Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Alasan Mengapa Tak Boleh Berteriak saat Mendisiplinkan Anak

Berteriak adalah cara kuno untuk mendisiplinkan. anak Cara ini dianggap efektif, tetapi sebenarnya tidak ada gunanya.

7 Oktober 2022 | 20.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Membentuk dan membimbing anak menjadi orang yang lebih baik akan sangat melelahkan. Akan tiba saatnya di mana orang tua akan merasa sangat bangga, tetapi akan ada juga saat-saat ketika merasa paling rentan, lalu sangat sangat kesal dengan mereka. Saat itulah berteriak menjadi tak terhindarkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berteriak adalah cara kuno untuk mendisiplinkan. anak Cara ini dianggap efektif, tetapi sebenarnya tidak ada gunanya. Jika ingin perubahan jangka pendek, itu mungkin terlihat berhasil, tetapi dalam jangka panjang itu justru hanya menjadi bumerang.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa meneriaki anak-anak sama sekali tidak baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Tidak memperbaiki perilaku anak

Siapa bilang berteriak akan berhasil membuat mereka disiplin. Ini hanya mengubah mereka untuk sementara waktu. Tapi sebenarnya itu bukan perubahan, melainkan ketakutan.

Ketika meneriaki anak-anak, itu memiliki efek jangka pendek. Apa yang mereka lihat adalah bahwa orang tua mereka marah dan menentang cara mereka. Karena itu mereka mengubah perilaku. Namun, jika gagal menindaklanjuti konsekuensinya, mereka cenderung kembali ke cara lama mereka dan bisa menjadi lebih berani dengan tindakan mereka.

Jika ingin mengubah perilaku anak dalam jangka panjang dan ingin mengembangkan kebiasaan positif dalam diri mereka, maka berteriak bukanlah cara yang efektif.

2. Menimbulkan ketakutan dan kecemasaan 

Menurut laporan New York Times, sebuah studi tahun 2014 di The Journal of Child Development menunjukkan bahwa berteriak mengarah ke hasil yang sama dengan hukuman fisik pada anak-anak, yaitu peningkatan kecemasan, stres dan depresi bersama dengan peningkatan masalah perilaku.

Berteriak membuat orang tua terlihat lebih berwibawa dan terkendali, tapi sebenarnya mempertaruhkan anak untuk menjadi lebih tidak aktif dan cemas.

3. Menunjukkan komunikasi yang buruk

Berteriak juga dapat dilihat sebagai bentuk komunikasi, tetapi tentu saja tidak baik. Mungkin orang tua berhasil menyampaikan maksud, tetapi dengan berteriak, itu justru hanya memberikan contoh yang salah. Seperti diketahui, komunikasi adalah proses dua arah, di mana orang tua harus menjadi pendengar yang baik sebagai pembicara. Orang tua juga harus membiarkan anak memiliki pendapat dan mengungkapkannya, bukan menutupnya dengan teriakan keras.

4. Menjauhkan orang tua dengan anak

Meskipun berteriak kadang dianggap efektif, itu bisa merusak hubungan orang tua dengan anak. Alasannya, hal itu menimbulkan ketakutan, kecemasan, dan rasa tidak dapat diandalkan, anak mungkin akan melepaskan diri dari orang tua jika metode pendisiplinan ini masih dilanjutkan.

Cara mendisiplinkan tanpa berteriak 

Peringatan tidak apa-apa, tapi tidak terlalu banyak. Jika ingin anak berperilaku lebih baik dan teratur, hubungi mereka. Pahami mengapa mereka bertingkah. Jika sikap negatif mereka disebabkan oleh beberapa masalah eksternal, bantu mereka menyelesaikannya daripada berteriak atau menghukum mereka.

Komunikasi selalu membantu, orang tua mendengarkan pendapat anak dan memberikan solusi untuk masalah mereka. Selanjutnya, orang tua dapat menetapkan konsekuensi, menetapkan aturan dan batasan sejak dini sehingga mereka tahu apa yang benar dan apa yang salah.

TIMES OF INDIA

Baca juga: 5 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Orang Tua saat Berdebat dengan Anak Remaja

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus