi. Gula yang antara lain
dapat campuran bahan kimia dan zat-at warna seperti yang
terdapat pada minuman botolan, jua dilarang mereka dianjurkan
makan buah dan sayuran segar.
T: Bagaimana pandangan anda mengenai pengobatan kemoterapi,
operasi dan radiasi untuk kanker?
J: Ya. Dia punya tempat dalam pengobatan kanker. Tetapi
penggunaan amydalin akan menghindarkan seseorang dari efek
keracunan kimiawi.
T: Apakah klinik anda ini memiliki data-data patologis dari para
pasien?
J: Ya kami punya. Di Tijuana ini kami punya dua orang ahli
patologi. Dan kadang-kadang, dalam kasus tertentu, kami
melakukan konsultasi dengan ahli patologi dari San Dieo AS).
Namun kebanyakan dari pasien sudah membawa data-data patologis
dari dokter mereka di masing-masing negara.
T: Di mana anda belajar kedokteran?
J: Di sini. Di Meksiko. Saya juga pernah mengambil spesialisasi
kanker diAmerika Serika.
Dokter Contreras telah menggunakan amygdalin sejak 12 tahun
lalu. Dia adalah dokter yang ikut dengan Krebs seorang ahli
biokimia dari California yang telah menemukan amygdalin sebagai
obat kanker. Tetapi ketika pemerintah AS melarang obat tersebut
dengan alasan bisa mengakibatkan keracunan, mereka memindahkan
kegiatan ke kota perbatasan Meksiko, Tijuana, di mana obat itu
menemukan kebebasannya. Krebs sendiri tetap tinggal di
California. Sedang Contreas sibuk terus menerima pasiennya di
klinik yang terletak dekat pantai itu, dan mengepalai sebuah
rumah sakit kanker yang mewah di kota itu juga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini