Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit orang tua memberikan hukuman fisik bila anaknya sulit untuk diatur maupun disiplin.
Mengutip penelitian yang dilakukan oleh Singapore Children's Society dan Yale-NUS College, hampir 45 persen orang tua di Asia menggunakan salah satu bentuk hukuman fisik sebagai bentuk disiplin.
Mengingat ada orang tua yang tidak menganggap hukuman fisik sebagai tindakan yang kasar, kemungkinan besar ada orang tua yang mungkin tidak menganggap menganiaya anak adalah tindakan yang tidak pantas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Padahal, hukuman fisik dapat berdampak pada anak. Di sekolah misalnya, perkembangan mereka mungkin lebih lambat dibandingkan teman-teman sekelasnya dan memiliki rentang perhatian yang rendah serta hasil yang buruk.
Kemampuan untuk menciptakan persahabatan dan hubungan dekat dengan anggota keluarga dan pasangan romantis di kemudian hari merupakan tantangan lain bagi mereka.
Cara Melatih Kedisiplinan Anak
Lantas, bagaimanan cara untuk mengatur atau mendisiplinkan anak?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Perhatikan Emosi Anda
Ketika menghadapi perilaku anak yang sulit diatur, Anda perlu memperhatikan kondisi emosi Anda. Ingatkan diri Anda bahwa perilaku anak Anda bisa disebabkan oleh banyak alasan lain, seperti kurangnya keterampilan atau pemahaman komunikasi, tanda keinginan untuk bereksplorasi, atau indikasi membutuhkan kenyamanan atau perlindungan.
2. Bantu Anak Belajar Menangani Emosinya
Cara Anda menangani emosi Anda sendiri juga membentuk dasar teladan bagi anak Anda. Dikutip dari CNA Lifestyle, salah satu cara untuk mengajari anak mengenali dan mengelola emosi adalah dengan menggunakan sistem lampu lalu lintas, seperti merah berarti berhenti (perasaan sangat intens), kuning berarti menunggu (perasaan tegang, mudah tersinggung, memuncak), hijau berarti pergi (senang).
Batasan dan konsekuensinya perlu didiskusikan, dijelaskan dan ditegakkan secara konsisten. Hal ini membantu anak-anak menyadari bahwa batasan-batasan tertentu tidak dapat dinegosiasikan, termasuk perilaku yang menyakiti orang lain atau merusak properti.
3. Berikan Pujian
Jangan lupa untuk memberikan pujian ketika anak Anda melakukan sesuatu dengan benar, serta jelaskan apa yang Anda puji. Misalnya, ucapkan “terima kasih sudah membereskan piringmu setelah makan” saat anak Anda membawa piringnya ke wastafel.
Selain itu, lihatlah upaya anak Anda ketika ia gagal mencapai sesuatu. Hal ini memperkuat gagasan untuk mencoba dan berusaha, dan bahwa hasil tidak selalu menjadi faktor yang penting. Skenario ini juga dapat membantu memperkuat pentingnya meminta bantuan jika anak-anak membutuhkannya. Termasuk dalam hal disiplin berbagai hal.
CNA LIFESTYLE
Pilihan editor: Seri Parenting: Cara Mendidik Anak Sensitif Menjadi Disiplin