Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Billie Eilish dengan cepat menjadi salah satu penyanyi pop paling populer di dunia. Lagunya memuncaki tangga lagu di Amerika Serikat. Di balik kesuksesannya, ia harus berperang melawan gangguan body dysmorphia disorder atau BDD. Apa itu?
Dilansir dari laman Web MD, body dysmorphia disorder adalah gangguan mental yang membuat orang merasa cemas atas kekurangan tubuhnya yang sebenarnya nyaris tidak disadari orang lain. Akibatnya, orang dengan gangguan ini melihat diri mereka sangat jelek sehingga menghindari bersosialisasi atau beralih ke operasi plastik untuk memperbaiki penampilan mereka.
Gangguan mental ini mirip dengan anoreksia atau bulimia yang mencemaskan penampilan fisik mereka. Namun, rasa cemas pada body dysmorphia bukan mengenai berat badan dan bentuk tubuh secara keseluruhan, melainkan kekurangan fisik pada anggota tubuh tertentu, contohnya kulit keriput, rambut rontok, paha yang besar, atau bentuk hidung pesek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone, penyanyi 17 tahun itu menceritakan perjuangannya melawan gangguan mental itu. Ia mengatakan, semua berawal dari aktivitasnya sebagai penari dan melihat banyak gadis yang menurutnya cantik di sekolah.
"Mungkin saat itulah aku merasa paling tidak aman," katanya. "Aku tidak percaya diri. Aku tidak bisa bicara atau menjadi orang normal. Ketika aku memikirkannya atau melihat foto-fotoku waktu itu, aku tidak bisa menerima siapa aku,” kata dia.
Gadis yang selalu tampil dengan pakaian kedodoran itu mulai merasakan kekurangan dirinya. Apalagi, saat menari ia harus menggunakan pakaian yang sangat kecil. "Dan aku tidak pernah merasa nyaman dengan pakaian yang benar-benar kecil. Aku selalu khawatir dengan penampilanku. Itu adalah puncak dari body dysmorphia. Aku sama sekali tidak bisa melihat ke cermin,” kata dia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa gangguan mental ini dialami sekitar 5-10 juta orang di Amerika Serikat. Dengan angka penderita itu, body dysmorphia hampir sama atau mungkin lebih banyak dari gangguan kompulsif disorder atau OCD. Standar kecantikan yang semakin kaku dan media sosial disebut sebagai dua pemicunya.
ROLLING STONE | WEB MD
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini