Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pemerintah Indonesia menggenjot perburuan vaksin Covid-19, Duta Besar Indonesia untuk Cina dan Mongolia, Djauhari Oratmangun bertambah sibuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 9 Oktober 2020, dia mendampingi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan yang datang ke Cina bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir untuk bertemu Menteri Luar Negeri sekaligus anggota Dewan Negara Cina Wang Yin di Kota Tengchong, Provinsi Yunnan. "Pertemuan itu membahas kerja sama ekonomi dan vaksin," kata Djauhari, 63 tahun, saat dihubungi, Rabu, 21 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Delegasi Indonesia juga bertemu pimpinan Sinovac, Sinopharm, dan CanSino -produsen vaksin Covid-19. Ini adalah finalisasi dari pertemuan di Kota Sanya, Provinsi Hainan, yang dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir pada 20 Agustus 2020.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir (dua dari kanan) dan Direktur Riset dan Pengembangan Sinovac Biotech Ltd Gao Qiang (kanan) menunjukkan dua dokumen perjanjian pengadaan vaksin Covid-19 yang telah ditandatangani di Kota Sanya, Hainan, Cina, Kamis, 20 Agustus 2020. Kredit: ANTARA/Dokumen
Setelah Menteri Luhut Panjaditan kembali ke Tanah Air, Djauhari menindaklanjutinya dengan bertemu pengusaha dan calon investor Cina di Kunming, Xiamen, dan Shandong. Di Xiamen, misalnya, dia dijadwalkan berbicara di konferensi sarang burung walet se-Cina. "Saya baru masuk Beijing lagi awal November," ucapnya. Setelah itu, ia kembali menjalani road show diplomasi ke Chengdu dan Shanghai.
Saat pandemi pertama merebak di Cina, Januari 2020, Djauhari dan seluruh staf kedutaan harus bekerja dari rumah hingga 97 hari karena lockdown. Cina mulai dibuka bertahap untuk turis sejak liburan Hari Buruh, 1 Mei 2020. Djauhari baru bisa melawat keluar Beijing mulai awal Juni 2020. Kini, 14 dari 34 provinsi dan daerah setingkat provinsi di Cina telah dinyatakan bebas Covid-19.