Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Cemas Berlebih Bikin Stres, Waspadai Dampaknya

Kewaspadaan yang meningkat saat new normal seringkali berubah menjadi cemas yang berlebih. Waspadai berbagai dampak buruknya.

26 Juni 2020 | 06.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi cemas. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di masa new normal ini, tingkat kewaspadaan seseorang saat beraktivitas di luar rumah tentu meningkat. Sayangnya, kewaspadaan yang meningkat pun seringkali berubah menjadi cemas yang berlebih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal kecemasan tersebut bisa memberikan berbagai dampak buruk bagi kita. Pertama, praktisi Mindfulness dan Emotional Healing Adjie Santosoputro mengatakan bahwa rasa stres dan takut dapat mempengaruhi relasi dengan orang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Biasanya dengan teman kita bisa baik-baik saja. Tapi karena ketakutan yang mendalam dan mempengaruhi aktivitas harian kita, akibatnya jadi mudah marah-marah. Ini kan membuat hubungan dengan teman jadi tidak baik,” katanya dalam webinar bersama Aqua pada Kamis, 25 Juni 2020.

Selain itu, rasa panik juga bisa membuat seseorang kurang bisa menikmati hidup, penurunan produktivitas hingga rasa sakit secara fisik. “Karena semuanya di dalam tubuh ini berhubungan. Jadi sekalipun ada masalah mental seperti kecemasan, juga akan mempengaruhi kerja tubuh secara keseluruhan,” katanya.

Tentu Anda tak ingin mengalami semua dampak buruk dari kecemasan di era new normal ini, bukan? Sebagai solusi, Adjie mengatakan bahwa setiap orang mulai dapat melakukan latihan dasar lewat bernapas. “Coba kita duduk yang rileks sambil ditemani musik, tarik nafas dan terus sadari kegiatan tersebut. Ini sebagai pengalihan pikiran dari fokus stres ke fokus diri sendiri,” katanya.

Setelah melakukannya selama kurang lebih 15 sampai 20 menit, Adjie mengimbau untuk langsung hidrasikan tubuh dengan minum air putih sebanyak satu gelas penuh. Sebab menurutnya, selain mengoreksi diri dari dalam, menambahkan asupan dari luar seperti konsumsi air penting untuk dilakukan.

“Karena pada prinsipnya, sambil mengolah jiwa, kita juga perlu memenuhi semua kebutuhan dasar fisik. Jika tubuh mengalami ketidakseimbangan, seperti dehidrasi, maka kondisi tubuh secara keseluruhan, termasuk kondisi emosional tentu terganggu. Setelah semuanya tercukupi, ini akan menciptakan hidup yang lebih bahagia dan tenang,” katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus