Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Cegah Penculikan Anak, Psikolog Sarankan Komunikasi Sekolah dan Orang Tua

Psikolog mengingatkan komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa adalah kunci mencegah penculikan anak yang tengah marak.

8 Februari 2023 | 21.53 WIB

Ilustrasi Penculikan Anak. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Penculikan Anak. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi penculikan anak belakangan marak di sejumlah daerah, termasuk di Semarang. Psikolog dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Dr. Y. Bagus Wismanto, mengingatkan komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa adalah kunci mencegah penculikan anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Komunikasi antara sekolah dan orang tua itu yang terbaik. Bagaimana sekolah menjelaskan kepada orang tua tentang hak dan kewajiban sekolah dan orang tua," kata mantan Rektor Unika Soegijapranata itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, sekolah dan orang tua harus bersinergi untuk menghadapi kasus penculikan anak sebab sekolah hanya bertanggung jawab selama anak tersebut masih berada di lingkungannya. Sekolah hanya berperan membantu mendidik anak. Namun tanggung jawab utama tetap pada orang tua sehingga tidak bisa begitu saja menyerahkannya kepada sekolah.

Ia menjelaskan anak pada dasarnya merupakan tanggung jawab orang tua. Sebelum menjadi manusia dewasa, maka orang tua mempunyai peran penuh untuk mendampingi tumbuh kembangnya. Selain orang tua, orang dewasa di sekitar, yakni keluarga, memiliki peran juga dalam mendampingi dan mengawasi anak dalam proses bertumbuh kembang.

"Penculikan itu dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak motivasi tapi yang paling sering adalah ekonomi," jelasnya.

Kasus melonjak
Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), ada 28 kasus penculikan anak di Indonesia sepanjang 2022 atau melonjak dibanding 2021 sebanyak 15 kasus. Bagus menambahkan kasus penculikan akan menimbulkan trauma mendalam pada anak dan menyebabkan sulit untuk percaya kepada orang lain dan merasa tidak aman.

"Anak akan merasa tidak aman pada saat diculik. Untuk pemulihan korban dilakukan dengan cara mengembalikan rasa aman tersebut oleh orang tua," tutur Bagus.

Tentunya anak yang menjadi korban, terutama saat berhadapan dengan orang lain, akan dipengaruhi masa lalunya. Dampak utama yang ditimbulkan dari kasus penculikan adalah relasi sosial anak di masa depan. Karena itu, Bagus menegaskan orang tua harus mulai memperhatikan dan memberi masukan kepada anak korban penculikan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang lagi.

Pilihan editor: Ramai soal Penculikan Anak, Perhatikan Kondisi Psikologis Korban

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus