Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bukan Sembarang Obat Tolak Tua

Pengobatan dengan stem cell sedang menjadi tren. Tapi tidak semua rumah sakit bisa melakukannya.

17 Maret 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BILA frasa "stem cell" dimasukkan ke mesin pencari Internet, ada lebih dari 8,4 juta artikel yang akan muncul. Jika kita memakai terjemahannya dalam bahasa Indonesia, "sel punca", maka ada 584 ribu artikel. Sel punca memang sedang menjadi tren. Dunia kesehatan berharap banyak pada kesaktian pengobatan dengan cara ini. Banyak rumah sakit dan klinik internasional yang menawarkan pengobatan melalui pencangkokan sel tersebut.

"Sel punca adalah material mentah atau sel induk dari tubuh manusia yang menjadi cikal-bakal terbentuknya ratusan sel yang menyusun tubuh," ujar peneliti utama dari Stem Cell and Cancer Institute PT Kalbe Farma, Indra Bachtiar, dalam seminar mengenai sel punca yang diadakan di Novotel Bogor, Sabtu dua pekan lalu. Sel punca digunakan untuk memperbaiki jaringan tubuh manusia yang rusak akibat sakit atau proses penuaan. Sel punca juga digunakan untuk merangsang pembentukan jaringan tubuh.

Sel punca diambil dari tubuh pasien sendiri, orang lain, atau tubuh hewan. Sumbernya bisa macam-macam, seperti sel darah merah dari pembuluh darah tepi (perifer), jaringan lemak, sumsum tulang belakang, dan tali pusar. Setelah diproses, sel itu ditanamkan kembali ke dalam tubuh agar bisa berkembang. Cara ini bisa memperbaiki darah dan pembuluh darah; membentuk jaringan, seperti tulang dan kulit; serta digunakan untuk perbaikan dan pembaruan jaringan saraf.

Karena sifatnya yang mengganti jaringan tua dengan sel-sel baru yang segar, cara ini juga digunakan untuk tujuan estetis atau kecantikan. Misalnya menghilangkan kerutan di pinggiran mata, mengencangkan kulit, dan memperindah rambut. Kemampuannya memperbarui jaringan saraf yang rusak membuat sejumlah negara mengklaim telah mampu mengatasi kepikunan dengan sel punca. Pendek kata, kita bisa menolak tua dengan sel punca.

Kehebatan pengobatan ini membuat banyak rumah sakit di dalam dan luar negeri berlomba mengklaim mampu melakukan terapi tersebut. Padahal tidak sembarang dokter bisa melakukannya. Ada prosedur rumit yang berada di belakangnya. Dan, biasanya, kegagalan terapi ini disebabkan oleh prosedur yang salah. Terutama jika itu dilakukan oleh bukan ahlinya. "Pasien harus berhati-hati dalam menerima pengobatan sel punca," ujar Sinya Yamanaka kepada Reuters. Yamanaka adalah penerima Nobel Kesehatan atas keberhasilan dia dan rekannya menemukan sel yang bisa diprogram ulang untuk berbagai kegunaan itu.

Menurut dia, banyak terapi sel punca dilakukan oleh orang yang tidak berkompetensi. Ia juga khawatir banyak rumah sakit menggunakan sel punca tidak dari sumber yang aman. Yamanaka mencontohkan, banyak pelaku kesehatan menggunakan sel punca yang berasal dari hewan tanpa melalui uji praklinis dan penggunaan janin hasil aborsi yang menyalahi ketentuan di banyak negara.

Salah satu kasus kesalahan pengobatan dengan sel punca terjadi pada Juni tahun lalu. Kematian menimpa tiga politikus Filipina akibat terapi sel punca yang dilakukan melalui program wisata kesehatan di salah satu klinik di Jerman. Asosiasi Kesehatan Filipina melakukan investigasi terhadap kasus ini dan menemukan ketiga politikus itu menerima terapi sel punca yang berasal dari domba dan kelinci.

Kepala Laboratorium Stem Cell dan Cancer Institute PT Kalbe Farma Yuyus Kusnadi ikut menegaskan bahwa sel punca tidak dapat diolah sembarangan dan diberikan sedemikian rupa kepada pasien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. "Paling utama harus ada kewenangan khusus bagi klinisi yang mengolah sel punca di laboratorium (peneliti) dan klinisi yang memberikan sel punca kepada pasien (dokter)," ujar Yuyus. Kewenangan ini, menurut dia, disahkan dengan memiliki izin lolos kaji etik dan pengakuan dari organisasi profesi.

Kementerian Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2014 hanya menetapkan 11 rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan terapi sel punca (lihat boks). "Rumah sakit-rumah sakit ini adalah pusat pengembangan pelayanan medis, penelitian, dan pendidikan bank jaringan dan sel punca," ucap Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Chairul Radjab Nasution.

Saat ini Departemen Orthopaedi dan Traumatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang paling aktif memberikan pengobatan sel punca. Mereka mempraktekkannya terhadap 12 pasien dengan masalah tulang. Menurut Kepala Unit Pelayanan Terpadu Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ismail Hadisoebroto Dilogo, pengobatan pasien tulang dengan sel punca cukup berhasil. Ini dituangkan dalam presentasinya yang disampaikan pada peluncuran laboratorium pengolahan sel punca di Bogor, Sabtu pekan lalu. "Beberapa pasien menunjukkan hasil yang menjanjikan dan prosesnya hanya tiga-empat minggu," kata Ismail dalam jumpa pers di Novotel.

Walau hanya ada 11 rumah sakit yang ditetapkan dapat melaksanakan pengobatan sel punca, banyak rumah sakit bahkan klinik yang memberikan pelayanan pengobatan tersebut. Salah satunya pengobatan osteoartritis lutut yang diterapkan klinik kesehatan dan kecantikan Ultimo di Plaza Asia, Sudirman, Jakarta Pusat. "Caranya dengan mengambil sel punca dari jaringan adiposa (lemak), kemudian disuntikkan ke lutut," ujar dokter spesialis tulang Aldico Sapardan di Klinik Ultimo.

Menurut Aldico, sel punca yang diambil berasal dari jaringan lemak di paha atau perut. Jumlah sel yang diambil kurang-lebih 50 cc dan sel punca yang disuntikkan ke lutut sebanyak 8 cc. "Setelah diambil, dalam waktu dua-tiga jam dilakukan pengolahan untuk mendapat sel punca, kemudian disuntikkan ke lutut," ucap Aldico. Setelah disuntik, pasien dapat langsung pulang.

Selain Ultimo, ada rumah sakit swasta seperti Medistra yang menyediakan pengobatan penyakit jantung dengan sel punca. Sebelum diobati, pasien harus berkonsultasi dulu dengan dokter yang akan menangani pengobatan. Bahkan pengobatan jantung menggunakan sel punca di Medistra diakui sebagai salah satu pengobatan terbaik di dunia kedokteran.

Chairul Radjab menyatakan tidak ada sanksi terhadap klinisi dan pelaku usaha kesehatan yang telanjur memberikan pengobatan dengan sel punca. Dokter, rumah sakit, atau pelaku usaha pelayanan kesehatan lain yang sudah menjalani dianggap menjalankan iktikad baik untuk mengobati orang. "Dalam menerapkan regulasi sel punca tidak bisa sembarangan. Kami harus menggiring mereka pelan-pelan," kata Chairul.

Imbauan Chairul rupanya bersambut. Profesor Amin Soebandrio dari Asosiasi Stem Cell Indonesia bahkan bersedia berkomunikasi dan berdiskusi mengenai penerapan pelayanan kesehatan sel punca dengan pihak yang berkepentingan, termasuk Kementerian Kesehatan.

"Nanti akan kami adakan round table discussion untuk membahasnya," ujar Amin di tempat yang sama.

Cheta Nilawaty


11 Rumah Sakit yang Melayani Terapi Sel Punca

Kementerian Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2014 hanya menetapkan 11 rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan terapi sel punca. Berikut ini daftarnya.

  • Cipto Mangunkusumo (Jakarta)
  • Persahabatan (Jakarta)
  • Rumah Sakit Jantung Harapan Kita (Jakarta)
  • Fatmawati (Jakarta)
  • Rumah Sakit Kanker Dharmais (Jakarta)
  • Dokter Soetomo (Surabaya)
  • M. Jamil (Padang)
  • Hasan Sadikin (Bandung)
  • Dokter Sardjito (Yogyakarta)
  • Dokter Kariadi (Semarang)
  • Sanglah (Denpasar)

    Pengobatan Asteoartritis Lutut dengan Stem Cell

    1. Sel punca yang diambil kurang-lebih 50 cc berasal dari jaringan lemak di paha atau perut.

    2. Setelah diambil, dalam waktu dua-tiga jam dilakukan pengolahan untuk mendapat sel punca.

    3. Sel punca itu kemudian disuntikkan ke lutut. Setelah disuntik, pasien dapat langsung pulang.

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus