Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Lebih Lengkap Soal Virus Hanta dan Perbedaannya dengan Virus-virus Lain

Virus Hanta, penyakit langka yang ditularkan lewat hewan pengerat, seperti tikus dan perbedaannya dengan virus-virus lain.

12 Maret 2025 | 07.50 WIB

Beredar narasi yang menyebut bahwa Hantavirus adalah virus baru yang muncul di tengah pandemi Corona.
Perbesar
Beredar narasi yang menyebut bahwa Hantavirus adalah virus baru yang muncul di tengah pandemi Corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Sabtu waktu setempat, 8 Maret 2025, Kepolisian Santa Fe melakukan konferensi pers untuk melaporkan penyebab kematian Gene Hackman dan istrinya, Betsy Arakawa. Disampaikan bahwa Hackman meninggal akibat serangan jantung, sedangkan istrinya meninggal akibat hantavirus atau virus hanta.

Hal ini membuat kaget banyak pihak karena virus hanta adalah salah satu penyakit zoonosis yang langka, walaupun mematikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah penyakit zoonosis yang ditularkan lewat hewan pengerat, yakni tikus ini sebenarnya memiliki kemiripan dengan penyakit zoonosis, seperti leptospirosis. Walau demikian, masih ada perbedaan yang signifikan antara hantavirus dengan penyakit zoonosis lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu perbedaannya adalah bentuk penularannya.

Dilansir dari WebMD, virus ini ditularkan lewat kotoran, urin, dan air liur tikus yang sudah terinfeksi hantavirus. Pasalnya, ketiga bentuk bagian tikus ini akan menyebarkan partikel aerosol yang terkontaminasi ekskreta tikus terinfeksi ke udara. Jadi, manusia yang menghirup aerosol ini bisa terinfeksi jika dalam keadaan imun yang tidak kuat atau tidak diobati langsung.

Di lain sisi, Healthline sendiri menjelaskan bahwa penyakit zoonosis dengan kategori leptospirosis memiliki penyebaran yang sifatnya langsung, yakni kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi. Bahkan hewan yang membawa virus jenis ini bukan hanya hewan pengerat, hewan peliharaan seperti sapi dan anjing juga bisa menyebarkannya. Nantinya penyebarannya bukan dari udara, melainkan kebagian tubuh manusia yang sedang memiliki luka terbuka.

Jika dibandingkan lagi dengan penyakit zoonosis seperti Salmonellosis, penyebarannya bukan melalui virus langsung, melainkan bakteri Salmonella. Nantinya, bakteri ini akan masuk lewat kotoran hewan yang sudah mengontaminasi makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh manusia. Biasanya adalah makanan-makanan mentah dan makanan-makanan yang tidak dimasak dengan tingkat kematangan yang baik.

Nantinya, Salmonellosis akan menyerang lambung dan memberikan efek, seperti diare, demam, dan bahkan kram perut. Virus ini tidak membutuhkan waktu lama untuk menyerang penderita untuk mendapatkan gejala, hanya sekitar 6–72 jam. Namun, penyakit zoonosis ini biasanya tidak membutuhkan pengobatan intensif karena umumnya orang yang terkontaminasi virus ini bisa sembuh sendiri.

Namun, hantavirus sekali membutuhkan perawatan khusus setelah individu terpapar karena yang diserang oleh virus ini adalah paru-paru. Belum lagi menyebutkan adanya dua sindrom yang ditimbulkan oleh virus ini, Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) dan Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS).

Kedua sindrom ini juga memiliki gejala yang berbeda, tetapi efeknya sama. Memberikan tumpukan cairan di dalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan bernapas dan bisa mengakibatkan kematian. 

Namun, sindrom HFRS memiliki salah satu kesamaan dengan penyakit zoonosis leptospirosis dengan gejala yang juga mirip-mirip. Mulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot dan bahkan bisa mengalami gagal ginjal. Namun, leptospirosis memiliki efek yang jauh lebih parah lagi, seperti kulit

Walau memiliki dampak yang terlihat jauh lebih mengerikan, hantavirus sebagai salah satu penyakit yang langka masih memiliki risiko kematian yang tinggi. Berdasarkan Healthline, untuk sindrom HPS yang umumnya memang terjadi di Amerika saja, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyebutkan bahwa penyakit ini memiliki tingkat kematian 38 persen. 

Tingginya tingkat kematian ini membutuhkan pencegahan yang serius, mulai dari pengendalian populasi tikus di lingkungan rumah, menjaga kebersihan, dan mawas dengan lubang atau celah yang memungkinkan tikus masuk sembarangan. Pasalnya, tikus juga tidak hanya membawa virus hanta, tetapi bisa juga wabah lain dan bahkan tifus. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus